Note 3: MAAAFFFF bangeeeet, ceritanya makin-makin gak jelas.. maaaf yaaa merusak isi blog kitaaa, maaaaf :((((
TUESDAY
Pagi itu Hyunsoo terbangun
dengan tubuh lemas luar biasa. Perutnya sakit tak karuan, tapi ia harus
memaksakan dirinya untuk bangun dan berangkat ke sekolah. “aaarrggghh! Sial! Ini pasti karena aku tadi malem lupa makan, jadinya
maag ku kambuh begini” pikir Hyunsoo dalam hati.
Sepanjang perjalanan ke
sekolah, Leeteuk memperhatikan tingkah dongsaengnya yang agak aneh pagi itu
lalu bertanya dengan khawatir, “Hyunsoo-ah? Waeyo? Kenapa sepertinya kau lemas
sekali? Apa kau sakit?”
“Ne, oppa.. Sepertinya
Maag-ku kambuh lagi. Perutku perih sekali rasanya.”
“Pasti tadi malem kau lupa
makan kan? Sudah kuperingatkan berkali-kali, kau harus makan tepat waktu,
penyakit maag-mu itu sudah kronis Hyunsoo-ah!” Leeteuk jadi agak kesal karena
khawatir pada Hyunsoo.
“Ne oppa, mianhee aku
tidak nurut waktu disuruh makan tadi malem. Jeongmal mianhe oppa.” Hyunsoo hanya bisa menjawab lemah karena ia
benar-benar tak punya tenaga lagi.
“kau yakin kuat sekolah
Hyunsoo-ah?”
“Ne oppa, aku tak apa.
Nanti juga sembuh sendiri, aku sudah minum obat.”
“Baiklah. Tapi ingat! Kau
jangan telat makan lagi! Dan kalau kau sudah tak kuat, bilang padaku, aku akan
mengantarmu pulang!”
“Ne, gomawo oppa. Kau
sangat perhatian. Tumben.”
“Yah! Bicara apa kau?”
“bercanda oppa~”
Tak lama kemudian mereka
sampai di sekolah. Hyunsoo bersusah payah menyeret kakinya untuk masuk kedalam
kelas lalu segera duduk di tempatnya.
“Hyunsoo? Kau baik-baik
saja? Kenapa kau lesu sekali?” Hyora bertanya dengan khawatir
“maag-ku kambuh, Hyora.
Jadi perutku sakit sekali dan kepalaku terasa berputar-putar sekarang” Hyunsoo
menjawab dengan tatapan seperti orang linglung.
“Kenapa kau masuk sekolah?
Kalau sakit, mending di rumah saja!”
Hyunsoo hanya diam tak
menjawab. Ia juga tidak tau kenapa ia hari ini maksain masuk sekolah, padahal
biasanya males setengah mati.
Kesialan Hyunsoo hari ini
tak berakhir sampai disitu, ketika ia sedang menjatuhkan kepalanya diatas meja gara-gara
pusing banget, tiba-tiba Kim-songsaenim masuk kelas yang artinya Hyunsoo harus
mengangkat kepalanya yang masih terasa berputar-putar itu. Tiba-tiba....
“Tutup semua buku kalian!
Keluarkan alat tulis saja! Hari ini ulangan matematika!” Kata Kim songsaenim
dengan lantang abis.
Seluruh isi kelas tampak
shock dengan ulangan dadakan sialan itu. Gimana gak shock? Matematika man!
Ulangan mendadak, gak belajar, artinya....... bersiaplah dengan nilai
do,re,mi,fa,sol,la! Alias 1,2,3,4,5,6!
Hyunsoo yang tau pasti
bahwa Kim songsaenim tak main-main jika bicara, hanya bisa pasrah, mau ngomong
apa juga bakal tetep ulangan kalo sama guru yang satu ini.
1 setengah jam kemudian, “KRIIIIIIING!!!!”
Bel berbunyi dengan begitu nyaring, “BAIK! Semuanya, kumpulkan hasil kerja
kalian! Selesai tidak selesai kumpulkan SEKARANG!” Kim songsaenim berteriak
ganas dan langsung disusul dengan semua murid mengumpulkan ulangan tersebut.
Seusai pelajaran terakhir
hari itu, Hyunsoo yang masih dilanda sakit perut dan pusing kepala itu sedang
mengambil buku di lokernya ketika seseorang menepuk pundaknya. Ia menoleh dan
mendapati Kim-songsaenim berdiri tepat di belakangnya.
