Sabtu, 10 Desember 2011

가을의 꽃` (Autumn’s Flower) P3

Cast: Hwang Raekyo, Kim Junsu, Lee Hoya, Yun Jiae, Hwang (Lee) Byunghun, Jung Eunji, Melanie, etc.
Genre: Romance, Comedy
[WARNING] Do not imagine me as Raekyo cause you will –surely- get sucks of it. Imagine her as someone you think fit to her personality. Enjoy this fanfic till the end no matter what you think of it hehe~ ^^

“Lo ketemu dia?” Tanya Jiae setelah mendengarkan cerita panjang dari Raekyo. Yang ditanya hanya mengangguk.
“Jadi selama ini dia sukanya kamu? Waaaah.” Komentar Melanie.
“Jiae.” Panggil Raekyo. “Jujur kenapa lo gak mau gue suka sama Junsu?”
Jiae tersentak mendengar pertanyaan Raekyo itu.
“Kenapa? Apa lo suka sama dia?”
“Bukan begitu…” Takut Raekyo menuduh macam-macam, ia terpaksa menjelaskan semuanya. “Junsu itu mantannya Eonnie gue.”
Kata pertama yang terucapkan membuat Raekyo terkaget bukan main. Dadanya tiba-tiba terasa sesak seakan-akan batu besar telah jatuh diatasnya. Akan tetapi, Jiae tidak bisa melanjutkan pembicaraan itu karena Jung Seonsaengnim telah memasuki kelas mereka.
                                                          ***
“Saat itu gue tahu Oppa masih sayang sama Eonnie.” Kata Jiae mulai bercerita. Raekyo mendengarkan sambil memakan ttokboki yang dibeli- nya di seberang sekolah tadi sebelum menemui Jiae di taman belakang sekolah mereka. “Makanya saat lo suka sama Oppa, gue gak mau lo makan ati gara-gara Oppa sukanya bukan sama lo.”
“Tapi, apa maksud lo dengan Kupu-kupu dan Merpati sama Rusa dan Semut?” Tanya Raekyo setelah menelan ttokboki yang ia kunyah.
“Lo taulah Oppa itu kan cowok populer pas kita SMP. Sementara kita kan….” Jiae  berhenti  bicara. Takut kata-katanya terlalu kasar.
“Terus kenapa mereka putus?” Tanya Raekyo penasaran.
“Eonnie SMA di Incheon. Sementara Oppa disini. LDR never works out, ya know.”
“Apa… Mereka masih saing suka?”
Don’t think so. Seperti yang gue pernah bilang, Eonnie udah pacaran serius sama Sehyuk Oppa. Mungkin tahun depan bakal engage.” Jawab Jiae disambut anggukan Raekyo.
Handphone Raekyo bergetar. Ia mengambil hpnya dari saku blazer seragam sekolah. Disentuhnya layar hp touch itu.


From: HOYA Sunbae
You’re free tonite? Meet me at the station. I’ll wait you there at 7.
-Sunbae-


“Siapa?” Tanya Jiae.
“Byunghun Oppa. Dia bilang Eomma lagi ke supermarket terus
dia latihan basket jadi gue disuruh pulang setengah jam lagi.” Jawab Raekyo.
“Oh….”


To: HOYA Sunbae
Sure. Bring some coke and snacks. Kekekeke~ See ya there!
-Hoobae-


Raekyo menaruh Handphonenya kembali di saku.
“Rae….”
“Hmm…”
“Semoga sukses ya. Semoga lo sama Junsu Oppa berhasil.” Ujar Jiae.
“Sukses apanya? Ada-ada saja kau ini hahaha.”
Dan mereka menikmati angin sore musim gugur bersama di taman be- lakang sekolah. Saat itu.
                                                          ***
From: ♥ ^^
Jangan pulang malam. Besok sekolah. Ada apa memangnya pergi ke rumah Melanie? Sangat pentingkah?


“Mianhae eomma.” Gumam Raekyo lalu menyakukan hapenya itu karena akan segera menaiki kereta. Setelah duduk di kereta, baru ia membalas pesan singkat dari ibunya itu.


To: ♥ ^^
Arasseoyeo. Bukuku tertukar dengan bukunya dan besok ada PR. Mungkin nanti sekalian ngerjain bareng.


Sambil menunggu kereta sampai, Raekyo memasang headsetnya. Ter-
putarlah sebuah lagu.
Loving You – G.Na
Haru jongil maeumi gojang nan geot gata
Dapdaphan gaseumi jemeotdaero ttwineungeol
Oneureun Coffeedo masiji anhado
Ne saenggage jameul jal suga eomneungeol

Isanghagedo nan nega
Chinguro boiji anha
Naega meonjeo dagagalge

I believe, I believe neoman saranghalgeoya
Harurado neoboda meonjeo deo saranghalgeoya
I believe, always believe naega neol gidarilteni
Eoseo nae mam gajyeoga I am loving you~ I am loving you~

Cham isanghae mwodeunji nega hamyeon meosisseo
Neomanui momjisui seomsehami isseo
Neoneun moreugetjiman teukbyeolhan ge isseo neon
I believe in loving you~

I believe, I believe neoman saranghalgeoya
Harurado neoboda meonjeo deo saranghalgeoya
I believe, always believe naega neol gidarilteni
Eoseo nae mam gajyeoga I am loving you~

Nuneul gameul ttaemada
Soneul naemineun neoreul geuryeobwa
Maeil gachi kkumeul nanumyeo
Saranghalgeoya neoui modeungeol

I believe, I believe nae mam algedoelgeoya
Nega joha nega nan joheungeol I belong to you
I believe, always believe eonjengan nega chajawa
Sarangeul mal halgeoya~

I believe, I believe neoman saranghalgeoya
Harurado neoboda meonjeo deo saranghalgeoya
I believe, always believe nae mam arajul ttaekkaji
Honja soksagilgeoya I am loving you~ I am loving you~
I am loving you~ ah~ I am loving you

I was believed in loving you, Kim Junsu, batin Raekyo. Terukir senyum pahit di wajahnya.
The train has arrived at Apgujong station. Suara provider itu membuat lamunan Raekyo buyar. Ia segera turun dari kereta itu.
“Raekyo sshi.” Panggil sebuah suara yang membuat hatinya bergejolak. Suara berat yang membuat sekujur tubuhnya menjadi hangat seketika ia berbicara.
“Sunbaenim.” Raekyo menunduk untuk menghormati sunbaenya yang  lebih tua 2 tahun itu. Lalu Raekyo berjalan ke arahnya, dan duduk di sampingnya.
“Seperti yang kau minta. Coke. Aku juga membawa ini.” Lee Hoya menyerahkan sekaleng coke pada Raekyo yang sudah ia buka sebelumnya juga sebungkus Chocolat Pie.
“Choco Pie!” Seru Raekyo girang lalu segera menyabet coke dan Choco Pie yang ada di tangan Hoya itu. Tanpa ragu, ia segera melahapnya. Hoya hanya memperhatikannya sambil tersenyum pernuh arti.
“Waaa… Jinjja massisseoyeo…” Ujar Raekyo sambil terus mengunyah. Hoya hanya terkekeh dan meneguk cokenya.
“Ngomong-ngomong, ada apa sunbae mengajakku kesini? Ada sesuatu yang pentingkah?” Tanya Raekyo setelah menelan habis makanan di mulutnya.
“Masa ketemu kamu saja harus ada yang penting?” Canda Hoya lalu terkekeh.
“Hih Sunbae… Aku seriuuussss…” Rajuk Raekyo.
“Emang kamu sendiri ngira bakal ada apa aku ngajak kamu ketemuan?” Hoya bertanya balik. Membuat Raekyo terdiam. Karena sejujurnya ia pun tak tahu kenapa ia mau datang menemui Hoya padahal tujuannya tak jelas. Sesaat suasana hening.
“Raekyo sshi.” Raekyo yang sedang meneguk cokenya menoleh ke arah Hoya. “Apa kamu percaya love at first sight?”
Wajah Raekyo memerah. Coke yang ia teguk hampir keluar kembali dari mulutnya. Hatinya bedebar tak karuan.
“Uhuk… Ehm…Hmm… Ya… Percaya aja sih…” Jawab Raekyo gugup. “K- k-kalo Sunbae?”
“Percaya.” Jawab Hoya yakin. Pandangannya menerawang. Seutas senyum terukir di wajahnya.
“Kenapa…. Bisa?” Tanya Raekyo perlahan.
“Musim gugur 2009.” Kata Hoya mulai bercerita. “Aku duduk di bangku ini. Dan hidupku berubah setelahnya.”
Raekyo menegakkan duduknya dan melihat wajah Hoya dengan serius.
“Aku sedang menunggu kereta untuk berangkat ke sekolah ketika seorang gadis datang terburu-buru dan duduk di sebelahku. Ia sepertinya sangat panik hingga ia menghentak-hentakan kakinya. Entah kenapa, itu membuatnya terlihat sangat lucu. Membuat aku ingin memberinya permen agar berhenti. Gadis itu membuka tasnya dan mengambil sesuatu dari dalamnya. Sebuah buku dan pulpen. Aku bingung dan heran, zaman sekarang masih ada juga yang menulis agenda. Aku sampai terkikik sendiri.” Hoya berhenti sejenak dan terkekeh. “Dia sepertinya sa- dar daritadi aku memperhatikannya hingga ia berkata ‘Ya! Apa kau ter- tawa-tawa? Mengetawakan aku ya?’ Katanya galak. Aku hanya terus tertawa karena wajah kesalnya yang lucu. Hingga akhirnya aku berheti tertawa. ‘Hahahaha… Kau lucu sih.’ Dia hanya menatapku kesal dan kembali kepada kesibukannya. Begitu juga aku. Dan akhirnya kereta sampai.”
                                                          ***
“Annyeong.”
“Hah? Kau lagi? Astaga….” Jung Eunji mendelik kesal melihat wajah 
yang membuat moodnya buruk 10 menit yang lalu.
“Hehehehe.” Cowok itu hanya nyengir. Eunji tak menghiraukannya, ia terus menulis di buku agenda kesayangannya itu.
Cowok bernama Lee Hoya itu penasaran dengan cewek di sebelahnya. Karena tak tahan, ia melirik ke buku yang ada di pangkuan si cewek.
You said that foolish dreams are poisonous. Just like a book that tells us about the end of the world.
TAP!
“Yah! Kenapa kau? Ada masalah dengan tempat dudukmu sampai geser-geser begitu?” Eunji menutup bukunya dan menatap ke Hoya de- ngan gugup.
“Ah? Geser-geser? Aku dari tadi diam ah.” Sangkal Hoya.
“Terus, kenapa badanmu condong ke tempat dudukku?” Eunji memperhatikan badan Hoya yang bergeser ‘terlalu’ dekat ke tempat duduknya. Hoya yang menyadari hanya membenarkan posisi duduknya.
“Jangan geer dulu kau! Tadi keretanya kan goyang-goyang.” Kata Hoya beralasan.
Mereka kembali kepada kegiatan masing-masing. Eunji kembali menu- lis dengan tenang di bukunya, sementara Hoya manggut-manggut mendengarkan musik hiphop dari iPodnya.
CIIIIIIT!
Tikungan tajam itu membuat ha-hal berubah dalam sedetik. Ketika ia membuka matanya, Eunji telah berada di pelukan cowok yang belum ia ketahui namanya. Meremas kerah bajunya hingga kusut dan menekan dadanya hingga napas si cowok  berhembus keras. Cowok itu hanya mendekap Eunji.
“Kamu… Gak apa apa?” Tanya Hoya yang masih kaget dengan reaksi cewek di sebelahnya terhadap tikungan itu.  Cewek itu segera melepaskan ‘cengkraman’nya dan merapikan rambutnya.
“Enggak… Gwenchana.” Jawab cewek itu singkat. Hoya hanya mengangguk dan kembali memakai earphonenya yang terlepas karena gun- cangan tadi.
Eunji menunduk lemah. Matanya lembap dan tangannya lemas. Ia berusaha mengatur napasnya. Ia menatap cowok di sebelahnya yang sedang melihat ke arah yang berlawanan. Dalam hatinya ia berterima kasih. Walaupun ia tak mengungkapkannya.
“Jung Eunji imnida.” Eunji mengulurkan tangannya. Entah angin apa yang membuat seorang Jung Eunji berkenalan kepada seorang cowok. Yang baru ditemuinya setengah jam yang lalu.
“A-a. Lee Howon imnida. Panggil saja Hoya.” Hoya membalas uluran tangan cewek bernama Eunji itu dan menjabat tangannya. Keduanya tersenyum tulus.
                                                    ***
“Itulah awal segalanya. Pada akhirnya kami sering bertemu. Bukan hanya di stasiun. Kami pergi ke toko buku bersama, lalu piknik, dan dia juga mengajarkanku bermain piano.” Hoya tersenyum penuh arti. Namun seketika wajahnya berubah menjadi lemas. “Hingga…”
“Hingga apa, sunbae?” Tanya Raekyo penasaran.

Tobecontinue...

Sorry if there's a lot of typo hehe~ ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar