Hello readers~ Authorae (?) is back he -_-V Gue berharap ini 3 shots bener bener 3 shots deh-_- kalo nambah yah... Semoga cuma nambah satu part gitu-_- Anyway I'll try my best hehehehe. Most of all, ENJOY ^^
Cast: Hwang Raekyo dan lain lain~
[WARNING] Raekyo is -still- not me btw hehe~
Hwang Raekyo membuka mata kecilnya. Meski ia ingin untuk
tetap dalam posisi yang sama, dunia berkata lain. Meski hari ini hari Sabtu,
ibunya berkata lain. Dan meskipun hari ini libur musim panas, kakaknya berkata
lain. Pintu kamarnya digedor-gedor yang beradu dengan suara riuh dari
mulut-mulut yang berbicara. Dengan mencoba mengabaikan, Raekyo menarik
selimutnya dan memejamkan kembali matanya. Namun, semua itu sia-sia. Usahanya
sama saja seperti tidur di atas kasur paku. Mus-ta-hil.
“HWANG RAEKYO! AYO BANGUN! EOMMA HARUS SEGERA KE
SUPERMARKET! AYO CEPAT!” Seru Nyonya Hwang gentar.
“RAEKYO AH AYO BANGUN!!! KAU INGAT AKAN MENEMANIKU KE TOKO
BUKU SETELAH MENGANTAR EOMMA KAN? BANGUN HWANG RAEKYOOOO!” Byunghun menggedor
pintu kamar adiknya tidak sabaran.
“Eh…Ah….. ASTAGA! CUKUP!!!! AKU BANGUN SEKARANG!” Teriak
Raekyo kesal lalu membuka pintu kamarnya dengan malas, menunjukkan kepada Ibu
dan Kakaknya bahwa matanya sudah terbuka dan ia sudah sadar dari alam bawah
sadarnya.
“See? Aku udah bangun.” Raekyo menyandarkan tubuhnya di
ambang pintu dan diam, mencoba mengumpulkan sisa nyawa yang entah kemana.
“Mandi sana. Cepet ya, Eomma tunggu di luar.” Ujar Nyonya
Hwang lalu beranjak ke ruang TV.
“Noh, oh iya terus jangan lupa jam setengah 12 temenin gue
ke toko buku…..” Kata Byunghun terputus.
“Dan ke toko olahraga?” Raekyo melanjutkan ucapan kakaknya
setelah menguap hebat.
“Pinter lo! Ya udah, mandi sana. Biar pulangnya cepet, terus
ke toko bukunya juga cepet deh!” Ujar Byunghun riang disambut cibiran Raekyo.
“Berisik lo, nyet!” Maki Raekyo kesal, tangannya berusaha
menutup pintu kamarnya namun ditahan oleh sang kakak.
“Monyet monyet gini, gue kakak lo juga kan?” Kata Byunghun,
membuat Raekyo mendorong keras pintu kamar dan membantingnya. Dibalik pintu, ia
hanya meringis kesal. Sementara, kakaknya berlalu sambil terbahak.
***
“Kamu suka yang mana?”
Nyonya Hwang menunjukkan dua botol sabun kepada Raekyo.
Raekyo menunjuknya dengan malas, lalu masih dengan dagu yang bertopang pada
tangan yang diletakkan di atas dorongan troli, ia mendorong troli yang sudah
setengah terisi itu dengan malas-malasan.
“Eomma… Kenapa sih harus mengajakku kesini? Kan Eomma bisa
sendiri…” Tanya Raekyo merajuk.
“Kamu itu cewek, nanti kalau kamu hidup mandiri, harus bisa
memilih barang-barang yang kamu butuhkan dengan baik. Jangan jeruk busuk kamu
ambil, susu basi kamu ambil, ikan yang udah gak segarpun jangan kamu ambil.
Kamu harus jeli, karena itu kamu Eomma ajak kesini.” Jelas Nyonya Hwang membuat
Raekyo melongo dengan tatapan Mom-please-alasan-itu-bener-bener-gak-masuk-akal.
“Ya tapi kan gak harus sekaraaaaaang….”
“Hwang Raekyo. Umur kamu ini berapa? 18 kan? Tahun ini kamu
kuliah, dan otomatis sebentar lagi kamu bakal hidup mandiri. Jadi, kamu harus
bisa ngurus diri kamu sendiri dengan benar.” Tegas Nyonya Hwang membuat bibir
Raekyo mengerucut.
“Raekyo, tolong ambil Fizzle buat kakakmu di rak sana.”
Nyonya Hwang menunjuk rak yang dimaksud. Dengan berusaha semangat, Raekyo
mengangguk dan berjalan menuju rak yang dimaksud.
“Sial!” Umpat Raekyo setelah melihat tempat makanan ringan
kesukaan Byunghun itu ada di rak keenam dari bawah. Dengan malas, ia
menjinjitkan kakinya lalu meraih dua bungkus Fizzle. Sayangnya, kemasan makanan
yang berbentuk balok itu jatuh.
“Maumu apa sih, Fizzle sialan?” Raekyo jongkok untuk
mengambil 4 bungkus Fizzle yang jatuh. Dan, ketika ia mengambil Fizzle keempat,
sepasang sepatu menghampirinya. Raekyo tak ingin mengingatnya, walaupun ia
ingat. Sepatu itu. Sepatu itu pernah berada di tangannya. Dengan mata nanar,
wajahnya mendongak ke atas. Memastikan pemilik sepatu itu.
***
“Tighten your seatbelt. We’re about to arrive in Incheon
International Airport, South Korea.”
Pengumuman dari awak pesawat itu membuat Lee Hoya yang
terlelap menegakkan sandaran kursinya dan mengenakan kembali sabuk pengamannya.
Ia menyapu pandangannya keluar jendela dan tersenyum penuh arti. Dihembuskannya
napas dan membatin, I’m breathing
Korean’s oxygen again!
Setelah pesawat mendarat dengan sukses, Hoya mengambil semua
barang-barangnya dari kabin pesawat dan berjalan menuju pintu pesawat. Wajahnya
berseri-seri ketika akhirnya menginjakkan kaki di tanah kelahirannya. Namun
selain itu, ia kembali teringat dengan tekadnya kemarin di JFK Airport. Dengan
penuh semangat, ia menyusuri lantai-lantai bandara Incheon. Mencoba menemukan
sepotong puzzle yang telah lenyap dari hidupnya.
***
“Semuanya 700 won.”
Hoya meraih satu lembar uang dengan tulisan nominal 1000
lalu menyerahkannya kepada kasir itu.
“Kembaliannya 300 won. Kamsahamnida.” Kata petugas kasir
setelah menyerahkan 3 buah uang 100 won pada Hoya. Hoya menganggukan kepalanya
lalu mengambil minuman kaleng yang ia beli.
Hoya melangkahkan kakinya keluar dari minimarket sambil
meneguk minuman kaleng itu. Matanya menangkap bangunan besar di hadapannya.
“Syupeomaket.” Hoya membaca tulisan hangul di papan besar
itu terbata-bata. Namun ia mengerti apa maksudnya. Tiba-tiba, ia teringat
sesuatu. Ia belum menelan makanan apapun sejak tiba di Korea. Perutnya terasa
menggebu-gebu. Hoya mengedikkan bahunya lalu berjalan masuk menuju bangunan
besar itu.
***
SNACKS
Mata Hoya tertarik pada papan dengan tulisan itu. Tanpa
menunggu, ia melangkahkan kakinya menuju rak dengan tulisan itu di atasnya.
Dahinya mengernyit begitu menemukan bungkus makanan dengan tulisan hangul yang
sudah ia lupa beberapa hurufnya. Hoya berusaha keras membacanya, tapi nihil.
Mata Hoya tertarik pada tulisan dibelakang kemasan makanan
ringan yang sedang ia baca. FIZZLE. Oh, dulu saat ia masih SMP ia sangat
menyukai makanan itu. Ia mencoba meraihnya, tapi gagal karena rak itu dibatasi
oleh kaca. Hoya pun berjalan menuju rak dibalik rak tempat ia berdiri tadi.
Matanya tertuju pada lantai supermarket yang dijatuhi dua bungkus makanan kesukaannya
itu. Dengan heran, ia menyusuri arah kotak FIZZLE itu.
Dan betapa terkejutnya dia. Punggung itu, tangan itu, kaki
itu. Ia mengenali semuanya. Meskipun rambut sebahu itu kini telah menutupi ¾
punggung itu, Hoya tetap mengenalinya. Perlahan, ia mendekati sosok itu. Sosok
yang telah mewarnai hidupnya 3 tahun sebelum ia pindah ke Amerika.
Dengan wajah yang masih menunduk, ia berjalan pelan. Sampai
akhirnya, wajah itu melihat ke arahnya. Dan pada saat itu, kedua mata yang
sempat terpisahkan jarak itu, kembalibertemu.
“Sejak kau sering berteriak
dikupingku” Raewon menjawab singkat. Dan membalikan tubuhnya kembali untuk
mengintip ke arah jendela.
“Ck.. sudahlah. Ya! Apa kau
sudah melihat anak baru itu?” Youngmi berdiri disamping Raewon dan ikut
mengintip ke jendela.
“Belum. Daritadi aku malah
melihat anak tengil Shim.. Shim.. siapa itu? Shim...” Raewon mengerutkan
keningnya.
“Shim...Chang... siapa ya?”
“Changkul”
“Hahaha.. segitu bencinya kah
kau sama dia? Ha?” Youngmi menempeleng kepala Raewon.
“Aish.. appo..” Raewon
mengelus kepalanya. “Tidak juga sih. Dia kan ganteng” Raewon mengangkat tangan
kanannya dan membentuk huruf ‘V’ dengan jarinya.
“Cih.. kau munafik. Bilangnya
dia menyebalkan tapi sekarang kau bilang dia ganteng” Youngmi mendorong kasar
tangan Raewon.
“Kau senang sekali sih
menyiksaku” Raewon mengelus tangannya.
“Kekeke~ mian..” Youngmi
merangkul pundak Raewon. “Ahh.. sepertinya Cho Kyuhyun anak baru itu tidak
masuk hari ini” Youngmi menarik tangan Raewon menjauh dari kelas.
“Ya! Mau kemana? Jangan
tarik-tarik” Raewon berusaha menarik tangannya, namun karena Youngmi lebih
‘Manly’ darinya maka Youngmi lebih kuat.
“Ikut saja....” Youngmi masih
menarik kasar tangan Raewon. Dan Raewon hanya mengikuti dengan wajah ditekuk.
Setelah Raewon melalui beberapa kali tabrakan dengan murid-murid Seoul High
School lainnya karena Youngmi menarik tangannya cepat akhirnya Youngmi
melepaskan tangannya.
“Kau cari tempat duduk aku
mau ambil makan” Youngmi tersenyum lebar dan Raewon menatap Youngmi sengit.
“CIH! Jadi kau menarikku
hanya untuk ke kantin?” Raewon membalikkan tubuhnya dan menendang kursi
dihadapannya dan menjauhi Youngmi.
“Aish..dasar sahabat tak
punya perasaan. Menarik-narik seenaknya. Jelek” Raewon menggumam pelan dan
menarik kursi dihadapannya untuk duduk.
BRAK!
Raewon menatap bingung namja
yang tiba-tiba menarik kursi dihadapannya dan duduk dengan tenang. “YA!
APA-APAAN KAU DUDUK SEENAKNYA? KAU SUDAH MINTA IZIN PADAKU?” Raewon berdiri
dari bangkunya dan mendorong bahu namja dihadapannya.
“Tak ada salahnya kan duduk
dengan teman sendiri?” Changmin menahan tubuhnya agar tidak menjauh karena
dorongan tangan Raewon.
“Teman? Sejak kapan kita
berteman? Bukannya kita baru bertemu kemarin dan kau memasukkan cicak kedalam
tas ku? Apa itu teman?” Raewon mengehentikan dorongan tangannya ke bahu
Changmin.
“Tapi aku sudah minta maaf
kan? Dan kau sudah memaafkannya” Changmin menjawab santai. Mendengar ucapan
Changmin, Raewon mengerutkan keningnya dan berpikir.
“Tapi bukan berarti kita
berteman” Raewon duduk ditempatnya semula dan melipat kedua tangannya didepan
dada.
“Raewon-ah! Ayo makan! Ah..
Changmin-sshi?” Youngmi membawa nampan dengan banyak makanan diatasnya.
“Annyeong, Youngmi-sshi..
Boleh kan aku duduk disini bersama kalian?” Changmin melambaikan tangannya ke
arah Youngmi. Youngmi hanya menatap Changmin dan Raewon bergantian dengan
tatapan bingung.
“Ahh.. n-ne.. tidak apa-apa
kok” Youngmi tersenyum dan duduk disebelah Raewon yang daritadi tidak
menatapnya. Youngmi membagi makanan diatas nampan untuknya dan untuk Raewon
dengan jumlah yang sama.
“Gomawo.. Youngieee” Raewon
akhirnya mau menatap Youngmi karena banyak makanan dihadapannya yang dibawakan
oleh Youngmi.
“Ne.. Cheonmaneyo” Youngmi
mengambil burger dihadapanya begitu juga dengan Raewon.
TAP!
Dengan gerakan tiba-tiba
Changmin mengambil kotak susu dihadapan Raewon dan meminumnya.
“YA! KAU APA-APAAN? ITU MINUMANKU
JELEK!” Raewon melebarkan matanya dan mengambil kotak susu yang sudah menempel
dibibir Changmin. “AWAS KAU!” Raewon pergi dari meja tadi dengan kaki yang
menghentak-hentak.
“Hahahahahahaha...” Youngmi
memengangi perutnya yang terasa sakit karena tertawa terlalu keras dan matanya
berair.
“Youngmi-sshi..
Youngmi-sshi.. gwenchana?” Changmin melambai-lambaikan tangannya didepan mata
Youngmi.
“Ahh.. ne.. gwenchana..
hahahaha” Youngmi mengambil kotak susunya dan meminumnya hingga habis
setengahnya.
“Waeyo? Kenapa kau tertawa
seperti itu?” Changmin menatap Youngmi bingung.
“Kau kenapa senang sekali
mengganggu Raewon sih? Hahaha” Youngmi masih sedikit tertawa.
“Ohhh... itu.. habis dia
terlihat lucu kalau sedang marah hehehe”
“hmmm.. yah.. itu sih sok
menyeramkan kekeke” Changmin berbicara dengan nada mengejek.
“hahaha.. oh ya..
Changmin-sshi, kau tau Cho Kyuhyun kan?” Youngmi melipat tangannya dimeja dan
menatap Changmin serius.
“Ahh.. dia. Tau kok. Dia itu
sahabatku” Changmin tersenyum.
“Eh? Benarkah?” Changmin
menganggukan kepalanya. “Dia itu anak baru disinikan? Lalu kenapa ia tidak
masuk hari ini?”
“Kemarin saat aku kerumahnya
dia sedang sakit demam. Mungkin karena itu hari ini dia tidak masuk.” Changmin
menjawab dengan santai.
“Jadi.. dia sakit?” Youngmi
menatap Changmin untuk memastikan.
“Ne.. ada apa?”
“Ahh.. tidak apa-apa kok.
Gomawo info nya” Youngmi menundukan kepala sekilas.
“Ne..cheonmaneyo”
“Changmin-sshi.. aku permisi
dulu ya” Youngmi berdiri dari bangkunya.
“Ne.. salam untuk Raewon ya”
Changmin tersenyum evil ke arah Youngmi.
“hahaha.. ne” Youngmi
akhirnya benar-benar meninggalkan kantin. Sepanjang perjalanan menuju kelas
Youngmi memikirkan tentang keadaan Kyuhyun. Ia merasa sangat bersalah sempat
merencanakan sesuatu untuk menjahili Kyuhyun dengan Raewon sementara Kyuhyun
sedang sakit. Sampai dikelas nanti ia akan memberi tahu Raewon untuk
membatalkan rencana mereka.
“Enak ya berduaan dengan
namja sementara sahabat mu kau lupakan” Raewon menyeletuk kencang saat Youngmi
baru duduk disampingnya.
“Ya! Bukankah kau yang
meninggalkan ku dengan Changmin tadi?” Raewon tidak menjawab. “Raewon-ah..
lebih baik kita batalkan rencana kita menjahili anak baru itu. Dia sedang
sakit” Youngmi menepuk bahu Raewon.
“Mwo? Sejak kapan kau berhati
malaikat seperti itu? Ya! Ya! Jangan bilang... kau suka Kyuhyun?” Raewon
menatap Youngmi serius.
“Hmm... bukan begitu tapi dia
sedang sakit” Youngmi meyakinkan Raewon.
“Kau pasti suka padanya. Kau
ingat kan saat kau mencorat-coret buku matematika ku sehingga aku di hukum Kim
seongsaenim? Saat itu aku kan baru sembuh dari sakit.” Raewon mengerucutkan
bibirnya.
“Terserah kau sajalah..”
Youngmi melemparkan kertas ke kepala Raewon.
***
‘Aaaahhhh.. tidak asik sekali menjahili orang tanpa
bantuan Youngieee. Jadi begini ya kalau orang sedang jatuh cinta pasti sahabat
dilupakan’ Raewon berbicara sendiri
dalam hatinya. Tangannya dengan sigap mengambil spidol dari dalam sakunya. Saat
ini kelas XI-C sedang jam olahraga jadi kelasnya kosong sementara kelasnya
sendiri XI-A sedang jam kosong jadi Raewon bisa melancarkan aksinya dengan
senang hati.
Raewon mengambil Ipodnya dan
memutar lagu-lagu kesukaannya. Dengan santai ia menggambar-gambar anime
kesukaanya dan menuliskan kata-kata kasar. Dengan senyum penuh kemenangan
Raewon mengelus-elus hasil karyanya dan memasukan kembali buku tersebut ke
kolong meja Kyuhyun. Dan dengan santai ia berjalan keluar.
***
“Anak-anak kumpulkan PR
kalian!” Shin seongsaenim memerintahkan dengan suara lantang. Raewon seketika
hampir terlonjak dari kursinya.
“Youngmi-ah! Memang ada PR
apa?” Raewon berbisik pada Youngmi teman sebangkunya.
“Ada.. Kau tidak ingat?”
Raewon menggelengkan kepalanya. “Aku harap kau selamat” Youngmi menepuk bahu
Raewon untuk menguatkan hati Raewon.
“Aiisssshh.. aku harus
bagaimana?” Raewon menggumam frustasi.
“EHEM! Apa nya yang
bagaimana?” Raewon memutar kepalaya ke kanan dengan gerakan slow motion.
“KELUAR SEKARANG JUGA DAN
BERSIHKAN SELURUH KORIDOR GEDUNG SHS!” Shin seongsaenim menunjukkan pintu untuk
keluar dari kelas XI-A. Dan Raewon menuruti perintah Shin Seongsaenim dengan
segera sebelum Shin seongsaenim mengamuk.
“Keluarkan buku kalian! Kita
cek kelengkapan” Amir seongsaenim Lee Seongsaenim memerintahkan
anak-anak XI-C. Dan semua anak menuruti perintah Lee seongsaenim. Seperti hari
biasa pelajaran Fisika, Lee seongsaenim memulai pelajaran dengan berkeliling
mengecek seluruh keperluan pelajaran Fisika.
BRAK!
“CHO KYUHYUN! APA INI?” Lee
songsaenim melemparkan bukunya kemeja Kyuhyun.
“Ehhh.. itu bukan saya yang
menggambar itu seongsaenim” Kyuhyun menggaruk belakang kepalanya yang tidak
gatal. Ia bingung dengan apa yang dilihatnya di bukunya saat ini.
“KELUAR SEKARANG JUGA DAN
BERSIHKAN SELURUH KORIDOR GEDUNG SHS!” Lee seongsaenim menunjukkan pintu untuk
keluar dari kelas XI-C. Dan Kyuhyun menuruti perintah Lee Seongsaenim dengan
segera sebelum Lee seongsaenim mengamuk.
Raewon menyapu gedung koridor
SHS dengan gerakan mundur. Sejak keluar dari kelas tadi Raewon tidak berhenti
mengeluarkan umpatan yang tentunya dengan gumaman.
BRAK!
“Aiiisshhasdfghjkl@#$%^&*()_+”
Raewon mendumel panjang lebar ketika ia terjungkal kedepan karena seseorang
menabraknya. Ia membalikan badannya dan matanya melebar begitu melihat namja
tinggi yang memegang sapu seperti dirinya. Namja itu mengulurkan tangannya.
“Cho..Kyuhyun?” Raewon
menerima uluran tangan Kyuhyun.
“Ne.. Kau Raewon kan? Yeoja
yang bertengkar dengan Changmin karena seekor cicak?” Kyuhyun menatap Raewon
serius.
“Ne... hehehe” Raewon
menunduk malu.
“Ahh.. kau dihukum juga?”
Kyuhyun mencairkan suasana yang agak kaku. Raewon menganggukkan kepalanya “Ne,
aku dihukum Shin Seongsaenim karena tidak mengerjakan PR. Kau?”
“Aku dihukum Lee seongsaenim
karena ada yang mencorat-coret buku ku dengan gambar anime nya yang jelek.
Suatu saat kalau aku tau siapa yang menggambar akan ku habisi dia dan setelah
nya aku ajarkan menggambar anime yang bagus” Kyuhyun mengetuk-ngetukkan sapunya
ke lantai. Raewon menahan tawa nya mati-matian dan agak merinding mendengar apa
yang diucapkan Kyuhyun barusan.
“W-wah.. p-pasti orang iseng
yang menggambar” Raewon sedikit gugup.
“Iya. Tapi tak apalah kita
berarti mengerjakan berdua dan membolos pelajaran” Kyuhyun mengacungkan sapunya
tinggi-tinggi.
“Ne..” Raewon menganggukkan
kepalanya. Mereka berdua kembali meneruskan pekerjaannya. Raewon dan Kyuhyun
menjalankan hukuman bersama-sama sambil berbincang-bincang.
“Raewon-sshi.. Kau temannya
Han Youngmi kan?” Kyuhyun membersihkan pojok koridor.
“Ne.. kenapa?” Raewon berdiri
disamping Kyuhyun dan membersihkan tempat yang sama dengan Kyuhyun. Raewon
tertawa evil dalam hati karena dengan cara seperti ini hanya Kyuhyun yang
membersihkan lantai sementara Raewon hanya mengikuti kemana arah jalan Kyuhyun.
“Hmmm... dia cantik ya”
Kyuhyun tersenyum lebar.
“Ne... memang cantik, tapi
kadang-kadang dia lebih manly dari namja loh” Raewon tetap mengikuti arah jalan
Kyuhyun sambil pura-pura menyapu.
“Mwo? Begitu kah?” Kyuhyun
menghentikan kegiatannya dan menatap Raewon.
“Santai saja..” Raewon merasa
tak enak ditatap seperti itu segera memalingkan wajah Kyuhyun dengan tangannya.
“Iya dia memang seperti itu. Kau suka padanya ya?”
“Hmmm.. begitulah” Kyuhyun
menatap langit-langit koridor. Raewon hanya menatap bingung tingkah aneh
Kyuhyun dan otak jahil nya bekerja lagi, ia mengangangkat ujung sapu yang
berupa serabut-serabut ke wajah Kyuhyun.
“Ya! Kau jorok sekaliii!”
Kyuhyun mengejar Raewon yang sudah agak menjauh. Kyuhyun baru menyadari semua
anak di dalam kelas menatap mereka berdua. Ia meraih tangan Raewon dan membekap
mulutnya.
“Kau.. diam! Semua orang
melihat kita” Kyuhyun berbisik ditelinga Raewon dan Raewon mengangguk nurut.
***
“Han Youngmi!” Raewon menarik
tangan Youngmi tiba-tiba.
“Wae?” Youngmi melepaskan
sebelah earphone nya merasa terganggu dengan panggilan Raewon.
“Lihat anak kecil itu!”
Raewon menunjuk anak kecil yang sedang berdiri didepan toko baju. “Lucu ya..”
Raewon tersenyum evil.
“Memang lucu” Youngmi
menjawab singkat dan memasangkan kembali earphone-nya.
“YA! Bukan itu maksudku”
Raewon menarik kedua earphone ditelinga Youngmi. “Terus? Pasti otak setan mu
itu bekerja lagi ya? Aku tak mau ikut. Aku ingin tobat” Youngmi berusaha
memasang earphone-nya namun, Raewon tetap menahannya.
“Yah.. kau tak seru! Baik aku
kerjakan sendiri” Raewon mendorong tubuh Youngmi lumayan keras.
Raewon berjalan santai kearah
anak kecil itu. Kedua tangannya memegang tali tas ranselnya. Begitu anak kecil
itu hanya beberapa senti darinya ia menyentuhkan kakinya ke anak kecil itu
dengan sengaja dan pura-pura terjatuh.
“Awww... appo.. UMMAAA!”
Raewon meluruskan kakinya dan menggerak-gerakkannya. Ia pura-pura menangis
dengan memejamkan mata nya.
“Noona..noona..EHEM!” Raewon
masih memejamkan matanya, ia merasa puas karena anak tadi mulai
memperhatikannya. Namun, matanya otomastis terbuka saat mendengar kata ‘EHEM’ dengan
suara berat yang pasti bukan dari bibir anak kecil tadi.
“K-kau... Shim Changmin?” Raewon
merasakan jantung nya berdegup kencang. Ia menatap Changmin yang sedang
menggendong anak kecil tadi.
“Jangan coba-coba menjahili
adikku” Changmin mengacak rambut Raewon dan tersenyum penuh arti.
“D-dia adikmu?” Raewon
menunjukkan jarinya kearah anak kecil itu.
“Ne..” Changmin tersenyum
senang karena saat ini Raewon berhasil dibuat gugup olehnya.
“Chang... eh? Raewon-ah?”
Kyuhyun tiba-tiba keluar dari toko makanan disamping toko baju dan tersenyum
senang melihat ada Raewon disana.
“Kyuhyun-ah!” Raewon tak
kalah senang karena ia diselamatkan dari Changmin oleh Kyuhyun. “HAN YOUNGMI!
SINI!” Raewon meneriakkan nama yeoja yang sedang berdiri menyaksikan semua yang
terjadi barusan. Youngmi menghampiri ke 3 temannya.
“Waeyo?” Youngmi menatap
Raewon. Mata Raewon mengisyaratkan sesuatu kepada Youngmi: ada-kyuhyun-disini.
Dan Youngmi hanya membalas dengan tatapan tidak nyaman.
Mereka berlima berjalan
pulang bersama karena kebetulan arah rumah mereka searah. Dan kadang-kadang
Youngmi dan Kyuhyun terkekeh melihat pertengkaran Changmin dan Raewon.
***
Valentine Day...
Raewon berjalan malas-malasan
ke kelasnya. Karena ia tau kalau hari ini Youngmi tidak masuk karena sakit.
Raewon meletakkan tasnya dan
melirik kemeja kosong Youngmi disampingnya. Ia melebarkan matanya dan mengambil
benda di meja Youngmi. Ia agak ragu-ragu untuk membuka amplop yang ada di atas
coklat. Namun, rasa penasarannya mengalahkan rasa ragu-ragunya sehingga ia membuka kertas itu.
From: Your Hyunnie
To: My Youngie
Annyeong chagi..
Happy Valentine! Mian, aku hanya memberimu coklat ini.
Namun, tenang saja.. nanti malam aku kerumah mu kok. Atau kau mau jalan-jalan
denganku? Terserah kamu saja~
Sekali lagi Happy Valentine!
Saranghaeeee :*
Cho Kyuhyun
Raewon membatu dan
menjatuhkan kertas itu dengan dramatis. Ia segera mengambil kembali amlpop tadi
dan berlari ke XI-C.
“CHO KYUHYUN! APA MAKSUDMU?”
Raewon mengacungkan amplop ditangannya ke wajah Kyuhyun yang sedang duduk
disamping Changmin.
“Ne.. jadi sebenarnya aku dan
Youngmi sudah jadian 3 hari lalu” Kyuhyun menyunggingkan senyuman.
“MWO? Kenapa tidak
bilang-bilang? Chukkae~~~~” Raewon memeluk Changmin. Tunggu! Kenapa Changmin?
Ternyata Raewon salah orang. Ia melepaskan pelukannya pada Changmin yang
kebingungan dan memeluk Kyuhyun.
“Hahahaha... saking kagetnya
sampai salah orang” Kyuhyun balas memeluk Raewon.
“Hehehe.. apa kau tidak tau
Youngmi sakit?” Raewon melepaskan pelukannya.
“Aku tau kok. Tapi aku baru
tau setelah tadi pagi menaruh coklat ini di tempat Youngmi. Nanti kita
kerumahnya ya. Changmin kau juga ikut” Kyuhyun menyenggol bahu Changmin dengan
bahunya.
“Ne..” Changmin hanya
tersenyum. Raewon menatap Changmin bingung. Sepertinya dia aneh hari ini.
***
Raewon, Changmin dan Kyuhyun
berdiri didepan gerbang rumah Youngmi. Sampai akhirnya Youngmi keluar dari
rumahnya menggunakan piyama bergambar sapi.
“Youngmiiiii~” Raewon memeluk
tubuh Youngmi setelah Youngmi hadir dihadapannya. “Kau jahat! Jadian sama Kyu
tidak bilang-bilang” Raewon mengerucutkan bibirnya.
“Kekeke~ mianhae.. aku dan
Hyunnie hanya ingin kau tau sendiri” Youngmi menatap Kyuhyum malu-malu.
“EHEM! Changmin-sshi! Tadi kau
bilang ingin mengatakan sesuatu pada Raewon. Katakan sekarang!” Kyuhyun mendorong
punggung Changmin yang menatapnya dengan tatapan: apaan-sih? Dan terjadi aksi
saling dorong Changkyu yang dimenangkan oleh Kyuhyun.
“A-pa kau b-bilang? Aku tak
dengar. Kau kalau bicara santai saja” Raewon menepuk bahu Changmin. Mendengar kalimat
dari bibir Raewon ingin rasanya Changmin, Kyuhyun dan Youngmin membakar Raewon
hidup-hidup saat ini.
‘Ngelebar-lebarin mata kirain ngerti. Taunya bingung. Dasar telmi’
Changmin berbicara dalam hatinya dan menarik napas dalam-dalam.
“Raewon-ah.. aku suka padamu.
Maukah kau jadi yeoja chinguku?” Changmin lebih berani sekarang. Ia berbicara
pelan-pelan.
“MWO?” Raewon melebarkan
matanya.
“Udah ngelebarin mata berarti
harus ngerti” Kyuhyun menyeletuk dengan enaknya dan mendapat cubitan gratis
dipinggangnya dari Youngmi.
“Aku ngerti kok. Hmm.. aku
mau kok” Raewon menunduk malu.
“KYAAAAA! CHUKKAE~~” Youngmi
dan Kyuhyun berbicara hampir bersamaan.
“Gomawo Raewon-ah” Changmin
menarik Raewon dalam pelukannya.
“Cheonmaneyo” Raewon membalas
pelukan Changmin.
“Ah... iya chagi.. kau sakit
apa sih?” Kyuhyun mengelus rambut Youngmi.
Mohon perhatiannya sebentar ya semua. Gw mau ngasih tau sesuatu.
Berhubung keliatannya kita gak bakalan bisa latihan buat gladi kotor hari senin karena semuanya punya acara masing-masing, jadi gw mohon dengan sangat pada latihan sendiri-sendiri yah. Pokoknya, hari Senin itu harus udah pada hafal bagiannya masing-masing sama bagian pas nyanyi bareng-barengnya.
Maaf banget gw jadi bikin keputusan sepihak gini, tapi gw gak bermaksud maksa atau gimana kok. ini buat kebaikan kita bersama, gw harap kalian bisa ngerti yah.. Gw terpaksa ngomong gini karena, Masalahnya ini buat nilai ujian praktek, berartikan pensi ini gak main-main kawan.. dan gw yakin kalian semua udah tahu kalo gak lulus gladi kotor tanggal 2 itu, berarti kita gak boleh ikut pensi dan itu artinya kita gak ikut ujian praktek seni musik. gimana caranya kita lulus tanpa ujian praktek coba? gabisa kan pasti? Nah, jadi gw berharap kalian bisa mengerti tentang pengumuman ini. dan sekali lagi gw minta maaaaaf banget kalo ada yang gak suka atau tersinggung sama pengumuman ini.
Buat yang masih gatau lyricnya, silahkan liat di blog ini, udah gw post kemaren. dan buat yang nyari Instrumentalnya, ini link nya http://www.mediafire.com/?neyldhjq4rySilahkan download sendiri yah..
*NOTE: Kalo nanti ternyata kita bisa latian, gw informasiin lagi.*
Cast: Jung Raewon, Shim
Changmin, Lee Hongki, Park Cheondung, Park Sandara & other cast
Genre: Romance? Fail comedy
Note:
Sure name changed!
Chap 7
TOK!TOK!
*Ini di Amerika tapi rumah Changmin ceritanya masih primitif jadi gada bell
wkwk*
“Umma!” Changmin memeluk umma Shim erat begitu pintu
terbuka.
“Hmph..Chang...hmphh..minhh” Umma Shim sedikit
terkejut dengan tindakkan tiba-tiba anaknya dan membuatnya sulit untuk
berbicara.
“Umma.. aku kangen sekaliiii” Changmin menciumi pipi
ummanya seperti anak kecil. Sementara keluarga Jung di belakang Changmin hanya
menatap Changmin dan umma Shim dengan tatapan bingung.
“Shhh.. Chagi.. Sudah. Biarkan keluarga Jung masuk
dulu” Umma Shim menarik wajahnya menjauh dari bibir anaknya.
“Ahh..iya..” Changmin menggaruk kepalanya yang tidak
gatal dengan canggung.
“Shim Jeonghee-sshi sudah lama sekali tidak bertemu
denganmu” Umma Jung memeluk sahabat lamanya yang sudah lama sekali tidak di
temuinya.
“Ahhh.. iya Jung Hyerim-sshi aku rindu sekali padamu”
Umma Shim membalas pelukan umma Jung sama eratnya.
“Ohiya.. ini suamiku Jung Ingook dan ini Jung Dara,
Jung Cheondung dan Jung Raewon anak-anakku” Umma Jung menunjukkan satu persatu
anggota keluarga Jung.
“Aku masih ingat kok dengan suami mu Jung Ingook..
kalau anak-anakmu terakhir aku lihat Dara masih balita danCheondung masih bayi dan sekarang sudah besar
ya.. aigoo wajahnya tidak berubah ya. Kalau Raewon aku belum pernah bertemu..
ahh wajah Raewon mirip sekali dengan Cheondung” Umma Shim memperhatikan
satu-persatu anggota keluarga Jung. Dan saat mendengar kalimat terakhir umma
Shim, Raewon melebarkan matanya dan menunjukkan wajah ingin protesnya. Untung
saja tidak ada yang menyadari.
“Terakhir aku melihat Changmin dulu juga dia masih
bayi kan? Dan saat kemarin ia baru datang aku sedikit tidak percaya karena dia
sangat tampan sekarang hahaha.. ohiya dimana suami mu dan noona nya Changmin?”
Changmin tersenyum lebar mendengar pujian dari mulut umma Jung.
“Oooh iya appanya Changmin masih di kantor nya kalau
noona nya Changmin sedang pergi bersama teman-temannya mungkin akan kembali
nanti malam. Ayo kalian masuk dulu..” Umma Shim mempersilakan keluarga Jung
masuk dan selanjutnya mereka berbincang-bincang hingga 1 jam penuh.
***
“Ya! Cheondung oppa! Kau tak boleh menjahiliku ya!
Hiks.. umma jahat menyuruhku sekamar dengan mu...” Raewon melemparkan Choikang
kearah Cheondung dari pelukannya dan menutup wajah dengan kedua tangannya
berpura-pura menangis.
“Kekeke~ asik sekali sekamar dengan mu Doraewon sayaaang”
Cheondung mulai mengganggu adiknya dengan memeluk Raewon.
“Yaiks.. menjijikaaaan” Raewon mendorong bahu
Cheondung untuk menjauh dari tubuhnya.
TOK!TOK!TOK!
Ketika terdengar suara ketukan dari arah pintu
Cheondung dan Raewon menoleh ke arah pintu. “Ne.. silahkan masuk” Cheondung
setengah berteriak.
“Ehm... permisi. Cheondung-sshi boleh aku berbicara
dengan Raewon sebentar?” Changmin melongokan kepalanya.
“Ah.. ne. Silahkan. Lama pun tidak apa-apa” Cheondung
menatap Raewon dengan tatapan mengejek. Dan Raewon hanya membalas dengan
tatapan sengit.
“Tak usah menunggu. Aku keluar sekarang kok..” Raewon
tersenyum kearah Changmin. Dan berjalan namun setengah berlari untuk
menghampiri Changmin. Dan keduanya berjalan menuju ruang keluarga.
“Raewon-ah... apa besok kau ada acara?” Changmin
memulai pembicaraan mereka.
“Hem.. sepertinya tidak. Ada apa, oppa?”
“Ahh.. begini, besok teman-teman lamaku akan
mengadakan acara reuni di New York. Apa kau mau menemaniku? Maaf kalau acaranya
terlalu mendadak. Tapi aku tak memaksamu kok”
“Cheonmaneyo, oppa” Raewon tersenyum singkat dan
kembali kekamarnya setelah mendapat izin dari Changmin.
***
(Sekarang ceritanya Raewon ama Changmin udah ada di
new york dan acaranya udah selese. Maap yak gajelas. Otakku bener-bener mampet
kekeke-_-v)
“Ahhhh... lelahnyaaaa” Raewon duduk dikursi taman dan
Changmin menyusul disebelahnya.
“Kekeke~ siapa suruh mengejarku seperti itu?” Changmin
menutup seluruh wajah Raewon dengan telapak tangan kanannya.
“Ya! Lepaskan! Kau yang menjahiliku duluan kan?”
Raewon menarik tangan Changmin menjauh dengan sekuat tenaga.
“Hahaha.. mian, ne? Kau terlalu asik untuk dijahili”
Changmin mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Raewon. Namun, Raewon
malah memalingkan wajahnya.
“Aiiish.. marah lagi. Hem.. sebagai tanda permintaan
maafku, aku belikan minuman, ne? Sepertinya kau kedinginan. Tunggu disini”
Changmin mencubit pipi Raewon sekilas dan berlalu pergi.
Raewon mengusap pipi nya dan bergumam “Dasar namja
menyebalkan” setelah itu ia melipat kedua tangannya didada. Raewon
memperhatikan lingkungan disekitarnya. Taman ini sangat luas dan dihiasi
beberapa lampu taman serta lampu LED yang jumlahnya terbilang cukup banyak
menyebabkan taman ini berkilau meskipun malam hari. Dari tempatnya duduk saat
ini, ia dapat melihat ada banyak pasangan kekasih yang sedang duduk berdua dan
saling merangkul.
‘Kyaaa
ternyata disini orang pacaran ditengah kota lebih banyak dari di Korea. Menyebalkan’
Raewon larut dalam pikirannya untuk
beberapa saat sebelum akhirnya ia merasakan sesuatu yang hangat menempel pada
pipinya yang dingin. Ia menoleh ke arah benda itu dan mendapati tangan Changmin
yang mengulurkan segelas minuman hangat ke pipinya. (Bayangin dangerous love
yunjae tapi ini minumannya anget gara2 kedinginan-_-)
“Gomawo” Raewon meraih gelas dipipinya dengan wajah
datar.
“Cheonmaneyo Raewon-ah” Changmin kembali ketempat
duduknya semula.
Mereka berdua menikmati minuman ditangan masing-masing
dengan saling diam. Mereka mendengarkan musik. Sejak tadi memang sudah
terdengar musik dari speaker ditaman ini. Dan tiba-tiba...
“UHUK!” Raewon tersedak minumannya sendiri dan matanya
berubah horor.
“Ini.... Ini lagu Choikang! Ne, benar! Ini lagu
Choikang!” Raewon ternyata terkejut mendengarkan intro dari lagu yang saat ini
diputar.
“Yah ku kira apa. Ternyata hanya itu” Changmin mendorong
pundak Raewon lembut.
“Ini di New York! Kyaaa Choikang keren sekali! Lagunya
diputar di New York” Raewon mengguncang bahu Changmin karena terlalu bahagia
dengan apa yang didengarnya. Dan Changmin sama sekali tidak peduli.
New York City can be so pretty
From a bird's eye view
Because up there
Yeah that's where
I first kissed you
Raewon dan Changmin sedikit canggung saat keduanya
mendengar kalimat terakhir dari bait pertama lagu tersebut.
A modern day romance
A perfect performance
Acting like two fools
Saying silly things
Whisper sweet nothings
Like young lovers only do
I was shaking
You were breath taking
Like the Empire State
My voice was so far
Not quite Sinatra
Singing songs so great
The clock struck one
The night still very young
In the city that never sleeps
Then a whirlwind blew
When I first kissed you
nearly swept me
Swept me off my feet
When I first kissed you
That's when I knew
I was in love
Because up there
Yeah that's where
I first kissed you
Bait
demi bait lagu ‘When i first kissed you’ berlalu dengan suasana yang semakin
canggung diantara Raewon dan Changmin. Sebenarnya Raewon sudah sangat menhafal
lyric lagu ini dan ia sering mendengarkan lagu ini lewat Itouch-nya. Namun
tidak dengan mendengarkan berdua bersama Changmin dengan terjebak diantara
pasangan-pasangan anak muda yang sedang nge-date.
Raewon merasa situasi seperti ini membuatnya gugup.
“Ah..
engh.. aku mau pulang” Raewon bangkit dari kuburnya tempat duduknya.
“Ah...iya,
kita harus pulang” Changmin ikut bangkit dari tempat duduknya. Dan keduanya
berjalan dengan sedikit menjaga jarak. Karena saat ini di New York Raewon dan
Changmin tidak pulang kerumah keluarga Shim melainkan kerumah Pamannya
Changmin.
***
7
bulan kemudian...
Raewon
menggenggam setangkai bunga yang diikatkan dengan sebungkus Cokelat
ditangannya. Hari ini adalah hari kelulusan Changmin dari Seoul High School dan
Raewon ingin menemui Changmin.
Raewon
berjalan melalui sekumpulan anak kelas 12 yang sedang bersenang-senang
merayakan kelulusannya. Mencari Changmin diantara anak kelas 12 dengan seragam
yang sama bukanlah hal yang mudah.
‘Mana Changmin, oppa? Sulit sekali
mencarinya’ Raewon hampir menyerah. Ia menyenderkan
tubuhnya ke tembok koridor.
“Ehem..
Raewon-ah.. kenapa kau disini?” Raewon menolehkan kepala nya ke kiri, kearah
namja yang berbicara padanya.
“eh?
Oppa.. hmm.. aku..” Raewon segera menyembunyikan barang ditangannya kebalik
punggungnya.
“hahaha..
kau lucu sekali. Ada apa Raewon-ah?” Changmin mendekatkan tubuhnya ke arah
Raewon.
“Hmmm...
oppa, Chukkae! Akhirnya kau berhasil melalui ujian... Chukkae!” Raewon
menyerahkan benda ditangannya dan Changmin menerimanya.
“Ahh...
gomawo Raewon-ah. Kau yang paling berperan membantuku. Kau yang mengajarkanku
kembali bahasa Korea dan memberiku semangat. Gomawo!” Changmin membungkukkan
tubuhnya sedikit dan memeluk Raewon.
“Ne..
Cheonmaneyo, oppa” Raewon sedikit menjauhkan tubuhnya karena ia merasa tidak
enak berpelukan dengan namja disekolahnya sendiri.
“Ah..
mian. Ohiya, setelah ini aku masih ada acara dengan teman-temanku. Kau mau
tidak menungguku di taman kota nanti malam?”
“Nanti
malam ya? Baiklah... kalau begitu aku pualng sekarang, ne?
Raewon
duduk diatas rumput di tempat yang dijanjikan Changmin tadi siang. Raewon sudah
menunggu hampir 1 jam disini. Ia mulai kesal sekarang. Raewon menekuk kakinya
dan kedua tangannya memeluk kakinya yang ditekuk. Bibirnya mengerucut.
Raewon
mengedarkan pandangannya. Ia melihat Changmin yang berjalan mendekatinya.
Raewon segera memalingkan wajahnya dari arah Changmin.
“Raewon-ah
mianhae... tadi temanku melarangku pergi sebelum acaranya selesai. Mian, ne?”
Changmin duduk disamping Raewon dan melepas sebelah headsetnya.
Raewon
tidak menjawab.
“Raewon-ah,
mian..” Changmin memasangkan sebelah headsetnya ke telinga Raewon dan
memutarkan lagu ‘Can U smile’
“Eh?”
Raewon menatap Changmin dan menundukkan kepalanya.
“Ya!
Sudahlah.. tidak usah pura-pura kesal..” Changmin mengangkat wajah Raewon agar
menatapnya. Raewon tersenyum lebar.
“Ehm..
Raewon-ah ikut aku sebentar ya?”
“Eh?
Kemana?” Raewon mengerutkan keningnya.
“Ikut
saja, ne?”
“Baiklah..”Raewon berdiri dan mengikuti langkah Changmin.
Semakin jauh mereka berjalan, semakin gelap jalan yang mereka lalui.
“Oppa..
aku tidak bisa melihat apapun.. gelap sekali” Raewon menghentikan langkahnya.
“Ahhh...
mian, sini..” Changmin meraih tangan Raewon dan menggenggamnya erat. Changmin
membimbing langkah Raewon.
Changmin
menghentikan langkahnya membuat Raewon ikut berhenti ditempatnya.
“Sini...
kau, duduk disini” Changmin menarik kembali tangan Raewon dan memerintahkannya
untuk duduk diatas rumput. Dan Changmin duduk tepat didepan Raewon. Changmin
menyalakan beberapa lilin disekitarnya yang ditutupi plastik berwarna-warni
menyebabkan cahaya api dari lilin menjadi berwarna sesuai plastiknya. Changmin
mengambil gitar yang ada disampingnya. Raewon hanya menunggu dalam diam.
Changmin
memainkan sebuah lagu dengan gitarnya dihadapan Raewon.
Nothing
Better - TVXQ
12:34
The scattered past times,
And our timid smiles we shared are becoming one by the purple ocean,
Although we haven't been lovers for long,
The footsteps we imprinted one by one while looking at the same direction are
with me,
Nothing better than that
The days I could not think preciously of another person other than me,
Because of the loneliness which became natural for me,
The incandascent sun which bothered the mornings,
The bright moon which lightened the road at night,
The small and innocent memories make me sulk and restless
I've figured it out now that you're my only love,
I'll become the warm wind and embrace you,
So you can't remember the tears you cried without my knowing,
At times I'm afraid that you'll disappear like an illusion,
No matter if it rains, or it becomes as pitch dark,
I'll wait by your side, nothing better than that
The conversation we shared over the phone,
The times you complained after falling down,
Your expressions and body language make me laugh
The scattered past times,
And our timid smiles we shared are becoming one by the purple ocean,
Although we haven't been lovers for long,
The footsteps we imprinted one by one while looking at the same direction are
with me,
Nothing better than that
The world in which flowers blossom and fade in a day,
My feelings for you, despite the millions of love which engrave itself and
erase,
Although the uncountable times pass slowly,
The love I promised you on that day will always remain forever
I've figured it out now that you're my only love,
I'll become the warm wind and embrace you,
So you can't remember the tears you cried without my knowing,
At times I'm afraid that you'll disappear like an illusion,
No matter if it rains, or it becomes as pitch dark,
I'll wait by your side, nothing better than that
By your side,
I'll become a tree,
I'll give you a place to rest,
I'll be your guiding light,
And wait for you,
Nothing better than that
Raewon
tersenyum lebar dan bertepuk tangan.
“Oppa..
suaramu bagus sekali..” Raewon masih bertepuk tangan. Changmin tidak menjawab
ia hanya terseyum dan mengeluarkan setumpuk kertas dari tas nya. Satu persatu
kertas itu diperlihatkan kepada Raewon.
Raewon-ah...
Don’t wanna live by no one
else’s design
I want to protect you.
Even your habits, wrong and bad
Even so they make me smile when tired.
It will be a bit difficult, but
I will even say I love you.
Until the day you first come into my arms
Every day and night with you,
The heat and sparks form without cooling down,
Every day every night everywhere,
Now our contact increases,
Now, you and I begin.
Over every night and over every day
Stay by my side only
Will you become my girlfriend
To fill the empty left side of my heart?
Look carefully, you're inside my eyes
I'm only a heartbeat away
Will you be my girlfriend?
Raewon
menutup mulutnya dengan sebelah tangannya setelah Changmin membukakan kertas
terakhir ditangannya. Changmin meletakkan kertasnya dan...
“Raewon-ah..
Will You be My Girlfriend?” Changmin setengah berteriak.
Raewon
tidak menjawab. Ia tersenyum dan mengulurkan tangan kanannya. Matanya
mengisyaratkan Changmin untuk menyerahkan gitarnya. Changmin merasa bingung,
namun ia akan mengikuti ‘Permainan’ Raewon.
Raewon
memejam kan matanya dan menarik napas dalam-dalam. Jari-jarinya mulai memainkan
gitar milik Changmin.
I’m
In Love – Narsha
Actually after our first meeting
Saying I like you
Isn’t something easy for me If I don’t contact you first
I’m afraid of missing you
I type out the text, hesitate a bit, then delete it again
I keep repeating this process over and over If my love for you gets any deeper
It will only result in getting hurting
My fears are filling my mind
This is the truth Praying with all my heart, the person I’m yearning
for
I believe that person is you Woo… I’m in love
Woo… I’ll fall in love
Never feel any more fear
As long as I’m with you
The world is so beautiful I thought I’m never gonna fall in love
But I’m in love, cause I wanna love you baby Actually from the first time I met you
Somewhere deep in my heart
You crashed in like a strong wave
You’re the only thing in my mind all day
I can be your good lover
Wanna be your four-leafed clover
It feels like I’ve become the happiest woman in the world Please you gotta believe me
Make you never gonna leave me
I won’t be suspicious, I’ll trust you Ahhh… I’m in love
Ahhh… I’ll fall in love
Never feel any more fear
As long as I’m with you
The world is so beautiful Woo… I’m in love (I’m so deep in love)
Woo… I’ll fall in love
Never feel any more fear
As long as I’m with you
The world is so beautiful You are so beautiful
Changmin
menatap Raewon lekat-lekat. Ia tak tau harus bagaimana lagi saat ini. Raewon
melambaikan tangannya didepan wajah Changmin sambil terkekeh pelan. Ia
mengambil kertas terakhir milik Changmin dan menulis kan sesuatu dibawah
tulisan Changmin. Dan menunjukkannya pada Changmin.
Will you be my girlfriend?
Yess, i will...
Changmin
melebarkan matanya dan megambil kembali kertas dari tangan Raewon.
Will you be my girlfriend?
Yess, i will...
GOMAWO<3
***
1
tahun kemudian...
Raewon
mendial nomor seseorang dan langsung menempelkan ponselnya ke telinganya. Hanya
satu kali bunyi nada sambung, Raewon berbicara sedikit berteriak.
“Ya!
Oppa! Kau dimana? Katanya akan menjemputku. Kenapa belum datang?” Raewon sangat
emosi sekarang, karena kebiasaan Changmin yang tidak pernah tepat waktu.
“Aaaah...
Chagi, mianhae aku tak bisa menjemputmu hari ini. Aku sedang sakit.. uhuk uhuk”
Suara Changmin terdengar parau dan di akhiri suara batuk.
“Eh?
Kau sakit? Mianhae aku tak tau. Baiklah, istirahat dirumah. Aku akan pulang
sendiri, ne? Tunggu aku dirumah ya.. saranghae” Raewon melembutkan suaranya.
Iamerasa bersalah telah membentak
Changmin saat dirinya sedang sakit. Dan Raewon segera berjalan ke halte bus
untuk pulang, sementara tanpa diketahuinya Changmin tersenyum licik.
***
“Kamsahamnida,
ahjusshi..” Raewon membungkukkan badannya dan mengambil kotak susunya di meja
kasir. Raewon berjalan keluar dari mini market dan meneruskan perjalanannya
kerumah. Tidak jauh dari mini market Raewon melihat beberapa namja berjaket
hitam dihadapannya.
“Permisi..”
Raewon berjalan melalui namja-namja tadi yang mengahalangi jalan.
“Hey...
mau kemana kau?” Salah satu dari namja tadi menarik tangan kanan Raewon.
“A-aku..
mau pulang. Mian” Raewon menarik tangannya, namun ia kalah kuat dari namja yang
menahannya.
“Tidak
semudah itu” Namja tadi menarik tangan Raewon berjalan kearah yang berlawanan
dari rumahnya.
“Ya!
Kalian mau apa hah?” Raewon mulai panik sekarang. Namun, ia tidak bisa berbuat
apa-apa selain mengikuti namja-namja itu.
***
Raewon
duduk dilantai rumah kosong. Namja-namja tadi membawa nya ke tempat ini. Tangan
Raewon diikat kebelakang, Kakinya ditekuk dan diikat. Raewon menyembunyikan
wajahnya di lututnya sendiri. Ia menangis tertahan.
“Annyeong
Raewon-ah...” Raewon mendongakkan kepalanya begitu mendengar namanya disebut.
“H-hongki,
oppa?” Raewon melebarkan matanya.
“Ne..
sudah lama kita tidak bertemu” Hongki duduk tepat dihadapan Raewon.
“K-kau
mau apa?” Raewon menatap Hongki tidak percaya.
“Aku?
Aku tak tau” Hongki menjawab seadanya.
“Kalu
begitu.. biarkan aku pulang”
“Pulang?
Untuk apa pulang?”
“Ini
sudah waktunya pulang. Orang tua ku akan khawatir dan Changmin oppa sedang
sakit”
“Changmin...sakit?”
Hongki menaikkan sebelah alisnya.
Cklek!
“Eh?
Raewon-ah? Kau sudah disini?” Seorang namja masuk kedalam rumah kosong
tersebut.
“Mwo?
Changmin oppa?” Raewon melebarkan matanya tidak percaya.
“Ne,
aku Changmin”
“B-bukankah..
k-kau.. sakit?”
“Ya!
Jadi kau tidak mengerti ya?” Changmin berjalan mendekati Raewon.
“Maksudmu?”
Raewon menatap Changmin bingung.
“Aku
memang sakit. Aku sakit hati karena kau tak mengingat hari ini tepat setahun
kita jadian”
“Ah!
Ne.. aku lupa, mianhae.. oppa jeongmal mianhae” Raewon berusaha mendekati
Changmin. Namun, karena tangan dan kakinya terikat ia sedikit kesulitan. Hongki
melepaskan satu persatu tali yang mengikat Raewon. “Gomawo, Hongki-oppa..”
“Kau
lebih jahat. Kau merencanakan ini semua kan?” Raewon berusaha menakuti Changmin
dengan menatap Changmin dengan tatapan horor.
“Karena
kau lupa, jadi aku rencanakan ini” Changmin tetap tak mau kalah.
“Berarti
kau lebih jahat, oppa!”
“Tidak!
Kau yang jahat seutuhnya”
“Enak
saja!” Raewon berdiri dan mengejar Changmin yang telah lebih dulu berlari.
Hongki
terkekeh melihat tingkah dari Raewon dan Changmin.
END.
AYO
SEMUA LEMPARIN TELOR KE AKU! WKWKWK
Maaf
banget ya ini ff diskip tiba2 udah 7 bulan kemudian terus setaun kemudian terus
hongki tibatiba udah baik. Aku sendiri gatau Hongki dapet hidayah darimana.
InsyaAllah
walaupun aku gak janji kapan-kapannya kapan-kapan aku bikin sekuel flashback
nya ya. Tapi kayaknya gak bakal jadi juga-_-v Aku kayaknya kapok bikin chaptered jadi mungkin selanjutnya cuma oneshot - threeshot wkwk babay...