“Park Hyunsoo, ikutlah
dengan saya! Ada yang perlu saya bicarakan!” kata Kim-songsaenim singkat, dan
Hyunsoo langsung menuruti perintah Kim songsaenim dan mengikutinya menuju ruang
guru.
“A..ada apa songsaenim?”
tanya Hyunsoo ragu-ragu.
“Park Hyunsoo, apa kau sedang
ada masalah pribadi? Atau sedang sakit mungkin? Apa hari ini kau baik-baik
saja?” tanya Kim-songsaenim.
“Memangnya ada apa
songsaenim?”
“Nilai ulangan
matematikamu buruk sekali Park Hyunsoo! Padahal biasanya nilai-nilaimu selalu
bagus. Ada apa sebenarnya?” tanya Kim-songsaenim sambil menyerahkan lembar
ulangan Hyunsoo.
“Sa...saya memang kurang
enak badan hari ini.. Mianhee songsaenim.”
Melihat wajah Hyunsoo yang
pucat Kim-songsaenim percaya bahwa Hyunsoo memang sakit, “Baiklah. Tapi besok
kau harus mengulangnya bersama teman-temanmu yang juga dapat nilai jelek!”
“Ne, arraseo songsaenim..
saya permisi sekarang”
“Ne, silahkan.”
Hyunsoo hanya bisa
berjalan gontai menuju ke pinggir lapangan sekeluarnya dari ruang guru.
Ditatapnya nilai ulangan matematikanya pagi tadi, “buruk sekali!” pikir
Hyunsoo. Sesampainya di pinggir lapangan, ia menunggu Leeteuk disana dan
tiba-tiba saja dari belakang ada yang menarik kertas ulangan yang daritadi
ditatapnya itu.
“HUAHAHAHAHA!!! SUDAH
KUBILANGKAN KAU ITU YEOJA BABO!! LIHAT NILAI INI!! HAHAHAHAHA” Yunho yang
mengambil kertas ulangan Hyunsoo tertawa terbahak-bahak atau tertawa kemenangan
tepatnya.
Hyunsoo yg memang sudah
lelah dan masih tak enak badan malas menanggapi tingkah Yunho yang bener-bener
rese itu, jadi dia langsung menarik kertas itu dari tangan Yunho tetap dalam
tenang, tak bersuara.
Melihat Hyunsoo yang diam
saja tak menanggapi olok-oloknya, Yunho makin mengira Hyunsoo merasa kalah,
maka ia makin gencar menghina Hyunsoo.
Hyunsoo yang sedari tadi
berusaha keras menahan emosinya, kini benar-benar tak kuat lagi. Tangannya yang
daritadi dimasukkan ke kantung roknya, kini telah mengepal dengan kuat
dan........
BUUUUUUK!
Hyunsoo meninju Yunho
tepat dipipinya lalu berkata, “AKU MUAK DENGANMU! AKU SUDAH BERUSAHA MENAHAN
EMOSIKU, TAPI KAU TAK BERHENTI JUGA! AKU TAK MELADENIMU BUKAN KARENA AKU MERASA
KALAH! TAPI KARENA AKU SEDANG TIDAK ENAK BADAN! KAU ITU........ KAU NAMJA
MENYEBALKAN BENAR-BENAR SUDAH KELEWATAN!”
Setelah mengatakan itu
semua Hyunsoo pergi, tak terasa air mata jatuh ke pipinya karena ia benar-benar
marah, kesal, dan terutama..... sakit! Sakit hati karena kata-kata Yunho yang
keterlaluan, dan sakit kepalanya yang kini makin menjadi-jadi setelah berteriak
dengan segenap tenaganya yang tersisa. Sedang kan Yunho yang ditonjok dan
ditinggal pergi, Cuma bisa cengo, bingung harus ngomong apa. Dia memang salah,
tapi dia terlalu gengsi untuk minta maaf duluan.
Hyunsoo yang masih sangat
kesal duduk dibawah pohon dengan air mata masih sedikit menetes dari mata
indahnya. L melihat Hyunsoo seperti itu, berinisiatif untuk melefon Leeteuk
agar cepat datang dan mengantar Hyunsoo pulang.
“Yoboseyo?”
“Hyung, ini aku, L.”
“Ne, ada apa?”
“Hyung, cepatlah datang ke
halaman depan sekolah, ini penting, dongsaengmu.......”
“Ada apa dengan Hyunsoo?!”
“Kau datanglah dulu Hyung,
nanti kau mengerti sendiri”
“Baiklah. Temani dia dulu
sampai aku datang!”
“Ne hyung.”
Telfon ditutup dan L
mendekati dan duduk disamping Hyunsoo. “Hyunsoo-ah? Gwaenchana?”
Hyunsoo kaget dan langsung
menghapus air mata dengan punggung tangannya, “L? Kau belum pulang? Nee,
gwaenchana” kata Hyunsoo berusaha tersenyum.
“Belum. Sudah jangan sedih
lagi Hyunsoo-ah..” Kata L sambil mengacak-ngacak rambut Hyunsoo.
“Ne, terima kasih kau
menghiburku. Kau memang sahabatku yang terbaik L..”
“Ne, cheonmaneyo~”
Lalu tiba-tiba mereka
melihat Leeteuk berlari dengan nafas terengah-engah.
“Nah Hyunsoo, oppa-mu
sudah datang, aku pulang dulu yaa~ Annyeong~”
L pun berlari pulang dan
melewati Leeteuk, “Gomawo L telah menemani Hyunsoo” kata Leeteuk singkat.
“Cheonmaneyo Hyung”
“Hyunsooo! Kau baik-baik
sajakah? Ada apa sebenarnya? ceritakan padaku!” Leeteuk langsung mendekati
Hyunsoo dan memeluknya.
“Tak apa oppa, aku sudah
tidak apa-apa sekarang.”
“Hyunie-aah, kau jangan
bohong! Hanya sesuatu yang benar-benar menyakitkan dan menyedihkan yang bisa
membuat seorang Park Hyunsoo menangis, kau beda dengan yeoja lain Hyunsoo-ah.
Kau tidak cengeng, menangis hanya kalau diperlukan. (?) Jadi sebenarnya ada
apa?” Tanya Leeteuk sambil mengelus rambut panjang Hyunsoo yang terurai bebas.
“Nee, aku memang takbisa
menyembunyikan apapun darimu! Kau selalu saja tau oppa!”
“Tentu saja, aku ini
kakakmu! Sekarang ceritakan!” kata Leeteuk seraya melepas dongsaengnya agar ia
bisa leluasa untuk menceritakan semuanya.
Hyunsoo pun
menceritakannya kepada Leeteuk dan ia kembali sedikit menangis.
“Hyunsoo-ah? Sudah-sudah
jangan menangis. Nanti aku akan bicara padanya agar dia tak melakukan hal itu
lagi padamu. Arraseo?” Kata Leeteuk sambil menghapus air mata Hyunsoo dengan
ibu jarinya.
“Lebih baik sekarang kita
pulang! Wajahmu masih pucat seperti tadi pagi dan sekarang sudah mau Hujan.”
Kata Leeteuk kemudian.
“Ne oppa. Kajja!”
WEDNESDAY
Jam Pulang sekolah......
“Yoboseyo?” Leeteuk
mengangkat hp nya yang tiba-tiba saja berdering.
“Oppa, hari ini kau
pulanglah duluan. Aku ada ulangan matematika dulu.”
“Kau yakin? Kalau kau mau
aku bisa menunggumu dulu Hyunsoo-ah.”
“Tidak oppa, tidak perlu,
pulanglah duluan saja, aku bisa pulang sendiri. Percayalah”
“Baiklah kalau begitu.
Tapi ingat! Kau harus hati-hati ya!”
“Ne oppa.”
Hyunsoo langsung menutup
telfonnya dan segera menuju ke kelasnya lagi karena ulangan itu akan segera di
mulai. 2 jam mengerjakan ulangan tersebut, akhirnya Hyunsoo dan beberapa teman
sekelasnya yang juga mengulang ulangan matematika itu selesai dan segera
berhamburan keluar kelas. Berhubung baik L maupun Hyora dan Yoora tidak
mengikuti ulangan ulang itu jadilah ia benar-benar sendirian keluar dari
sekolah.
Hyunsoo berjalan sendirian
dari halte menuju ke rumahnya. Ia menaiki bus tersebut dan Sialnya, karena
ngantuk parah, Hyunsoo ketiduran dan bablas sampai 2 halte setelah halte dimana
ia seharusnya ia turun. Jadilah ia turun dari bus dan berjalan jauh menuju
rumahnya. Namun ada satu hal yang sama sekali tidak disadari Hyunsoo, yakni
dari keluar kelas tadi ada yang mengikutinya terus dari belakang hingga
sekarang!
Yunho sedang duduk sendiri
di kamarnya, memainkan game di iPod nya dengan tampang bosan. “HAAAAH, aku bosaaan! Hmmm, lebih baik aku
keluar ah, cari minuman kaleng, haus sekali rasanya.” Pikir Yunho dalam
hati.
Yunho pun segera mengambil
jaket dan turun dari kamarnya, di bawah ia bertemu dengan Jihye, “Oppa mau
kemana?” tanya nya polos.
“Aku mau ke minimarket
sebentar, cari minuman kaleng” jawabnya singkat lalu keluar dari rumahnya.
Sesampainya di minimarket
itu ia langsung membeli minuman kaleng. Ketika sedang membayarnya, ia melihat
keluar dari pintu transparan minimarket itu dan ia melihat sesuatu yang janggal
baginya.
“itu bukannya Hyunsoo? Tumben baru pulang, sendirian
lagi.” Pikir Yunho, namun belum
terjawab pertanyaan itu, ia melihat seorang namja sekitar 4 meter di belakang
Hyunsoo sedang mengikutinya, dan ia tau pasti siapa namja itu!
“I...itu Choi Siwon kan? Si murid baru itu?! Sedang
apa dia disekitar sini? Setauku rumahnya gak lewat sini sama sekali!” Setelah berpikir begitu, ia jadi teringat pembicaraannya
dengan Eunhyuk dan Leeteuk beberapa hari lalu mengenai namja bernama Siwon itu.
“ASTAGA! Jangan-jangan ia punya niat tak
baik pada dongsaengnya Teuk lagi!” Yunho langsung berlari keluar minimarket
dan mengikuti Siwon dari belakang.
Sepanjang perjalanan
pulang, Hyunsoo merutuki dirinya sendiri yang ketiduran di bus yang akhirnya
bikin dia bablas sampe sejauh ini. Namun tiba-tiba saja, ada yang menarik
tangannya dari belakang. “YAAAAH! SIAPA KAU?” Hyunsoo refleks berteriak, namun
ia segera merasa kehilangan suaranya ketika melihat siapa yang menarik
tangannya.
“Kau ingat aku kan Park
Hyunsoo?” tanya namja itu seraya tersenyum
“K...kau! kau sedang apa
disini Choi Siwon?! Aku sudah tak ada urusan denganmu! Bagaimana kau bisa ada
disini lagi hah?!” Hyunsoo benar-benar kaget sekarang.
“Sopan sekali kau
memanggilku tanpa sebutan ‘oppa’? aaah, dan soal itu, ceritanya panjang
Hyunsoo-ah~ lebih baik aku ceritakan di cafe itu saja? Bagaimana?”
“ANDWEEEE!!! LEPASKAN AKU!
AKU MAU PULAAANG!” Hyunsoo berusaha melepas tangannya dari genggaman Siwon,
namun tak bisa.
“Aku takkan melepaskanmu
lagi. Kau tau? Aku merindukanmu tau..”
“AKU TAK PEDULI! SEKARANG
LEPASKAN AKUUUU!!!”
“Astagaaa, kemana Hyunsoo
yang dulu manis dan lucu itu? Kenapa kau sekarang senang sekali berteriak?”
“KALAU KAU TAK
MELEPASKANKU AKU AKAN BERTERIAK LEBIH PARAH CHOI SIWON! LEBIH BAIK CEPAT
LEPASKAN AKU! ATAU AKU AKAN MENGADUKANMU PADA LEETEUK OPPA!!”
“Teriak saja sesukamu dan
adukan saja. Aku tak pernah takut pada Leeteuk.”
“ya tuhaaan, selamatkan aku dari namja sialan ini! Aku
sudah tak mau lagi bertemu dengannya. Kumohon selamatkan akuu” doa Hyunsoo
dalam hati.
Tiba-tiba terdengar suara
seorang namja dari belakang Siwon, “YAAAH! KAU! LEPASKAN DIA!” Hyunsoo dan
Siwon pun menoleh untuk melihat siapa namja itu.
“YAAAH! KAU! LEPASKAN
DIA!” Teriak Yunho tiba-tiba seraya berjalan kearah Hyunsoo dan Siwon.
“Kau? Kau Jung Yunho kan?
Temannya Leeteuk?” tanya Siwon.
“NE!” Jawab Yunho sambil
melepaskan tangan Hyunsoo dari genggaman Siwon lalu menyembunyikan Hyunsoo di
belakang punggungnya. Hyunsoo yang sudah lemas pasrah saja bersembunyi di
belakang punggung Yunho.
“YAH! KAU TAK USAH IKUT
CAMPUR YUNHO! KAU DISURUH LEETEUK KAN?
PERGILAH! DAN BERI TAU LEETEUK AKU TAKKAN MELAKUKAN HAL BURUK PADA HYUNSOO!”
Siwon berkata sambil berusaha meraih tangan Hyunsoo yang kini berada di
belakang Yunho.
Yunho menepis tangan Siwon
dan berkata, “Aku tak disuruh Leeteuk! Dan sebaiknya kau yang pergi! Bukankah
Hyunsoo sendiri juga sudah menyuruhmu untuk pergi Choi Siwon?”
“YAH! KAU ADA HUBUNGAN APA
SIH SAMA HYUNSOO? KALO EMANG GAK ADA, PERGI SANA!”
“Tak ada, tapi aku tak
suka melihatmu memaksa yeoja seperti itu!” Kata Yunho tenang.
“KAAAUUU!” BUUUUUK!
Siwon menonjok Yunho
dengan kuat hingga Yunho tersungkur ke tanah.
Belum sempat Yunho
membalas, Siwon sudah langsung pergi dan berteriak, “KAU! JUNG YUNHO! KAU
MEMBUAT MASALAH DENGAN ORANG YANG SALAH!! URUSAN KITA BELUM SELESAI! INGAT
ITU!”
Hyunsoo kaget luar biasa
dan lututnya langsung lemas ketika melihat Yunho yang berdiri di depannya
tiba-tiba saja di tonjok dan tersungkur. Seketika itu juga Hyunsoo jatuh diatas
lututnya. Yunho segera bangkit dan melihat Hyunsoo yang lemas,
“Hyunsoo? Gwaenchana?”
Yunho jongkok dan bertanya dengan nada khawatir.
“N....ne.. Gwaenchana
Yunho-ssi.” Hyunsoo berusaha berdiri namun lututnya kini terasa terlalu lemas.
Yunho melihat Hyunsoo yang
terlalu lemas itu langsung menaruh Hyunsoo di punggungnya dan menggendongnya.
“Kuantar kau pulang!” katanya singkat.
“YAH! Apa yang kau
lakukan?! Turunkan aku sekaraaang!” kata Hyunsoo sambil berontak, berusaha
turun dari punggung Yunho.
Yunho pun menurunkan
Hyunsoo dan bertanya, “Memang kau bisa pulang sendiri hah?”
Hyunsoo turun dari
punggung Yunho dengan kaki masih agak lemas, sehingga ia berdiri dengan
gemetar.
“Lihat! Berdirimu saja tak
benar, gemetar tak karuan seperti itu, kau yakin bisa jalan? Kuperingatkan, ini
Masih jauh. Kalau kau yakin bisa pulang sendiri, aku akan pulang. Daah!” Kata
Yunho sambil berpura-pura berjalan pergi.
Hyunsoo hanya diam
berusaha berjalan namun ntah kenapa rasanya sulit sekali.
Yunho menoleh kebelakang
dan melihat Hyunsoo yang berjuang mati-matian hanya untuk berjalan, akhirnya ia
memutuskan kembali dan menggendong Hyunsoo di punggungnya karena kasihan.
“Sudah, jangan memaksakan dirimu! Biar aku antar kau pulang saja.”
Kali ini, Hyunsoo pasrah
saja.
Dalam perjalanan,
“Yunho-ssi......” Hyunsoo memanggil Yunho dengan nada ragu-ragu
“Hmm? Waeyo?”
“hmmm, Gomawo. Terima
kasih telah membuatnya pergi” kata Hyunsoo.
“Ne, cheonmaneyo.” Jawab
Yunho tersenyum singkat.
“Hmmm, boleh aku
bertanya?”
“Mau tanya apa?” jawab
Yunho datar
“Kenapa kau menolongku?
Bukannya kau membenciku?”
“Hm? Tidak, Aku tidak
membencimu. Dan ini juga tanda maafku karena menghinamu kemarin. Mianhe,
jeongmal mianhe.”
“Ne, aku memaafkanmu. Kau
tidak membenciku Yunho-ssi? Lalu kenapa kau menghinaku terus?”
“Aku tak membencimu,
tenanglah. Kau ingin tau kenapa aku membully-mu? Karena aku suka melakukan itu!
Menyenangkan sekali asal kau tahu, haha” tawanya masih dengan wajah datar.
“Yah! Kau menyebalkan!”
Hyunsoo menggetok kepala Yunho pelan.
“YAH! Jangan menggetokku
seperti itu!”
“Sampai kapan kau akan
menghinaku terus ha?”
“Sampai kapan? Hmmm,
entahlah............ sampai aku bosan tentunya! Hahahaha.”
Belum sempat Hyunsoo berkata
lebih lanjut, mereka telah sampai di depan rumah Hyunsoo, disana Leeteuk sedang
berdiri menunggu Hyunsoo dan ia awalnya bingung namun langsung tersenyum super
jail melihat Hyunsoo pulang diantar Yunho.
Yunho kaget melihat
Leeteuk dan segera menurunkan Hyunsoo dari punggungnya. “Teuk, kau jangan salah
paham ya! Aku hanya menolong Hyunsoo kok, gak lebih.” katanya langsung.
Leeteuk nyengir jail lalu
berkata, “Masaaa? Hahaha, lebih juga gapapa kok.”
Mendengar itu, wajah
Hyunsoo dan Yunho dengan kompak memerah, dan Leeteuk segera tertawa
terbahak-bahak melihatnya.
“YAH! OPPA! Kau ini apaan
sih?! Yunho-ssi hanya menolongku. Nanti aku ceritakan!” Kata Hyunsoo sambil
memukul lengan Leeteuk.
“Iya, iyaaaa aku percaya..”
Kata Leeteuk mengalah
“Baiklah, lebih baik
sekarang aku pulang, Annyeong Leeteuk, Annyeong Hyunsoo..” Yunho berkata seraya
melambaikan tangannya dan berjalan pulang.
Seperginya Yunho, Leeteuk
membantu Hyunsooo masuk ke rumah dan tiba-tiba iseng bertanya, “Udah akur nih?
Padahal aku belum sempet ngomong sama Yunho biar berenti ngebully kamu
loh......”
“Ha? Apaan sih? -_-“
“Ituuuu, tadi buktinya
dianterin pulang segala, di gendong pula. Huahahahaha.” Leeteuk tersenyum jail
yang disusul getokan Hyunsoo di kepalanya.
“YAH! Kau ini ngaco oppa!”
“Kau suka sama Yunho
kaaan? Bilang aja Hyunnie-aah~ kalo kamu gak berani nyampein sendiri, sini,
biar oppa-mu yang baik ini yang menyampaikannya! Hahahahaha”
“Apasiiiiih! Annoying
banget jadi orang.”
“Iya, iyaaaaa, aku Cuma
bercanda kok. Memang sebenernya tadi ada apaan sih?”
Hyunsoo pun menceritakan
segalanya pada Leeteuk dan sukses membuat wajah Leeteuk merah nyala (?) karena
marah.
Malem itu, Hyunsoo sedang
membaca novel diatas kasurnya ketika tiba-tiba ada yang mengetuk pintu
kamarnya.
“Siapa?” tanya Hyunsoo
dari dalam kamarnya.
“ini aku. Boleh aku
masuk?” jawab Leeteuk dari luar.
“Oppa? Masuklaah.” Kata
Hyunsoo sambil menutup Novel yang ia baca.
Leeteuk pun masuk ke kamar
Hyunsoo dan duduk di samping Hyunsoo.
“Ada apa oppa?”
“Hmmm, ada yang ingin aku
tanyakan padamu Hyunsoo-ah”
“Tanya apa oppa? Silahkan
saja.”
“A... apa kau masih ada
perasaan sama Siwon?” tanya Leeteuk serius.
“Oppa? Kenapa kau
tiba-tiba bertanya begitu?”
“Aku hanya memastikan
Hyunsoo-ah. Jadi? Iya atau tidak?”
Hyunsoo menghela nafas
panjang dan berkata, “Oppa, aku sudah tak ada perasaan lagi padanya,
tenanglah.”
“Kau serius?”
“Ne~”
“Baiklah..... hmmm,
Hyunnie-ah, sejujurnya aku jauh lebih senang kalau kau dekat dengan Yunho yang
dingin itu daripada harus dekat lagi dengan Siwon.” Kata Leeteuk sambil bangkit
dari kasur dongsaengnya itu.
“Opppaaaaa?! Kau ini
bicara apa siiih?!” Hyunsoo melempari Leeteuk dengan bantal dengan wajah
memerah *lagi*
“Aku serius Hyunsoo-ah!”
Kata Leeteuk serius sambil keluar dari kamar Hyunsoo.
Hyunsoo kini hanya bisa
cengo dengan ekspresi gajelas mendengar kata-kata oppanya barusan............
To Be Continued~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar