Minggu, 18 Desember 2011

[FF] Hate You, Love You. Chap.3


Cast: Park Hyunsoo, Park Jungsoo a.k.a Leeteuk, Kim Myungsoo a.k.a L, Jung Yunho, And Other cast.
Genre: Romance? Failed comedy!
Note 1: Typo dimana-mana, Bahasa amburadul dan membosankan. gak suka gausah baca! ;)
Note 2: Maaf ceritanya makin gak jelas, dan *mungkin* bahasanya ato ceritanya jd kyk sinetron.. Sekali lagi, gak suka gausah baca~ wkwk.. 
WARNING: Don't ever try imagine Hyunsoo as me, cause you will get stressed at the first time you tried! Just imagine her by your own imagination~


“Aniyo, kami tidak berteman, tapi aku memang mengenalnya. Dia sunbae-ku” Jawab Hyunsoo dengan senyum sangat dipaksakan.
“Waaah begitu ya.. kupikir kau temannya Yunho-oppa. Nah, kita sampai, Ayo masuk Unnie.” Kata Jihye sambil membuka pintu depan ketika mereka sampai.
“Ehmmm, benarkah aku boleh masuk Jihye-ah?”
“Tentu Unnie, tenang saja. Lagipula di rumah sedang kosong, karena Umma dan Appa sedang pergi ntah kemana, dan Oppa...... Ah, diamah bisa menghilang kemana saja.” Jawab Jihye santai.
“Ja...jadi didalam tak ada siapa-siapa?”
“Ne! Makanya aku senang kau disini, kau malah bisa menemaniku dulu Unnie sekalian membantuku mengobati lukaku ini.” Jihye tersenyum pada Hyunsoo
“Hmm, baiklah..” Hyunsoo pun akhirnya masuk bersama Jihye ke dalam rumah keluarga Jung. Diam-diam dalam hati ia berdoa “ya tuhan, kumohon jangan pulangkan namja menyebalkan itu sebelum aku meninggalkan rumah ini.. Aku tak ingin bertengkar besar-besaran dengannya dihadapan anak sebaik Jihye, itu akan memalukan.”
Di dalam rumah, Hyunsoo membantu Jihye duduk di sofa lalu membantunya mengobati luka. Setelah itu mereka bercanda bersama hingga Hyunsoo lupa akan rencana awalnya untuk cepat-cepat pulang sebelum Yunho datang.
Tiba-tiba terdengar suara seseorang, “Jihye-ah? Kau sudah di rumah?”
“Ne oppa! Aku sudah pulang kok.” Jihye menoleh melihat oppa-nya yang baru saja memasuki rumah. Mau tak mau, Hyunsoo pun ikut menoleh juga dan matanya tak sengaja bertemu dengan mata Yunho yang tajam itu.
“YAH! Kenapa kau ada disini?!?” Yunho kaget setengah mati begitu melihat Hyunsoo duduk dengan adiknya itu, dan makin kaget ketika melihat adiknya terluka, “KAU APAKAN ADIKKU HINGGA LUKA BEGITU HAH?!?”
“Aku tidak melakukan apa-apa!” Hyunsoo menjawab amukan Yunho sesabar mungkin dan berusaha keras menahan emosinya demi Jihye.
“OPPA! Kau salah sangka! Hyunsoo-unnie bukan yang menyebabkan aku luka, malah dia yang menyelamatkanku dan mengantarku pulang bahkan mengobatiku oppa! Jangan marah-marah begitu padanya!” Jihye membela Hyunsoo yang dibalas anggukan Hyunsoo sebagai peyakin kata-kata Jihye barusan.
“Memangnya kamu dari mana Jihye-ah? Dan apa yang sebenarnya terjadi?” Yunho bertanya dengan nada yang takbisa dijelaskan. Bingung, kesal, kaget, dan lain-lain.
Akhirnya, karena Yunho bertanya demikian, Jihye menceritakan semuanya, dan Yunho hanya bisa mendengarkan dengan agak malu karena dia salah sangka pada Hyunsoo.
Setelah Jihye selesai berbicara, Yunho ternyata tidak berpindah dari tempatnya berdiri, sementara Hyunsoo memutuskan untuk pamit pulang. “Jihye-ah, aku pulang dulu yah, sepertinya hari mulai gelap.” Kata Hyunsoo seraya bangkit dari sofa.
“Aaah ne Unnie, hati-hati yaa, terima kasih untuk semuanya hari ini Unnie. Kapan-kapan kita bercanda kayak tadi lagi yaa” Kata Jihye sambil melambaikan tangannya ke arah Hyunsoo yang hendak keluar rumah.




Seperginya Hyunsoo dari rumah keluarga Jung, Yunho hendak menaiki tangga rumahnya untuk membawa dirinya menuju kamar ketika Jihye memanggilnya.
“Oppa?”
“Ehmm? Waeyo Jihye-ah?” Yunho menoleh ke arah Jihye yang masih duduk santai di sofa.
“Bisa aku bicara sebentar?”
“Tentu, bicaralah. Ada apa?”
“Oppa, kenapa kau harus berteriak sekasar itu pada Hyunsoo-unnie tadi? Aku yang tidak diteriaki olehmu saja merasa takut dan kesal, apalagi dia oppa”
“Soal itu? Haruskah aku menjawabnya?” Tanya Yunho seraya memalingkan wajahnya dan berjalan menaiki tangga.
“OPPA JAWABLAH!” Jihye berteriak dan sukses menghentikan langkah Yunho,
“Kau mau tau? Aku berteriak seperti itu karena aku menyayangimu Jihye-ah. Kupikir dia menyakitimu hingga luka begitu, makanya aku marah. Kalau ternyata ceritanya tidak seperti yang kukira yaa aku minta maaf.” Yunho menatap wajah adiknya dari tangga dengan tatapan datar, tidak hangat seperti biasanya.
“Kau tidak seharusnya minta maaf padaku oppa. Aku tidak marah apalagi menyalahkanmu, tapi mungkin saja Hyunsoo-unnie tersinggung dengan sikapmu itu oppa. Ditambah ia tidak tahu sifat anehmu yang sebenarnya, mungkin dia benar-benar tersinggung hingga tadi langsung pulang! Sebaiknya kau minta maaf lah padanya Oppa. Dia itu orang baik, sungguh jahat jika kau memperlakukan dia seperti tadi!” Jihye berkata panjang lebar.
“Berhubung tadi aku sudah minta maaf padamu, sampaikanlah maaf itu pada Hyunsoo. Dan apa maksudmu dengan sifat anehku Jihye-ah?” Yunho berkacak pinggang pertanda tak terima dibilang punya sifat aneh oleh dongsaeng-nya.
“Tidak! Kau minta maaf lah sendiri! Itu jauh lebih baik oppa. Dan yang kumaksud sifat anehmu adalah sifat dingin tak jelasmu sejak 2 tahun lalu pada hampir setiap yeoja. Kau masih mempertahankan sifat itu oppa? Kenapa? Tak bisakah kau merubah sifatmu itu? Memangnya kau mau jomblo seumur hidupmu apa?” Jihye menggelontorkan (?) pertanyaan bertubi-tubi pada Oppa-nya yang masih mematung di tangga mendengar segala celotehnya.
“Baiklah kalau aku ingat, aku akan minta maaf.” Yunho menghela nafas sebentar lalu melanjutkan, “merubah sifatku? Bukankah memang dari dulu sifatku selalu begini? Jomblo seumur hidup? Hmm, kurasa tidak.  Suatu saat nanti aku akan punya Yeojachingu pasti, kau tak usah khawatir.” Yunho sebenarnya tak yakin dengan jawabannya itu.
“YAH! Oppa, kau harus minta maaf! Jangan bilang kalau ingat! Kau harus mengingatnya!” Jihye memaksakan kehendak baiknya itu pada Yunho lalu melanjutkan “Tidak! Ini bukan sifatmu dulu! Aku ini adikmu, aku tahu semua perubahan sifatmu oppa! Dulu sekali kau biasa saja, cukup ceria, cukup ramah, walaupun memang agak cuek. Lalu ketika bersama dengan Ara-unnie kau berubah.. Kau jauh lebih ceria, lebih ramah dan perhatian pada sekeliling. Tapi setelah itu, kau berubah drastis! Jarang sekali ceria, tidak ramah, tidak peduli pada sekeliling, bahkan kau jarang tersenyum oppa!” Jihye menjelaskan segalanya dengan gamblang yang sukses membuat Yunho makin terpaku di tempat.
“Oppa, bukannya aku nyumpahin atau gimana, tapi coba kau pikir, siapa yeoja yang mau dengan orang yang jarang sekali ceria, tidak ramah, tidak peduli pada sekeliling, bahkan tersenyum saja jarang? Jadi akan sulit bagimu punya yeojachingu dengan sifatmu sekarang ini! Hanya yeoja yang extra,super,duper sabar yang mungkin mau denganmu. Berubahlah oppa.. berubahlah kearah yang lebih baik itu tak salah kok.” Jihye menceramahi kakaknya karena ia sudah makin tak tahan dengan sikap kakaknya yang makin hari makin dingin pada hampir setiap yeoja.
“Jihye-ah aku tak bisa menjajikan perubahan secepat itu, tapi aku akan berusaha. Sekarang, aku akan ke kamar, karena aku sedang lelah. Annyeong Jihye-ah~” Yunho pun melambai sekilas menuju kamarnya dan meninggalkan Jihye yang masih duduk di sofa.


Yunho masuk ke kamarnya lalu melempar jaketnya ke lantai.
“Haaah Jihyeeee, kenapa kau tiba-tiba bawel banget sih? Aku tidak mengerti. Kenapa kau begitu membela si yeoja babo? Nggak jelas amat” Yunho bergumam sendiri.
“tapi harus kuakui, penjelasan gamblangnya tentang perubahan-perubahan sifatku itu memang ada benarnya. Haruskah dan yang terpenting, bisakah aku berubah seperti yang dikatakannya?” pikir yunho dalam hati.
“AARRRRGGH, ntah lah, aku pusing!” Yunho lalu mengacak-ngacak rambutnya sendiri karena bingung.
Akhirnya ia mengambil iPod-nya dari meja lalu memasang headsetnya dan hendak duduk di kursi yang berada di samping jendela, ketika ia melihat foto Ara ada disana. Ia mengambil foto itu lalu menghempaskan tubuhnya kekasur lalu menatap foto itu sambil men-shuffle iPodnya dan terdengar lagu Fixed Star – Infinite:

There must be some things I can’t ever do
like forgetting you
I gave you too much of my heart,
So much that it’s almost pathetic
If I could turn back time
I would do anything
Why didn’t I think of something like this sooner (why not)
These are all useless regrets
because everything is over now

Can I ever forget you
Can I get through this alone
Am I strong enough to endure this
and not put my fallen tears to waste
Can I try to smile
It will take as long as the time that’s already passed
but I

Why didn’t you erase every trace of you
So that it would be like nothing ever happened
I’m breathing, but I feel like I’m slowly dying (I think I am)
These are all useless regrets
because everything is over now

Can I ever forget you
Can I get through this alone
Am I strong enough to endure this
and not put my fallen tears to waste
Can I try to smile
It will take as long as the time that’s already passed

The memories are still piercing through me
with sympathetic eyes
My body is still thrashing in agony
Maybe I can’t do it
I can’t let you go

Lagu itupun berakhir dan Yunho melepas headsetnya, lalu bangkit dari kasur.
“Jihye ada benarnya.. haruskah aku melupakannya? Ya! Kurasa memang harus dan sudah saatnya! Tapi..... pertanyaan besarnya adalah....... Can I ever forget you?”


MONDAY

Yunho melangkah santai dan masuk ke dalam kelas. Baru saja dia menaruh tasnya di kursi 2 sahabatnya, Leeteuk dan Eunhyuk menghampiri.
“Hey! Apa kabar kau?” sapa Eunhyuk sambil menepuk pundak Yunho
“Baik haha..”
“Hey! Kudengar Sabtu kemarin kau bertengkar dengan dongsaeng-ku yah??” Leeteuk bertanya pada Yunho mengenai pertengkarannya dengan Hyunsoo.
Yunho yang mendengarnya agak tertegun mengingat kejadian hari itu, “Aaah, ne.. Mianhe Teuk. Kau pasti tau dari Hyunsoo kan?”
“Mianhe? Kenapa kau bilang Maaf padaku? Kau tak salah apa pun padaku Haha. Dan ya, memang Hyunsoo yang memberi tahuku.”
“ Yaaa, karena aku bertengkar dengan dongsaeng-mu, jadi aku minta maaf, takutnya kau tersinggung atau gimana gitu heee.” Yunho hanya nyengir dengan jari tangannya membentuk huruf V pertanda ‘peace’.
Eunhyuk yang sedari tadi diam mendengarkan, mengerutkan jidatnya karena bingung “Wo, wo wooo... Tunggu sebenentar! Apa aku gak salah denger? Kau? Kau Jung Yunho berantem sama dongsaeng-nya Teuk?”
“Ne~ Kenapa kau membelalakan matamu seperti itu Hyuk? Santai aja napa. Ada masalah?” Tanya Yunho santai.
Leeteuk sebenarnya tak heran dengan sikap yang di tunjukkan Eunhyuk barusan, ekspresi tak percaya yang juga muncul darinya ketika Hyunsoo pertama kali memberi tahunya.
“MWO?! Benarkah? Kau serius? Bagaimana bisa?!” Eunhyuk kini makin terheran-heran.
“YAH! Kenapa kau tidak percaya sekali sih? Itu beneran Hyuuuk! Tanya aja sama Leeteuk, aku males membahasnya lagi!” Yunho menjawab dengan males-malesan. Jujur mengingat Hyunsoo membuat pikirannya jadi runyam, makanya ia males banget kalo ada yang bahas tentang Hyunsoo seperti yang dilakukan Jihye kemarin.
“Hey! Bagaimana aku nggak kaget?! Seorang Yunho! Jung Yunho! Yang terkenal dingin, kaku, gak pedulian banget sama Yeoja dan para Hoobae, sekarang berantem sama dongsaengnya Teuk yang jelas-jelas Yeoja dan berstatus Hoobae! How come?! Bagaimana bisa?” Eunhyuk masih mengintrogasi Yunho dengan dahsyat (?)
“Ya, ya, ya terserah apa katamu lah. Aku tak peduli!” Yunho hanya menjawab asal.
“Yunho! Aku serius, jika biang gosip (?) di sekolah ini sampai tau beritamu ini, kau benar-benar akan mendadak terkenal! Dan yang bahaya adalah Yeoja-yeoja di angkatan kita yang naksir kau bisa berbuat anarkis pada Hyunsoo!” Eunhyuk menjelaskan dan Leeteuk agak tertegun mendenganya.
“AH YA! Kau benar Hyuk! Tak kuampuni mereka sampai berani melakukan hal buruk pada dongsaeng kesayanganku itu!” Leeteuk berkata dengan nada yakin setengah bercanda, yang disusul tawa garing Yunho.
“Ya udah, kalo gitu, rahasiain hal ini baik-baik kalau kalian nggak mau mendengar cerita puluhan yeoja anarkis menerkam Hyunsoo. Huahahahaha. Oke?” Yunho berusaha ngelawak walaupun gak lucu hanya untuk mencairkan suasana.


1 WEEK LATER..
MONDAY

Pagi itu Leeteuk, Eunhyuk, Yunho, dan teman-teman sekelasnya seperti biasa sedang bercanda dan tertawa-tawa bersama. Tiba-tiba, ‘KRIIIIIINGGG!!!!’ bel ribut itu mengganggu segala kesenangan mereka, dan tak lama kemudian Lee-songsaenim masuk ke kelas dan mereka pun duduk di tempatnya masing-masing dengan agak malas.
“Pagi semua!”
“Pagiii songsaenim~”
“Nah, pagi ini, kita kedatangan seorang murid baru. Silahkan masuk dan perkenalkan dirimu!” songsaenim memanggil seseorang dan muncul lah seorang namja. Begitu namja itu membalik badannya menghadap kearah seluruh anak dikelas, Leeteuk tertegun melihat siapa murid baru itu “Di.... dia.... Tidak! Ini tidak mungkin! Dia sudah pindah ke Amerika sejak satu setengah tahun lalu!” Leeteuk masih terbengong dan sibuk dengan pikirannya sendiri, “sebaiknya dengar dulu siapa namanya, baru aku bisa tau ini benar dia atau bukan”
“Annyeonghaseyo, Choi Siwon imnida” Namja baru itu memperkenalkan dirinya.
“YA TUHAN....... I... itu benar dia?!?!? Eottokee......” Leeteuk benar-benar melongo sekarang.
“Silahkan kau pilih tempat duduk yang kosong Choi Siwon.”
“Ne..”
Tempat kosong itu kebetulan hanya 2 meja dari tempat duduk Eunhyuk.

Sepanjang pelajaran Leeteuk benar-benar tak konsenterasi, hatinya tak tenang, pikirannya kalut. Eunhyuk melihat tingkah aneh Leeteuk akhirnya penasaran dan bertanya “Hey! Kau kenapa teuk? Kayaknya gak tenang amat?”
“Aku sedang khawatir Hyuk!”
“Khawatir? Khawatir kenapa? Kayaknya tadi pagi baik-baik aja?”
“Pake kertas! This secret!”
Karena penasaran Eunhyuk pun merobek sebuah kertas lalu melemparnya pada Leeteuk yang duduk di sebelahnya.
(isi surat-suratan EunTeuk)
“Ini soal Choi Siwon, murid itu!”
“Hah? Emang kenapa?”
“Kau benar-benar tak merasa familier dengan orang itu? Dasar pikun!”
“Tunggu, tunggu, Jangan bilang dia Choi Siwon rivalmu dulu waktu SMP?!”
“Yap! Bener banget!”
“Terus? Kenapa lagi? Dia udah bukan rivalmu semenjak kita lulus kan?”
“Iya emang!”
“terus kenapa kau khawatir sih? Kau membuatku bingung!”
“Nanti aja jelasinnya pas istirahat, di cafetaria.”

Surat-suratan gak jelas itu berakhir dengan anggukan dari Euhyuk dan mereka kembali mendengarkan Lee-songsaenim menjelaskan.
Akhirnya jam istirahat pun tiba, Eunhyuk segera menagih janji Leeteuk tadi dan pergi ke cafetaria sambil mengajak Yunho.


“Jadi? Sebeneranya ada apa sih?” Eunhyuk bertanya setelah menyeruput minumannya.
“Kau ingatkan kalau selama SMP Siwon membenciku begitu pula aku?”
“Ne, lalu? Bukankah kalian sudah tidak berhubungan lagi semenjak kita SMA karena SMA kita dan Siwon itu beda?”
“Ne, memang. Tapi kau ingat gak sih selain sebagai rivalku, siapa Siwon itu?” Leeteuk berusaha mengingatkan Eunhyuk yang pikun setengah mati.
“He? Emang dia punya status lain selain sebagai musuhmu?” Eunhyuk menggaruk-garuk kepalanya karena bingung,
“Gini nih kalo punya temen pikun! Dia itu mantan pacarnya Hyunsoo! Lebih tepatnya, First love nya Hyunsoo, dongsaeng-ku..”
“Hey! Kalian ini lagi ngomongin Siwon siapa sih?? Jangan bilang anak baru itu?” Yunho akhirnya buka suara setelah daritadi mendengar kedua temannya itu.
“Ne, memang dia.” Leeteuk mengangguk lemah.
“jadi? Dia mantan pacar dongsaeng-mu Teuk?” Yunho bertanya lagi.
“Ne...”
“OH IYA! Aku ingeeet! Waktu mereka putus Hyunsoo muram banget cukup lama kan yah? Jadi kasian kalo inget.” Kata Eunhyuk tiba-tiba.
“Ne.. Tapi itu jauh lebih baik ketimbang Hyunsoo masih pacaran dengan makhluk itu!” kata Leeteuk.
“Memang kalo masih kenapa? Sepertinya memang cocok bukan?” Tanya Yunho penasaran.
“Cih, cocok?! Tidak! Sama sekali tidak!” Leeteuk berkata sambil meremas kaleng minuman yang di pegangnya.
“Tapi Teuk, bukannya dulu setelah putus sama Hyunsoo dia sekeluarga pindah ke Amerika yah? Kok balik lagi ya? Dan kenapa dia jadi sekolah disini?” Eunhyuk kembali mengintrogasi Leeteuk.
“Itulah yang dari tadi membuatku bingung! Kenapa dia balik lagi?! Dan kenapa harus sekolah disini sih?!” Leeteuk menundukkan kepalanya menatap makanannya dengan tak nafsu sama sekali.
“Emang kenapa kalo dia balik lagi dan sekolah disini? Emang kau sama Siwon itu masih bermusuhan sampe sekarang?” Yunho menatap polos kepada Leeteuk.
“Yang kutakutkan bukan karena aku bertemu lagi dengannya! Aku tak peduli walaupun aku harus bertemu dengannya lagi, tapi yang aku khawatirkan adalah........ Hyunsoo. Aku benar-benar tak ingin mereka bertemu lagi! Butuh waktu cukup lama baginya melupakan makhluk bernama Choi Siwon itu! Dan aku tau benar tak ingin ia membuka memory lamanya! Dan lagi, perasaan Hyunsoo pada Siwon sekarang sudah berubah.. Benci, Sangat!” Leeteuk menjelaskan segala kekhawatirannya.
“Lah? Terus kenapa kalo mereka ketemu lagi? Bukannya katamu Hyunsoo udah benci sama Siwon?” Yunho jadi agak bingung mendengar penjelasan Leeteuk.
“Yunho yang pinteeer, kau juga punya dongsaeng perempuankan? Sebagai kakak, Leeteuk jelas gamau liat dongsaengnya sedih dan muram gak jelas lagi kayak dulu kalo ketemu lagi sama Siwon!” Eunhyuk menyela sebelum Leeteuk sempat menjelaskan. Tapi Leeteuk menangguk pertanda mengiyakan penjelasan Hyuk barusan.
“Kawan, aku ke toilet dulu yah!” Leeteuk bangkit, dan menuju toilet, Eunhyuk dan Yunho hanya mengangguk.
“Oooh begitu.. memang sebenarnya, masalah Siwon dan Leeteuk itu apa yah?” Yunho kembali bertanya pada Eunhyuk.
“Revenge!” Jawab Eunhyuk singkat.
“Revenge? Emang Leeteuk pernah salah apa sama Siwon?”
“Dulu, dongsaeng-nya Siwon, beda setahun doang sama kita, suka sama Teuk, mereka temen biasa doang padahal cuma kayaknya dongsaeng-nya Siwon ngira Teuk suka sama dia juga, padahal Teuk suka sama orang lain. Terus suatu hari Teuk pacaran sama orang yang emang di sukainnya itu, nah, dongsaeng-nya Siwon patah hati terus bermuram-muram untuk waktu yang lama. Sebagai kakak, Siwon gak terima adiknya jadi muram terus begitu gara-gara Teuk, yang emang notabene rivalnya dikelas dalam hal prestasi, jadi hubungan mereka emang udah agak jelek sih. Nah akhirnya, Siwon memutuskan melakukan bales dendam ke Leeteuk.” Eunhyuk menjelaskan garis besar awal permusuhan Leeteuk dan Siwon.
“Ooooh” Yunho berkata kemudian menghabiskan minumannya.
Tiba-tiba Leeteuk yang baru kembali dari toilet menepuk pundah Yunho dan Eunhyuk yang duduk bersebelahan.
“Hey! Ayo kembali ke kelas. Sebentar lagi bel pasti bunyi.” Ajak Leeteuk.
“Ne, Ayo!”
Dalam perjalanan menuju kelas, Yunho berjalan menunduk, “Apa jangan-jangan Hyunsoo itu dipake sebagai alat balas dendam Siwon ke Leeteuk yah? Kalau benar begitu, Choi Siwon itu benar-benar Namja terkutuk!” Yunho sibuk dengan pikirannya sendiri.


Jam pulang sekolah....
Hyunsoo keluar dari kelasnya bersama L, tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya dari belakang.
“Hyunsoo, mianhee aku tak bisa mengantarmu pulang hari ini. Aku ada latihan Basket dulu sebentar. Kau pulanglah duluan. Tak apa kan?” Ternyata yang menepuk Hyunsoo adalah Oppa-nya.
“Ne oppa, aku bisa pulang sendiri.” Hyunsoo tersenyum pada Leeteuk.
“Baiklah kalau begitu. Annyeong Hyunsoo-ah~” Leeteuk melambai pada Hyunsoo.

Sebelum pulang, Hyunsoo menuju perpustakaan untuk mengambil bukunya yang tertinggal disana. Begitu keluar dari perpustakaan, tak sengaja seseorang mengenggolnya hingga semua buku yang dipegangnya terjatuh.
“Aaaah, mianhee.” Namja itu meminta maaf dan hendak membantu Hyunsoo mengambil buku-bukunya.
“Ne, gwaenchana, aku bisa sendiri.” Hyunsoo pun segera bangkit dan pergi dari sana.
Namja yang tadi tak sengaja menyengggol Hyunsoo menatap kepergian Hyunsoo dari depan perpustakaan.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar