“Aniyo, kami tidak
berteman, tapi aku memang mengenalnya. Dia sunbae-ku” Jawab Hyunsoo dengan
senyum sangat dipaksakan.
“Waaah begitu ya.. kupikir
kau temannya Yunho-oppa. Nah, kita sampai, Ayo masuk Unnie.” Kata Jihye sambil
membuka pintu depan ketika mereka sampai.
“Ehmmm, benarkah aku boleh
masuk Jihye-ah?”
“Tentu Unnie, tenang saja.
Lagipula di rumah sedang kosong, karena Umma dan Appa sedang pergi ntah kemana,
dan Oppa...... Ah, diamah bisa menghilang kemana saja.” Jawab Jihye santai.
“Ja...jadi didalam tak ada
siapa-siapa?”
“Ne! Makanya aku senang
kau disini, kau malah bisa menemaniku dulu Unnie sekalian membantuku mengobati
lukaku ini.” Jihye tersenyum pada Hyunsoo
“Hmm, baiklah..” Hyunsoo
pun akhirnya masuk bersama Jihye ke dalam rumah keluarga Jung. Diam-diam dalam
hati ia berdoa “ya tuhan, kumohon jangan
pulangkan namja menyebalkan itu sebelum aku meninggalkan rumah ini.. Aku tak
ingin bertengkar besar-besaran dengannya dihadapan anak sebaik Jihye, itu akan
memalukan.”
Di dalam rumah, Hyunsoo
membantu Jihye duduk di sofa lalu membantunya mengobati luka. Setelah itu
mereka bercanda bersama hingga Hyunsoo lupa akan rencana awalnya untuk
cepat-cepat pulang sebelum Yunho datang.
Tiba-tiba terdengar suara
seseorang, “Jihye-ah? Kau sudah di rumah?”
“Ne oppa! Aku sudah pulang
kok.” Jihye menoleh melihat oppa-nya yang baru saja memasuki rumah. Mau tak
mau, Hyunsoo pun ikut menoleh juga dan matanya tak sengaja bertemu dengan mata
Yunho yang tajam itu.
“YAH! Kenapa kau ada
disini?!?” Yunho kaget setengah mati begitu melihat Hyunsoo duduk dengan
adiknya itu, dan makin kaget ketika melihat adiknya terluka, “KAU APAKAN ADIKKU
HINGGA LUKA BEGITU HAH?!?”
“Aku tidak melakukan
apa-apa!” Hyunsoo menjawab amukan Yunho sesabar mungkin dan berusaha keras
menahan emosinya demi Jihye.
“OPPA! Kau salah sangka!
Hyunsoo-unnie bukan yang menyebabkan aku luka, malah dia yang menyelamatkanku
dan mengantarku pulang bahkan mengobatiku oppa! Jangan marah-marah begitu
padanya!” Jihye membela Hyunsoo yang dibalas anggukan Hyunsoo sebagai peyakin
kata-kata Jihye barusan.
“Memangnya kamu dari mana
Jihye-ah? Dan apa yang sebenarnya terjadi?” Yunho bertanya dengan nada yang
takbisa dijelaskan. Bingung, kesal, kaget, dan lain-lain.
Akhirnya, karena Yunho
bertanya demikian, Jihye menceritakan semuanya, dan Yunho hanya bisa
mendengarkan dengan agak malu karena dia salah sangka pada Hyunsoo.
Setelah Jihye selesai
berbicara, Yunho ternyata tidak berpindah dari tempatnya berdiri, sementara
Hyunsoo memutuskan untuk pamit pulang. “Jihye-ah, aku pulang dulu yah,
sepertinya hari mulai gelap.” Kata Hyunsoo seraya bangkit dari sofa.
“Aaah ne Unnie, hati-hati yaa,
terima kasih untuk semuanya hari ini Unnie. Kapan-kapan kita bercanda kayak
tadi lagi yaa” Kata Jihye sambil melambaikan tangannya ke arah Hyunsoo yang
hendak keluar rumah.
Seperginya Hyunsoo dari
rumah keluarga Jung, Yunho hendak menaiki tangga rumahnya untuk membawa dirinya
menuju kamar ketika Jihye memanggilnya.
“Oppa?”
“Ehmm? Waeyo Jihye-ah?”
Yunho menoleh ke arah Jihye yang masih duduk santai di sofa.
“Bisa aku bicara
sebentar?”
“Tentu, bicaralah. Ada
apa?”
“Oppa, kenapa kau harus
berteriak sekasar itu pada Hyunsoo-unnie tadi? Aku yang tidak diteriaki olehmu
saja merasa takut dan kesal, apalagi dia oppa”
“Soal itu? Haruskah aku
menjawabnya?” Tanya Yunho seraya memalingkan wajahnya dan berjalan menaiki
tangga.
“OPPA JAWABLAH!” Jihye
berteriak dan sukses menghentikan langkah Yunho,
“Kau mau tau? Aku
berteriak seperti itu karena aku menyayangimu Jihye-ah. Kupikir dia menyakitimu
hingga luka begitu, makanya aku marah. Kalau ternyata ceritanya tidak seperti
yang kukira yaa aku minta maaf.” Yunho menatap wajah adiknya dari tangga dengan
tatapan datar, tidak hangat seperti biasanya.
“Kau tidak seharusnya
minta maaf padaku oppa. Aku tidak marah apalagi menyalahkanmu, tapi mungkin
saja Hyunsoo-unnie tersinggung dengan sikapmu itu oppa. Ditambah ia tidak tahu
sifat anehmu yang sebenarnya, mungkin dia benar-benar tersinggung hingga tadi
langsung pulang! Sebaiknya kau minta maaf lah padanya Oppa. Dia itu orang baik,
sungguh jahat jika kau memperlakukan dia seperti tadi!” Jihye berkata panjang
lebar.
“Berhubung tadi aku sudah
minta maaf padamu, sampaikanlah maaf itu pada Hyunsoo. Dan apa maksudmu dengan
sifat anehku Jihye-ah?” Yunho berkacak pinggang pertanda tak terima dibilang
punya sifat aneh oleh dongsaeng-nya.
“Tidak! Kau minta maaf lah
sendiri! Itu jauh lebih baik oppa. Dan yang kumaksud sifat anehmu adalah sifat
dingin tak jelasmu sejak 2 tahun lalu pada hampir setiap yeoja. Kau masih
mempertahankan sifat itu oppa? Kenapa? Tak bisakah kau merubah sifatmu itu?
Memangnya kau mau jomblo seumur hidupmu apa?” Jihye menggelontorkan (?)
pertanyaan bertubi-tubi pada Oppa-nya yang masih mematung di tangga mendengar
segala celotehnya.
“Baiklah kalau aku ingat,
aku akan minta maaf.” Yunho menghela nafas sebentar lalu melanjutkan, “merubah
sifatku? Bukankah memang dari dulu sifatku selalu begini? Jomblo seumur hidup? Hmm,
kurasa tidak. Suatu saat nanti aku akan
punya Yeojachingu pasti, kau tak usah khawatir.” Yunho sebenarnya tak yakin
dengan jawabannya itu.
“YAH! Oppa, kau harus
minta maaf! Jangan bilang kalau ingat! Kau harus mengingatnya!” Jihye
memaksakan kehendak baiknya itu pada Yunho lalu melanjutkan “Tidak! Ini bukan
sifatmu dulu! Aku ini adikmu, aku tahu semua perubahan sifatmu oppa! Dulu
sekali kau biasa saja, cukup ceria, cukup ramah, walaupun memang agak cuek.
Lalu ketika bersama dengan Ara-unnie kau berubah.. Kau jauh lebih ceria, lebih
ramah dan perhatian pada sekeliling. Tapi setelah itu, kau berubah drastis!
Jarang sekali ceria, tidak ramah, tidak peduli pada sekeliling, bahkan kau
jarang tersenyum oppa!” Jihye menjelaskan segalanya dengan gamblang yang sukses
membuat Yunho makin terpaku di tempat.
“Oppa, bukannya aku
nyumpahin atau gimana, tapi coba kau pikir, siapa yeoja yang mau dengan orang
yang jarang sekali ceria, tidak ramah, tidak peduli pada sekeliling, bahkan
tersenyum saja jarang? Jadi akan sulit bagimu punya yeojachingu dengan sifatmu
sekarang ini! Hanya yeoja yang extra,super,duper sabar yang mungkin mau
denganmu. Berubahlah oppa.. berubahlah kearah yang lebih baik itu tak salah
kok.” Jihye menceramahi kakaknya karena ia sudah makin tak tahan dengan sikap
kakaknya yang makin hari makin dingin pada hampir setiap yeoja.
“Jihye-ah aku tak bisa
menjajikan perubahan secepat itu, tapi aku akan berusaha. Sekarang, aku akan ke
kamar, karena aku sedang lelah. Annyeong Jihye-ah~” Yunho pun melambai sekilas
menuju kamarnya dan meninggalkan Jihye yang masih duduk di sofa.
Yunho masuk ke kamarnya
lalu melempar jaketnya ke lantai.
“Haaah Jihyeeee, kenapa
kau tiba-tiba bawel banget sih? Aku tidak mengerti. Kenapa kau begitu membela
si yeoja babo? Nggak jelas amat” Yunho bergumam sendiri.
“tapi harus kuakui, penjelasan gamblangnya tentang
perubahan-perubahan sifatku itu memang ada benarnya. Haruskah dan yang
terpenting, bisakah aku berubah seperti yang dikatakannya?” pikir yunho dalam hati.
“AARRRRGGH, ntah lah, aku
pusing!” Yunho lalu mengacak-ngacak rambutnya sendiri karena bingung.
Akhirnya ia mengambil
iPod-nya dari meja lalu memasang headsetnya dan hendak duduk di kursi yang
berada di samping jendela, ketika ia melihat foto Ara ada disana. Ia mengambil
foto itu lalu menghempaskan tubuhnya kekasur lalu menatap foto itu sambil
men-shuffle iPodnya dan terdengar lagu Fixed Star – Infinite:
There
must be some things I can’t ever do
like forgetting you
I gave you too much of my heart,
like forgetting you
I gave you too much of my heart,
So
much that it’s almost pathetic
If I could turn back time
I would do anything
Why didn’t I think of something like this sooner (why not)
These are all useless regrets
because everything is over now
If I could turn back time
I would do anything
Why didn’t I think of something like this sooner (why not)
These are all useless regrets
because everything is over now
Can
I ever forget you
Can I get through this alone
Am I strong enough to endure this
and not put my fallen tears to waste
Can I try to smile
It will take as long as the time that’s already passed
but I
Can I get through this alone
Am I strong enough to endure this
and not put my fallen tears to waste
Can I try to smile
It will take as long as the time that’s already passed
but I
Why
didn’t you erase every trace of you
So that it would be like nothing ever happened
I’m breathing, but I feel like I’m slowly dying (I think I am)
These are all useless regrets
because everything is over now
So that it would be like nothing ever happened
I’m breathing, but I feel like I’m slowly dying (I think I am)
These are all useless regrets
because everything is over now
Can
I ever forget you
Can I get through this alone
Am I strong enough to endure this
and not put my fallen tears to waste
Can I try to smile
It will take as long as the time that’s already passed
Can I get through this alone
Am I strong enough to endure this
and not put my fallen tears to waste
Can I try to smile
It will take as long as the time that’s already passed
The
memories are still piercing through me
with sympathetic eyes
My body is still thrashing in agony
Maybe I can’t do it
I can’t let you go
with sympathetic eyes
My body is still thrashing in agony
Maybe I can’t do it
I can’t let you go
Lagu itupun berakhir dan
Yunho melepas headsetnya, lalu bangkit dari kasur.
“Jihye ada benarnya.. haruskah aku melupakannya? Ya!
Kurasa memang harus dan sudah saatnya! Tapi..... pertanyaan besarnya
adalah....... Can I ever forget you?”
MONDAY
Yunho melangkah santai dan
masuk ke dalam kelas. Baru saja dia menaruh tasnya di kursi 2 sahabatnya,
Leeteuk dan Eunhyuk menghampiri.
“Hey! Apa kabar kau?” sapa
Eunhyuk sambil menepuk pundak Yunho
“Baik haha..”
“Hey! Kudengar Sabtu
kemarin kau bertengkar dengan dongsaeng-ku yah??” Leeteuk bertanya pada Yunho
mengenai pertengkarannya dengan Hyunsoo.
Yunho yang mendengarnya
agak tertegun mengingat kejadian hari itu, “Aaah, ne.. Mianhe Teuk. Kau pasti
tau dari Hyunsoo kan?”
“Mianhe? Kenapa kau bilang
Maaf padaku? Kau tak salah apa pun padaku Haha. Dan ya, memang Hyunsoo yang
memberi tahuku.”
“ Yaaa, karena aku
bertengkar dengan dongsaeng-mu, jadi aku minta maaf, takutnya kau tersinggung
atau gimana gitu heee.” Yunho hanya nyengir dengan jari tangannya membentuk
huruf V pertanda ‘peace’.
Eunhyuk yang sedari tadi
diam mendengarkan, mengerutkan jidatnya karena bingung “Wo, wo wooo... Tunggu
sebenentar! Apa aku gak salah denger? Kau? Kau Jung Yunho berantem sama
dongsaeng-nya Teuk?”
“Ne~ Kenapa kau
membelalakan matamu seperti itu Hyuk? Santai aja napa. Ada masalah?” Tanya Yunho santai.
Leeteuk sebenarnya tak
heran dengan sikap yang di tunjukkan Eunhyuk barusan, ekspresi tak percaya yang
juga muncul darinya ketika Hyunsoo pertama kali memberi tahunya.
“MWO?! Benarkah? Kau
serius? Bagaimana bisa?!” Eunhyuk kini makin terheran-heran.
“YAH! Kenapa kau tidak
percaya sekali sih? Itu beneran Hyuuuk! Tanya aja sama Leeteuk, aku males
membahasnya lagi!” Yunho menjawab dengan males-malesan. Jujur mengingat Hyunsoo
membuat pikirannya jadi runyam, makanya ia males banget kalo ada yang bahas tentang
Hyunsoo seperti yang dilakukan Jihye kemarin.
“Hey! Bagaimana aku nggak
kaget?! Seorang Yunho! Jung Yunho! Yang terkenal dingin, kaku, gak pedulian
banget sama Yeoja dan para Hoobae, sekarang berantem sama dongsaengnya Teuk
yang jelas-jelas Yeoja dan berstatus Hoobae! How come?! Bagaimana bisa?”
Eunhyuk masih mengintrogasi Yunho dengan dahsyat (?)
“Ya, ya, ya terserah apa
katamu lah. Aku tak peduli!” Yunho hanya menjawab asal.
“Yunho! Aku serius, jika
biang gosip (?) di sekolah ini sampai tau beritamu ini, kau benar-benar akan
mendadak terkenal! Dan yang bahaya adalah Yeoja-yeoja di angkatan kita yang naksir
kau bisa berbuat anarkis pada Hyunsoo!” Eunhyuk menjelaskan dan Leeteuk agak
tertegun mendenganya.
“AH YA! Kau benar Hyuk!
Tak kuampuni mereka sampai berani melakukan hal buruk pada dongsaeng
kesayanganku itu!” Leeteuk berkata dengan nada yakin setengah bercanda, yang
disusul tawa garing Yunho.
“Ya udah, kalo gitu,
rahasiain hal ini baik-baik kalau kalian nggak mau mendengar cerita puluhan
yeoja anarkis menerkam Hyunsoo. Huahahahaha. Oke?” Yunho berusaha ngelawak
walaupun gak lucu hanya untuk mencairkan suasana.
1 WEEK LATER..
MONDAY
Pagi itu Leeteuk, Eunhyuk,
Yunho, dan teman-teman sekelasnya seperti biasa sedang bercanda dan
tertawa-tawa bersama. Tiba-tiba, ‘KRIIIIIINGGG!!!!’ bel ribut itu mengganggu
segala kesenangan mereka, dan tak lama kemudian Lee-songsaenim masuk ke kelas
dan mereka pun duduk di tempatnya masing-masing dengan agak malas.
“Pagi semua!”
“Pagiii songsaenim~”
“Nah, pagi ini, kita kedatangan
seorang murid baru. Silahkan masuk dan perkenalkan dirimu!” songsaenim
memanggil seseorang dan muncul lah seorang namja. Begitu namja itu membalik
badannya menghadap kearah seluruh anak dikelas, Leeteuk tertegun melihat siapa
murid baru itu “Di.... dia.... Tidak! Ini
tidak mungkin! Dia sudah pindah ke Amerika sejak satu setengah tahun lalu!” Leeteuk
masih terbengong dan sibuk dengan pikirannya sendiri, “sebaiknya dengar dulu siapa namanya, baru aku bisa tau ini benar dia
atau bukan”
“Annyeonghaseyo, Choi
Siwon imnida” Namja baru itu memperkenalkan dirinya.
“YA TUHAN....... I... itu benar dia?!?!?
Eottokee......” Leeteuk benar-benar
melongo sekarang.
“Silahkan kau pilih tempat
duduk yang kosong Choi Siwon.”
“Ne..”
Tempat kosong itu
kebetulan hanya 2 meja dari tempat duduk Eunhyuk.
Sepanjang pelajaran
Leeteuk benar-benar tak konsenterasi, hatinya tak tenang, pikirannya kalut.
Eunhyuk melihat tingkah aneh Leeteuk akhirnya penasaran dan bertanya “Hey! Kau
kenapa teuk? Kayaknya gak tenang amat?”
“Aku sedang khawatir
Hyuk!”
“Khawatir? Khawatir
kenapa? Kayaknya tadi pagi baik-baik aja?”
“Pake kertas! This
secret!”
Karena penasaran Eunhyuk
pun merobek sebuah kertas lalu melemparnya pada Leeteuk yang duduk di
sebelahnya.
(isi surat-suratan EunTeuk)
“Ini soal Choi Siwon, murid itu!”
“Hah? Emang kenapa?”
“Kau benar-benar tak merasa familier dengan orang itu?
Dasar pikun!”
“Tunggu, tunggu, Jangan bilang dia Choi Siwon rivalmu
dulu waktu SMP?!”
“Yap! Bener banget!”
“Terus? Kenapa lagi? Dia udah bukan rivalmu semenjak
kita lulus kan?”
“Iya emang!”
“terus kenapa kau khawatir sih? Kau membuatku
bingung!”
“Nanti aja jelasinnya pas istirahat, di cafetaria.”
Surat-suratan gak jelas
itu berakhir dengan anggukan dari Euhyuk dan mereka kembali mendengarkan
Lee-songsaenim menjelaskan.
Akhirnya jam istirahat pun
tiba, Eunhyuk segera menagih janji Leeteuk tadi dan pergi ke cafetaria sambil
mengajak Yunho.
“Jadi? Sebeneranya ada apa
sih?” Eunhyuk bertanya setelah menyeruput minumannya.
“Kau ingatkan kalau selama
SMP Siwon membenciku begitu pula aku?”
“Ne, lalu? Bukankah kalian
sudah tidak berhubungan lagi semenjak kita SMA karena SMA kita dan Siwon itu
beda?”
“Ne, memang. Tapi kau
ingat gak sih selain sebagai rivalku, siapa Siwon itu?” Leeteuk berusaha
mengingatkan Eunhyuk yang pikun setengah mati.
“He? Emang dia punya
status lain selain sebagai musuhmu?” Eunhyuk menggaruk-garuk kepalanya karena
bingung,
“Gini nih kalo punya temen
pikun! Dia itu mantan pacarnya Hyunsoo! Lebih tepatnya, First love nya Hyunsoo,
dongsaeng-ku..”
“Hey! Kalian ini lagi
ngomongin Siwon siapa sih?? Jangan bilang anak baru itu?” Yunho akhirnya buka
suara setelah daritadi mendengar kedua temannya itu.
“Ne, memang dia.” Leeteuk
mengangguk lemah.
“jadi? Dia mantan pacar
dongsaeng-mu Teuk?” Yunho bertanya lagi.
“Ne...”
“OH IYA! Aku ingeeet!
Waktu mereka putus Hyunsoo muram banget cukup lama kan yah? Jadi kasian kalo
inget.” Kata Eunhyuk tiba-tiba.
“Ne.. Tapi itu jauh lebih
baik ketimbang Hyunsoo masih pacaran dengan makhluk itu!” kata Leeteuk.
“Memang kalo masih kenapa?
Sepertinya memang cocok bukan?” Tanya Yunho penasaran.
“Cih, cocok?! Tidak! Sama
sekali tidak!” Leeteuk berkata sambil meremas kaleng minuman yang di pegangnya.
“Tapi Teuk, bukannya dulu
setelah putus sama Hyunsoo dia sekeluarga pindah ke Amerika yah? Kok balik lagi
ya? Dan kenapa dia jadi sekolah disini?” Eunhyuk kembali mengintrogasi Leeteuk.
“Itulah yang dari tadi
membuatku bingung! Kenapa dia balik lagi?! Dan kenapa harus sekolah disini
sih?!” Leeteuk menundukkan kepalanya menatap makanannya dengan tak nafsu sama
sekali.
“Emang kenapa kalo dia
balik lagi dan sekolah disini? Emang kau sama Siwon itu masih bermusuhan sampe
sekarang?” Yunho menatap polos kepada Leeteuk.
“Yang kutakutkan bukan
karena aku bertemu lagi dengannya! Aku tak peduli walaupun aku harus bertemu
dengannya lagi, tapi yang aku khawatirkan adalah........ Hyunsoo. Aku
benar-benar tak ingin mereka bertemu lagi! Butuh waktu cukup lama baginya
melupakan makhluk bernama Choi Siwon itu! Dan aku tau benar tak ingin ia membuka
memory lamanya! Dan lagi, perasaan Hyunsoo pada Siwon sekarang sudah berubah..
Benci, Sangat!” Leeteuk menjelaskan segala kekhawatirannya.
“Lah? Terus kenapa kalo
mereka ketemu lagi? Bukannya katamu Hyunsoo udah benci sama Siwon?” Yunho jadi
agak bingung mendengar penjelasan Leeteuk.
“Yunho yang pinteeer, kau
juga punya dongsaeng perempuankan? Sebagai kakak, Leeteuk jelas gamau liat
dongsaengnya sedih dan muram gak jelas lagi kayak dulu kalo ketemu lagi sama
Siwon!” Eunhyuk menyela sebelum Leeteuk sempat menjelaskan. Tapi Leeteuk
menangguk pertanda mengiyakan penjelasan Hyuk barusan.
“Kawan, aku ke toilet dulu
yah!” Leeteuk bangkit, dan menuju toilet, Eunhyuk dan Yunho hanya mengangguk.
“Oooh begitu.. memang
sebenarnya, masalah Siwon dan Leeteuk itu apa yah?” Yunho kembali bertanya pada
Eunhyuk.
“Revenge!” Jawab Eunhyuk singkat.
“Revenge? Emang Leeteuk
pernah salah apa sama Siwon?”
“Dulu, dongsaeng-nya
Siwon, beda setahun doang sama kita, suka sama Teuk, mereka temen biasa doang
padahal cuma kayaknya dongsaeng-nya Siwon ngira Teuk suka sama dia juga,
padahal Teuk suka sama orang lain. Terus suatu hari Teuk pacaran sama orang
yang emang di sukainnya itu, nah, dongsaeng-nya Siwon patah hati terus
bermuram-muram untuk waktu yang lama. Sebagai kakak, Siwon gak terima adiknya
jadi muram terus begitu gara-gara Teuk, yang emang notabene rivalnya dikelas
dalam hal prestasi, jadi hubungan mereka emang udah agak jelek sih. Nah
akhirnya, Siwon memutuskan melakukan bales dendam ke Leeteuk.” Eunhyuk
menjelaskan garis besar awal permusuhan Leeteuk dan Siwon.
“Ooooh” Yunho berkata
kemudian menghabiskan minumannya.
Tiba-tiba
Leeteuk yang baru kembali dari toilet menepuk pundah Yunho dan Eunhyuk yang
duduk bersebelahan.
“Hey!
Ayo kembali ke kelas. Sebentar lagi bel pasti bunyi.” Ajak Leeteuk.
“Ne,
Ayo!”
Dalam
perjalanan menuju kelas, Yunho berjalan menunduk, “Apa jangan-jangan Hyunsoo itu dipake sebagai alat balas dendam Siwon
ke Leeteuk yah? Kalau benar begitu, Choi Siwon itu benar-benar Namja terkutuk!”
Yunho sibuk dengan pikirannya sendiri.
Jam pulang sekolah....
Hyunsoo keluar dari
kelasnya bersama L, tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya dari belakang.
“Hyunsoo, mianhee aku tak
bisa mengantarmu pulang hari ini. Aku ada latihan Basket dulu sebentar. Kau
pulanglah duluan. Tak apa kan?” Ternyata yang menepuk Hyunsoo adalah Oppa-nya.
“Ne oppa, aku bisa pulang
sendiri.” Hyunsoo tersenyum pada Leeteuk.
“Baiklah kalau begitu.
Annyeong Hyunsoo-ah~” Leeteuk melambai pada Hyunsoo.
Sebelum pulang, Hyunsoo
menuju perpustakaan untuk mengambil bukunya yang tertinggal disana. Begitu
keluar dari perpustakaan, tak sengaja seseorang mengenggolnya hingga semua buku
yang dipegangnya terjatuh.
“Aaaah, mianhee.” Namja
itu meminta maaf dan hendak membantu Hyunsoo mengambil buku-bukunya.
“Ne, gwaenchana, aku bisa
sendiri.” Hyunsoo pun segera bangkit dan pergi dari sana.
Namja yang tadi tak
sengaja menyengggol Hyunsoo menatap kepergian Hyunsoo dari depan
perpustakaan.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar