Jumat, 27 Januari 2012

[FANFIC] My Boy Chapter 2


Cast : Jung Yoora, Kim Jaejoong, Jung Yunho, Park Yoochun, Kim Junsu, Shim Changmin, Jung Jihye, Jung Yonghwa, dll.
Genre : Romance (maybe-_-)

Hai, gue update kekeke. Btw, ada yang nunggu ga nih? Kalo ga ada gue tamatin aja chapter depan-_- Ehiya, judulnya belom tau apaan. Maaf ya banyak typo. Selamat membaca~

7:00 PM
Jaejoong POV
Aku bersiap untuk naik ke atas panggung. Memberku juga sudah siap. Setelah berdoa, kami pun naik ke atas panggung dan perform. Lagu pertama, Hug. Aku melirik sekilas ke arah sana. Tidak ada?
***
Sekarang sudah pertengahan acara dan kami sedang menghibur Cassiopeia dengan candaan kami. Bangku itu masih kosong. Pikiranku jadi kalut. Untung Yunho mengerti dan membantuku dengan tidak banyak mengajakku berinteraksi. Setelah itu kami perform O.Jung.Ban.Hap. Sebelum kembali tampil, kami istirahat 3 menit. Aku langsung berlari menuju ummaku yang sedang berjalan menuju ruang ganti TVXQ.
“Umma! Dia tidak datang?”, tanyaku pada ummaku yang kelihatannya juga kalut.
“Ne, Yoora menghilangkan tiketnya. Sekarang mereka ada di lobby.”
“Akan ku atur agar mereka bisa masuk.”
“Yasudah, umma percayakan padamu.”, ucap umma sambil menepuk bahuku.
“Hyung, Yoora dan keluarganya ada diluar. Mereka tidak bawa tiket. Tolong bilang pada security, suruh mereka masuk dan duduk di bangku VVIP. Mereka sudah harus ada disana sebelum penampilan kedua sebelum terakhir dimulai.”, bisikku pada manager hyung. Ia pun mengangguk.
Setelah itu kami perform Mirotic, Purple Line, Are You A Good Girl, Wrong Number, dan Tonight. Kami semua menuju backstage untuk bersiap-siap tampil solo. Kami berganti baju dan make up. Junsu akan tampil solo pertama dengan You’re So Beautiful. Setelah itu Yunho dengan Checkmate. Yang ketiga itu Changmin dengan Wild Soul. Lalu Yoochun dengan Vacancies For You. Dan yang terakhir aku. Aku berharap rencanaku sukses. Kim Jaejoong, Hwaiting!
To be honest from the
First time we met
Saying I like you
Was not easy for me to do

If I don’t approach you first
I was afraid of losing you

I wrote letters and prepare
Small gifts for you

Aku merogoh saku jasku dan mengambil kotak kecil berwarna hitam itu lalu memegangnya erat. Seketika Cassiopeia menjerit. Dapatku lihat dengan jelas, matanya berbinar. Aku berjalan ke arahnya yang duduk di tengah-tengah Cassiopeia.
If my love for you
Goes any deeper
It would only hurt me more
It’s true my mind is full of fear

Aku telah sampai dihadapannya. Ia bingung. Aku pun tersenyum sambil menggenggam tangannya. Ku sejajarkan tubuhku dengannya yang sedang duduk.
I pray with all my heart
The person that I’m hoping for
I believe that the person is you

I’m in love
I fall in love
There’s no way around it
I can’t hide my heart
You’re so beautiful

Aku membawanya naik ke atas panggung dan masih memegang tangannya yang gemetar seperti waktu itu.
I thought I never
Gonna fall in love
But I’m in love
Cause I wanna love you baby

Thruthfully from the first time
I met you
Somewhere inside my heart
You crashed like a strong wave

Ku hadapkan tubuhnya ke arahku. Aku menatap matanya, mengisyaratkan bahwa yang kukatakan ini tulus. Kubuka kotak hitam itu dan ku perlihatkan padanya.
                                                                                   You’re the only thing
I think about all day
I can be a good lover
Wanna be your four-leafed clover
I will make you feel like
The happiest woman in the world

You gotta believe me
Make you never gonna leave me
I won’t make you promises
I will just show it to you

I’m in love
With you baby

I fall in love
There’s no way around it

“Will you be my fiancée, Jung Yoora?”, ucapku sambil berlutut dihadapannya. Matanya membesar. Tak lama kemudian, ia mengangguk. Akupun tersenyum dan menyematkan cincin itu di jari manis tangan kirinya. Refleks, aku langsung memeluknya. Jeritan Cassiopeia menjadi backsound moment ini. Setelah itu aku membawanya ke backstage. Saat kami sampai di ruang ganti, kami melihat pemandangan yang sama. Keempat member lainnya sedang berdiri sambil menyilangkan tangannya di depan dada dan tersenyum seribu arti.
“JAE HYUNG KENAPA TIDAK BILAAAAAANG!!!??”, teriak keempat memberku. Membentuk harmonisasi yang menyakitkan telinga-_-
“Hyung jahat, masa mau lamaran di konser ga bilang-bilang.”, kata evil-maknae, Changmin.
“Iyaaa, hyung jahaaaat.”, kata Junsu sambil memukul pelan lenganku.
“Hey, ini semua ulah ummaku. Dia gamau ngasih tau kalian kekeke.”
“HUH, KIM AHJUMMA JAHAAAAAAT!!!”, teriak Changmin dan Junsu.
“YAAAAH, bisa ga kalian ga usah teriak? Malu tau ada kakak ipar.”, celetuk Yoochun.
“Nah, sekarang kita kenalan dulu sama kakak ipar. Annyeonghaseyo, Jung Yunho imnida.”
“Annyeonghaseyo, Shim Changmin imnida.”
“Annyeonghaseyo, Park Yoochun imnida.”
“Annyeonghaseyo, Kim Junsu imnida.”
“A-annyeonghaseyo, Jung Yoora imnida.”
“Hey, kalian masih harus perform! Ayo cepat naik ke atas panggung.”, teriak Manager Hyung. Oh iya, kami masih harus perform Kiss The Baby Sky, Proud, dan Song For You.
“Yoora-ya, aku tinggal dulu ya. Kamu nonton saja disini.”, ia hanya mengangguk. Kulihat wajahnya sedikit pucat. Mungkin masih kaget karena kejadian tadi. Setelah Fan Party selesai, kami berlima akan pulang ke dorm dan merayakan kesuksesan Fan Party tadi. Didalam ruang ganti, kulihat Yoora tertunduk lesu, mungkin lelah.
“Yoora-ya, kamu mau ikut ke dorm merayakan kesuksesan Fan Party tadi?”
“Mmm, aku tanya umma dulu.”, tak lama kemudian, keluargaku dan keluarga Yoora datang.
“Woaaah, kalian melakukan yang terbaik!”, ucap ummaku sambil memeluk satu per satu member TVXQ.
“Kim ahjumma, kenapa ga bilang kalau Jaejoong hyung akan tunangan?”, tanya Junsu.
“Hehe, kan surprise, Junsu-ya. Oh iya, kalian sudah kenalan belum sama Yoora?”
“Sudah, Kim ahjumma.”, jawab Yunho.
“Umma, aku pulang ke dorm ya. Mau merayakan kesuksesan Fan Party tadi.”, ucapku pada ummaku.
“Hem, yasudah. Kamu ajak Yoora aja.”
“Jung ahjussi, boleh Yoora ikut?”, izinku pada appanya Yoora.
“Boleh. Kalau terlalu malam, Yoora menginap di hotel saja.”
“Eh, jangan di hotel Jung ahjussi. Bahaya buat Yoora. Menginap di dorm juga gapapa. Ada yeodongsaeng saya di dorm. Yoora bisa tidur sama dia.”, kata Yunho. Aku juga tidak bisa menjamin keselamatannya selama ia tidak bersamaku.
“Baiklah, kami pulang dulu ya.”, ucap keluarga kami. Setelah itu kami naik mobil dan pergi ke dorm.
Yoora POV
10:00 PM
Kami sampai di dorm TVXQ. Dormnya sangat luas. Ada 4 kamar tidur, 4 kamar mandi, ruang makan, dapur, ruang keluarga, studio musik, ruang untuk latihan dance, ruang kerja, ruang untuk pakaian dan keperluan perform, gudang, sampai loteng pun ada. Memang mereka tidak tinggal di apartemen untuk menjaga keamanan mereka.
“Oppadeul! Chukkae! Fan Party kalian berhasil, kalian sangat kereeeeeen.”, pekik seorang yeoja sambil memeluk Yunho oppa. Aaaah, aku iri. Bagaimanapun Yunho oppa itu biasku-_-
“Aaah, gomawo, Jihye-ah.”, ucap Yunho oppa.
“Jihye-ah, kenalkan, ini Jung Yoora, tunanganku.”, Jaejoong oppa menunjukku. Aku membungkuk padanya dan ia pun membungkuk.
“Woaah, jadi ini yeoja yang bikin Cassie cemburu malam ini? Hahaha, ada bilang Yoora unnie itu beneran tunangan Jaejoong oppa, ada yang bilang cuma staff, ada yang bilang Cassie beruntung, ada yang bilang sodaranya Yunho oppa, pokoknya banyak deh.”
“Ckckck, kayaknya hyung harus bikin Konferensi Pers deh.”, ucap Changmin oppa. Aku menghela nafas. Ini akan sangat rumit. Membuat Cassiopeia menerimaku sebagai tunangan Jaejoong oppa.
“Sudahlah, kita pikirkan besok saja. Sebelum pesta, lebih baik kita mandi dulu.”, ucap Yoochun oppa sambil melenggang ke kamarnya.
Aku pun mandi dan segera menyiapkan makanan untuk pesta bersama Jihye. Kami berkumpul diruang keluarga. Kami berkaraoke untuk memeriahkan suasana. Oppadeul bernyanyi sambil menari, semetara aku dan Jihye hanya tertawa-tawa.
“Oppadeul, aku bosan! Kita main Truth or Dare saja.”, ucap Jihye. Kami semuapun duduk melingkar. Aku duduk diantara Jihye dan Yoochun oppa, Jaejoong oppa di depanku. Jihye pun memutar remote TV. Permainan berjalan seru. Junsu oppa yang mengaku tidak suka kalau fans menyebutnya duck butt, Yoochun oppa yang mengaku kalau ia kangen appanya, Yunho oppa yang memilih dare harus menari memakai high heels, dan Changmin oppa yang harus mengikuti salah satu iklan provider.
“AKU GAK PUNYA PULSAAAAAAAAAAAAA”, teriak Changmin oppa. Kami semua menutup telinga karena suaranya yang dahsyat bukan main itu. Jihye memutar remote TV itu dan mengarah pada Jaejoong oppa.
“Truth or Dare?”, tanya Jihye kepada Jaejoong oppa.
“Truth.”
“Nah, Jaejoong oppa, aku mau tanya. Jaejoong oppa sayang ga sama Yoora unnie?”, ucap Jihye. Jaejoong oppa terkejut. Ia terdiam cukup lama.
“Mmmm, aku gatau.”, ucapnya. Seketika dadaku sakit dan mataku panas. J-jadi, maksud Jaejoong oppa apa? Permainan tetap berlanjut, tapi aku sudah tidak minat bermain. Aku berpura-pura menguap dan meneteskan sedikit air mata.
“Oppadeul, Jihye-ah, aku tidur duluan ya. Annyeong.”, aku berjalan ke kamar sambil mengusap air mataku. Aku pun mengurung diri di kamar mandi. Aku menangis. Apa Jaejoong oppa hanya mempermainkanku?
Jaejoong POV
Jujur, aku kaget dan tidak tau mau menjawab apa ketika Jihye bertanya padaku apakah aku sayang pada Yoora. Mmm, aku bingung kenapa aku mau bertunangan dengannya, aku bingung kenapa aku bersemangat sekali ketika aku melamarnya, aku bingung kenapa aku senang sekali berada didekatnya, aaah aku tak tau!
“Mmmm, aku gatau.”, jawabku. Aku melirik kearahnya, ia sedikit menunduk jadi aku tidak melihat wajahnya. Permainan tetap berlanjut, aku masih memikirkan kata-kataku tadi dan juga perasaanku pada Yoora.
“Oppadeul, Jihye-ah, aku tidur duluan ya. Annyeong.”, ia berjalan ke kamar dan menutup pintu.
“Hyung, kau membuatnya sedih.”, ucap Yoochun pelan.
“Apa maksudmu?”, tanyaku keheranan. Memangnya aku salah apa?
“Dia sedih karena hyung gatau perasaan hyung padanya. Mungkin dia kira hyung ga sayang sama dia.”
“Darimana kamu tau kalau dia sedih?”
“Aku lihat gerak geriknya sejak tadi hyung. Dan tadi ia menangis.”
“Hah? Kapan?”, tanyaku. Aku bahkan tidak memperhatikannya.
“Saat ia berpura-pura menguap dan berjalan ke kamar. Kulihat bahunya bergetar hyung.”, jelas Yoochun. Pernyataannya tadi membuatku terdiam, merasa bersalah.
“Aku mau liat Yoora unnie dulu.”, ucap Jihye. Kami berlima pun membereskan ruang keluarga lalu pergi tidur. Bagaimana caranya agar Yoora tidak sedih lagi?
Yoora POV
11:38 PM
Aku keluar dari kamar mandi setelah memastikan wajahku sudah tidak merah dan mataku tidak bengkak. Kulihat Jihye sedang duduk dikasur.
“Unnie, gwaenchanha?”, tanyanya padaku. Aku mengangguk dan tersenyum tipis.
“Huh, Jaejoong oppa pabo! Kenapa dia bilang seperti itu? Unnie kan jadi sedih.”, dumelnya.
“Unnie ga sedih kok, Jihye-ah. Memang kita kan dijodohkan, jadi wajar kalau Jaejoong oppa terpaksa menerimaku. Dia tidak membenciku saja aku sudah bersyukur. Aku gamau berharap lebih, Jihye-ah. Itu lebih sakit.”
“Hmm, yasudah jangan bahas itu lagi, Unnie. Unnie aku tidur ya. Jaljayo~”, aku tidak bisa tidur. Aku melamun sampai jam 5:30 AM. Aku memutuskan untuk memasak sarapan lalu pulang kerumah. Aku pulang setelah menata meja dan menaruh memo. Aku sedang tidak ingin bertemu dengan Jaejoong oppa sekarang.
Jaejoong POV
Saturday, 27th of December 20XX 6:15 AM
“OPPADEUL!!!!!”, teriak Jihye yang mengusikku dari tidurku. Kami berlima berjalan menuju ruang makan dengan mata setengah tertutup.
“Ada apa, Jihye-ah? Sarapannya gosong?”, tanya Yunho yang sudah mulai bangun.
“Bukan, Oppa. Yoora unnie pergi!”, ucap Jihye.
“MWOOOOO?!?!?”, pekik kami berlima. Aku bergegas mencuci muka, mengambil kunci mobil dan mencari Yoora. Kemana anak itu, huh?
Aku menyusuri jalan yang dilalui bis. Aku yakin pasti dia naik bis untuk pulang. Di halte bis, kulihat sesosok wanita memakai jaket berwarna baby blue, celana jeans warna biru dan high heels warna biru tua. Dia sedang mengosok-gosokkan tangannya.
“Yoora-ya! Apa yang kau lakukan?”, tanyaku padanya. Aku menariknya masuk ke mobil.
“Kamu tau ga seberapa khawatirnya aku? Kamu pergi ga bilang-bilang kayak gitu. Aku takut kamu kenapa-napa.”, bentakku padanya. Sungguh, aku khawatir sekali.
“Mi-mianhae, oppa.”, jawabnya dengan suara yang sedikit bergetar. Ah, apa aku terlalu kasar?
“Hmm, gwaenchanha. Lain kali jangan seperti itu ya.”, ucapku lalu mengelus rambutnya. Kuputuskan untuk kembali ke dorm karena kami akan menbicarakan tentang Konferensi Pers itu. Setelah sampai, aku melihat Yoora tertidur. Padahal perjalanan dari halte bus ke dorm hanya 15 menit. Lagipula ini masih pagi, masa ia sudah mengantuk?
Kutidurkan kursinya agar ia bisa tidur lebih nyaman. Ini kedua kalinya aku melihatnya tidur. Tapi kali ini wajahnya sedikit berbeda. Matanya bengkak, kantung matanya membesar. Apa ia tidak tidur semalam? Apa ia menangis semalaman? Aaah, aku jadi merasa bersalah!
“Yoora-ya, mianhae. Aku belum yakin sepenuhnya akan perasaanku. Aku takut jika aku menjawab, aku akan menyakitimu. Mianhae… jeongmal mianhae…”, kami pun tertidur didalam mobil.
11:00 AM
“Cepat foto mereka sebelum mereka bangun! Ini akan jadi berita besar hahaha.”, ujar seseorang. Aku mendengar suara seseorang diluar sana. Ada apa? Aku mencoba membuka mata. Cekrek, Cekrek, Cekrek. Banyak cahaya kamera mengarah kearahku. Tunggu, kenapa ada orang? Aku melihat 3 yeoja memakai baju berwarna merah hitam dan memakai gelang Cassiopeia. Sial, itu stalker! Aku langsung menyalakan mobil, hendak pergi dari sana. Haish, masalah bertambah lagi!


TBC


gimana? lanjut? udahan? Comment yak wkwk. Sekian dan terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar