“Y..Yun...Yunho-sunbaenim?” Hyunsoo sampai tergagap menyebut nama sunbae-nya itu karena kaget.
Yunho pun beralih dari jaketnya yang kotor itu dan menatap siapa yang menabraknya itu. Awalnya Yunho hanya menatap dingin seperti biasanya, lalu berubah bingung kemudian mendadak tertegun mengingat sesuatu “tatapan itu......” Namun ia segera mengalihkan pikirannya dan berteriak “YAAAH!!! TERNYATA SI YEOJA BABO INI LAGI YANG MENABRAKKU!!” Yunho meneriaki Hyunsoo dengan kesal lalu menarik Hyunsoo keluar dari cafe tersebut agar tidak membuat keributan disana.
“YAAAH! Jangan menarikku seenaknya kau!” Hyunsoo berteriak kaget ketika Yunho tiba-tiba saja menariknya keluar.
“Sopan sekali kau Yeoja Babo meneriakiku seperti itu!” Yunho menghempaskan tangan Hyunsoo yang sedari tadi ditariknya.
“Kau apa-apaan sih tiba-tiba menarikku kencang-kencang begitu? Dasar Namja menyebalkan! Tak bisakah kau bicara baik-baik?!” Hyunsoo semakin kesal dengan kelakuan Yunho yang menurutnya sangat menyebalkan.
“Sudahlah, malas aku berdebat dengan Yeoja Babo sepertimu! Sebenarnya, apa maumu dengan mengotori jaketku hah?” Yunho kembali memarahi Hyunsoo diluar cafe tersebut.
“Aku kan sudah bilang aku tidak sengaja. Mianheee Sunbaenim..” Hyunsoo membungkuk meminta maaf dengan perasaan masih sangat kesal.
“Haaasssh dasar yeoja yang.......” belum selesai Yunho melanjutkan omongannya itu Hyunsoo menyela
“SUNBAENIM! Bisakah kita selesaikan masalah kecil ini baik-baik? Tolong berhentilah menghinaku! DAN BERHENTI MEMANGGILKU YEOJA BABO! AKU TIDAK BABO DAN AKU PUNYA NAMA TAU!” Hyunsoo kini benar-benar emosi.
“Siapa kau menyuruhku berhenti melakukan apa yang kusuka? Dan apa peduliku dengan namamu? Dan terakhir apa yang kau bilang tadi? MASALAH KECIL!??! Bagiku ini sama sekali BUKAN MASALAH KECIL, KAU HARUS TAU ITU!” Yunho melanjutkan omelan bertubi-tubinya lagi kepada Hyunsoo yang sudah makin tak sabar menghadapi sikapnya.
“Berarti kau orang yang suka membesar-besarkan masalah! Sudahlah begini saja, sebagai tanda maaf bagaimana kalau jaketmu yang kotor itu aku cuci dulu? Nanti sore atau malam akan aku antar ke rumahmu. BAGAIMANA?” Hyunsoo berteriak kesal lalu memberi penawaran untuk menghentikan omelan Yunho yang kalau terus di lanjutkan bisa membuatnya tuli mendadak.
Yunho terdiam beberapa saat kemudian berkata “Baiklah, tapi kau harus mengembalikannya seperti keadaan semula! Sampai ada cacat pada jaket kesayanganku ini, AWAS KAU!” Yunho memberikan jaketnya pada Hyunsoo lalu pergi dengan sejuta pertanyaan dalam benaknya.
Setelah Yunho pergi Hyunsoo kembali kedalam cafe tersebut dan menghampiri L.
“Darimana kau? Kenapa tiba-tiba raut wajahmu seperti itu Hyunsoo-ah?” Tanya L bingung melihat Hyunsoo yang setengah lemas setengah kesal.
“Habis berantem” kata Hyunsoo singkat sambil duduk dan menyeruput minumannya.
“Hah? Berantem? Berantem sama siapa? Jangan bercanda Hyunsoo!” L makin bingung mendengar jawaban Hyunsoo itu.
“Aku seriuuus! Barusan aku berantem sama Yunho-ssi, temennya Leeteuk-oppa.”
“HOAH?!? Yunho-ssi? Kok bisa?” L bertanya dengan kaget sampai-sampai membelalakkan matanya.
“Biasa aja kali ekspresinya, gausah segitunya, kayaknya shock amat.” Hyunsoo masih terlihat kesal bukan main.
“Ya gimana gak shock? Kita masih tergolong anak baru dan kau sudah punya masalah dengan Sunbaenim seperti Yunho-ssi?!? Itu bahaya Hyunsoo-ah!” L menjelaskan dengan semangat (?)
“Pokoknya aku tidak cari masalah sama sunbaenim itu, aku tidak sengaja. Memangnya dia siapa? Kenapa sepertinya kau cerita bagaikan dia itu berpengaruh sekali sih di sekolah?” Hyunsoo menanggapi omongan L dengan malas.
Paham Hyunsoo sudah kesal dengan pembicaraan mereka, L tidak berminat melanjutkan apa yang ia tau tentang Yunho “Kau berantem kenapa?” Tanya L akhirnya.
“Aku tidak sengaja menabraknya dan mengotori jaketnya, lalu dia marah-marah seperti ada masalah besar yang terjadi dan aku terpaksa mencuci jaketnya sebagai tanda maaf dan supaya ia diam dari omelan gilanya itu! Sungguh, mungkin aku bakalan tuli beneran kalo dia ngelanjutin marah-marahnya itu! Padahal ini Cuma masalah kecil yang bisa diselesaikan baik-baik bukan?” Hyunsoo menjelaskan.
“Ooooh, iya juga sih, tidak terdengar seperti masalah besar padahal.”
“Sudahlah, aku lelah.. L, ayo pulang! Aku mau istirahat lalu mencuci jaket ini, karena aku janji mengembalikannya sore ini.”
“Ne, ayo pulang.”
Hyunsoo segera masuk ke kamar, melempar tasnya dan jaket milik Yunho asal lalu membaringkan tubuhnya ke kasur.
“Hanya perasaanku saja atau memang Namja itu benar-benar menyebalkan sih? Dia memang ganteng sih, tapi sifat dingin diawal lalu berubah jadi menyebalkannya melebihi gantengnya kurasa. HAAAAH aku benci padanya!! Kenapa masalah sepele saja dia harus meneriakiku sebegitu kerasnya? Tak bisakah bicara pelan-pelan? MENYEBALKAN!!” Hyunsoo bergumam kesal.
“Sudahlah mau diapakan juga sudah terjadi, lebih baik aku mencuci jaket itu dan mengantarnya kembali pada makhluk menyebalkan itu” Hyunsoo akhirnya beranjak dari kasurnya lalu mengambil jaket itu dari lantai lalu berjalan dengan malas menuju ke tempat cuci.
Setelah jaket itu bersih dan sudah terlipat rapi, Hyunsoo pun berjalan keluar rumahnya menuju ke rumah keluarga Jung. Sesampainya disana Hyunsoo menekan bel dan Nyonya Jung membukakan pintu.
“Annyeong Jung-Ahjumma” sapa Hyunsoo ramah
“Aaaah kau Park Hyunsoo?” tanya Nyonya Jung
“Ne Ahjumma. Hmm, apa Yunho-sshi ada?”
“aah ada, masuklah dulu”
“tidak usah Ahjumma, aku hanya sebentar saja.”
“Ooh, baiklah, aku panggilkan dulu ya, tunggulah sebentar”
“Ne, kamsahamnida ahjumma”
Sepulangnya dari cafe itu, Yunho segera pulang dengan sejuta pertanyaan dalam benaknya. “Kenapa aku merasa mengenali tatapan itu? Aku yakin aku pernah melihatnya! Ya aku sangat yakin! Tapi.... dimana aku pernah melihat tatapan seperti itu?” Itulah yang Yunho pikirkan sepanjang perjalanan pulang.
Sesampainya dirumah ia berlari ke kamarnya tanpa menyapa Umma-nya maupun dongsaengnya karena kepalanya pusing dipenuhi berbagai pertanyaan yang tak terjawab. Di kamarnya, Yunho hanya berdiri di depan jendela menerawang keluar jendela dengan tatapan kosong. “sungguh dia mengingatkanku pada seseorang! Seseorang yang berhasil membuatku berubah 180 derajat dengan kehadirannya dan mengubahku 180 derajat ke arah yang berlawanan setelah ia pergi. Seseorang yang susah payah kulupakan tapi tetap tak bisa mengembalikan diriku menjadi diriku yang dulu walaupun aku sudah sedikit melupakannya.” Setelah cukup lama sibuk dengan pikirannya dan menatap kosong keluar jendela, Yunho akhirnya beranjak ke meja kecil yang berada di sebelah kasurnya dan membuka laci paling bawahnya. Dikeluarkan tumpukan barang-barang dari dalam laci itu dan di bagian paling bawah ia akhirnya menemukannya. Sebuah bingkai foto.. foto orang yang paling sulit dilupakannya itu. Ia menatap foto itu nanar dan segalanya kembali...........
#Flashback#
28 November 2009
Pukul 12.00.. Yunho terus menatap jam ditangannya, ia telah duduk disana 60 menit dan orang yang ditunggunya itu belum juga datang. “kemana dia? Dia yang mengajakku bertemu disini dan justru dia yang terlambat” pikir Yunho. Tiba-tiba seorang yeoja berlari memasuki cafe tersebut dan mendekatinya. “Oppa, mianhe aku terlambat.. Jeongmal mianheee oppa.”
Mendengar yeojachingu-nya itu minta maaf Yunho bukannya memafkan malah memasang tampang kesal, alhasil yeoja itu merasa makin bersalah. “Oppa, aku minta maaf. Kau marah padaku?” Ia cemberut pada Yunho.
“HAHAHA.. Kau lucu sekali Ara hahaha..” Yunho tertawa lepas, ia akhirnya tidak bisa berpura-pura marah lagi begitu melihat wajah yeojachingu-nya, Go Ara cemberut seperti itu.
“Yaaah Oppa! Kau hanya pura-pura?! Menyebalkaaan!!” Ara makin cemberut melihat tawa Yunho yang kian terbahak-bahak itu.
“Kau harusnya senang aku tertawa Ara. Biasanya orang yang sudah menunggu 1 jam sendirian seperti orang bodoh akan merasa sangat marah, tapi aku malah tertawa, bukankah itu artinya aku orang yang baik? Hahaha.”
“Terserah kau-lah Oppa, berdebat denganmu takkan pernah berhasil..”
Setelah itu mereka mengobrol seperti biasanya hingga pukul 13.30.
“Oppa, bisakah kau menemaniku ke toko buku sebentar?”
“Aah, maafkan aku Ara, aku harus segera pergi sekarang, ada urusan. Tak apa kan?”
“Oooh, ne tidak apa-apa Oppa, aku kesana sendiri saja, kau pergilah” Ara tersenyum tulus kepada Yunho.
“Baiklah, tapi kau harus berhati-hati! Ingat itu ya..” Yunho berkata sambil menepuk pundak Ara.
“Ne oppa.” Ara mengangguk pada Yunho lalu mereka pun berpisah didepan cafe tersebut.......
TOK TOK TOK!
Pintu kamar Yunho tiba-tiba diketuk dan membuyarkan lamunan Yunho seketika.
“Oppa! Umma bilang ada yang mencarimu di depan.” Dongsaengnya memanggil dari depan pintu.
Yunho segera meletakkan bingkai foto itu asal di atas
kursi yang ada di dekat jendela dan berjalan keluar. “Siapa yang mencariku Jihye-ah?” Tanya Yunho pada dongsaengnya.
“Molla Oppa. Umma tidak mengatakan apapun padaku, ia hanya menyuruhku memanggilmu.”
“Ooh, Arraseo. Gomawo Jihye-ah” Kata Yunho sambil mengacak-ngacak rambut Jihye.
Yunho berjalan menuruni tangga dan menuju pintu depan, dilihatnya Hyunsoo tengah duduk di bangku taman di halaman rumahnya.
“Oh, Kau ternyata yang menggangguku Yeoja babo! Ada apa kau kemari?”
“Sunbaenim, sekali lagi aku katakan aku BUKAN Yeoja babo! Aku punya nama! Namaku Hyunsoo, Park Hyunsoo! Jadi berhentilah memanggilku dengan sebutan yeoja babo!” Jawab Hyunsoo kesal.
“Yaa, siapapun namamu terserah, itu bukan urusanku, namun aku akan tetap memanggilmu yeoja babo! Karena aku menyukai panggilan itu! HAHAHA.” Yunho tertawa bebas begitu melihat ekspresi Hyunsoo.
“HASH! Kau lama-lama menyebalkan sekali! Ini, aku hanya ingin mengembalikan Jaket ini padamu!” Hyunsoo yang kesal akhirnya melempar jaket milik Yunho yang sedari tadi di pegangnya tepat kearah wajah Yunho dan mendarat tepat disana!
“YAAH! Apa-apaan kau ini! Sopan lah pada sunbae-mu! Kau tau tatakrama (?) tidak sih?”
“Tentu tau! Tapi untukmu, Namja menyebalkan, tatakramaku tidak diperlukan!” Hyunsoo menjulurkan lidahnya lalu bergegas berlari pulang.
Tanpa sadar sebuah senyum terukir diwajah Yunho ketika menatap Hyunsoo yang berlari pulang setelah melempar jaketnya itu. “wajah kalian memang tak mirip, tapi sifat dan tatapan mata kalian ada kemiripan.”
Hyunsoo pulang dengan perasaan sangat kesal. Sesampainya di rumah ia membuka pintu depan dan menutupnya dengan kasar, untunglah saat itu hanya ada Leeteuk di rumah, karena Tuan dan Nyonya Park sedang pergi jadi tak akan ada yang memarahinya karena hal itu.
“YAAAH!! HYUNSOO!! KAU SUDAH GILA ATAU GIMANA SIH? KENAPA KAU HARUS MENUTUP PINTU SEKASAR ITU? KALAU UMMA DAN APPA TAU KAU PASTI SUDAH DI MARAHI BABO!” Leeteuk yang sedang menonton TV di sofa berteriak ketika Hyunsoo melewati sofa tempat ia duduk. Hyunsoo pun menoleh lalu berjalan ke sofa dan menjatuhkan dirinya ke atas sofa.
“Oppa, kumohon jangan memanggilku babo juga! Aku sudah muak seharian di panggil seperti itu oppa..” Hyunsoo hanya membalas omelan Leeteuk dengan suara lirih.
Mendengar dongsaeng-nya bicara begitu, Leeteuk segera menoleh ke arahnya dengan tatapan bingung setengah iba, “Mianhe Hyunnie-ah, aku tidak bermaksud menghinamu kok. Lagipula sebenarnya kau kenapa? Tak biasanya kau begini?”
“Aku sedang kesal oppa! Aku benci hari ini!” Hyunsoo hanya berkata dengan muka datar seraya meraih remote TV dan mengganti channel sesukanya
“Waeyo? Dari pagi kau pergi dengan L kan? Kenapa pulang-pulang kau kesal begini? Memangnya dia berbuat apa sampe kau sebegini kesalnya?” Leeteuk menatap bingung dan penasaran dengan jawaban Hyunsoo.
“Bukan oppa, aku bukan kesal karena L. Lagipula tadi aku sudah pulang, tapi aku pergi lagi.”
“Pergi kemana lagi kau barusan? Oh iya! Tadi kau bilang seharian ini kau dipanggil babo terus? YAH! Siapa yang melakukannya? Menyebalkan sekali! Hanya aku yang boleh memanggilmu babo, sebab aku kakakmu! Jadi aku bebas memanggilmu dengan sebutan apapun~ HAHAHA!” Leeteuk tertawa yang kemudian dibalas dengan tatapan membunuh dari Hyunsoo.
“YAAH OPPA! Kupikir kau peduli padaku, ternyata......” PLUUK Hyunsoo memukul kepala Leeteuk yang masih tertawa dengan remote yang dipegangnya.
“YAAH! SAKIT TAU!” Leeteuk yang meringis kesakitan membalas dengan mentoyor/menempeleng (?) kepala Hyunsoo.
“Lagian nyebelin! Udah tau orang lagi susah masih aja ngeledekin! Jahat!”
“Yaah! Hyunsoo-ah kau tau aku Cuma bercanda! Mianhee.. Jangan ngambek gitu laah.” Leeteuk mengacak-ngacak rambut dongsaeng-nya itu.
“Ne, karena aku baik, jadi aku maafkan!”
“Oh iya, siapa sebenarnya yang seharian ini memanggilmu babo?” Leeteuk bertanya lagi
Hyunsoo menghela nafas panjang lalu menjawab, “Kau benar-benar mau tau Oppa?”
“NE! Tentu saja! Siapa Hyunnie-ah?” Leeteuk benar-benar dibuat penasaran oleh Hyunsoo
“Salah satu temanmu oppa.” Hyunsoo kembali mengeluarkan ekspresi datarnya.
“Temanku? Siapa saja temanku yang mengenalmu yah? Hmmm, Eunhyuk? Tapi kalau dia, kenapa tiba-tiba dia memanggilmu babo?” Leeteuk makin bingung.
“Yaah! Bukan Eunhyuk-oppa laaah! Aku tak pernah punya masalah dengannya.”
“Lantas siapa?? Ayolaaah kau jangan membuatku makin bingung!”
“Temanmu yang juga tetangga baru kita.... Jung Yunho!” Hyunsoo menekan kata-katanya di bagian nama Yunho karena ia benar-benar kesal mengingat segala perlakuan dan kata-kata Yunho padanya seharian ini.
“HAH? APA? Kau serius?!? Yunho? Kau bercanda? Yah! Hyunsoo becandamu ini tidak lucu!” Leeteuk membelalakan matanya persis ekpresi L di cafe tadi sewaktu Hyunsoo memberi tahu kalau dia habis berantem dengan Yunho.
“Astagaaa, kenapa ekspresimu sama persis dengan ekspresi L waktu di cafe tadi? Haruskah semua orang yang kuberi tahu kalau aku berantem sama seorang Jung Yunho, membelalakan matanya kepadaku? Apakah berita ini sebegitu mengagetkannya yah? Oppa aku serius! Untuk apa aku membuat kebohongan sekonyol itu? Penting amat”
“Aku tidak heran jika orang yang kau beri tahu tentang ini dan mengenal siapa Yunho, pasti akan membelalakan matanya padamu karena kaget luar biasa.” Leeteuk berkata dengan nada penuh kepastian (?)
“Waeyo? Memangnya dia siapa sih?!? Sebegitu besar pengaruh dia di sekolah atau gimana sih? L juga tadi memperingatkan ku kurang lebih seperti yang kau katakan itu”
“Tidak, Hanya saja begini, aku berteman dengan Yunho sudah sejak awal kita masuk Seoul High, jadi aku tau persis dia seperti apa. Yunho tipe orang yang tidak mudah peduli pada sesuatu, setidaknya itu sifatnya semenjak ada kejadian itu.. dan yang membuat semua orang kaget adalah...... Dia meladeni bahkan berantem sama seorang Hoobae dan Hoobae itu ternyata adalah Yeoja! Itu benar-benar bukan hal yang biasa Hyunsoo-ah. Mungkin kalau orang lain yang bertengkar denganmu akan jadi berita biasa saja, dan aku takkan sekaget ini. Aku yakin L juga takkan sekaget yang kau ceritakan.” Leeteuk menjelaskan panjang lebar.
“Oppa, tadi kau bilang setidaknya itu sifatnya semenjak ada kejadian itu? Kejadian apa yang kau maksud?” Hyunsoo agak bingung.
“Kejadian sewaktu kami kelas 10 Hyunsoo-ah, ceritanya panjang....”
“Oh, ya sudah tak usah diceritakan, aku tak ingin tau” Hyunsoo memotong pembicaraan Leeteuk.
“Aku juga tak ingin menceritakannya, tanya saja pada orangnya langsung jika suatu saat kau ingin tau” Leeteuk munjulurkan lidah pertanda ngeledek dongsaeng-nya itu
“YAAH! Ngapain? Males! Aku sebel setengah mati sama dia, ngapain tanya-tanya tentang masa lalunya. Penting amat!” Hyunsoo bicara dengan nada tak peduli. “Oppa tadi kau juga bilang yang mungkin membuat semua orang kaget adalah karena dia meladeni bahkan berantem sama seorang Hoobae dan Hoobae itu ternyata adalah Yeoja. Memangnya ada apa dengan Hoobae yeoja?” Hyunsoo bertanya lagi.
“Hyunsoo-ah, seperti yang ku bilang tadi, Yunho tipe orang yang tidak mudah peduli pada sesuatu apalagi pada Hoobae dan Yeoja. Banyak yeoja-yeoja di angkatan kita yang suka sama Yunho, tapi tak satupun yang pernah di tanggapi olehnya. Dan dengan Hoobae, karena sifatnya yang cenderung dingin bahkan terkesan agak kaku bagi sebagian orang, Hoobae jarang yang berani dengannya. Dan kalau sekarang dia berantem sama seorang Hoobae yang notabene (?) Yeoja, apa gak kurang bikin kaget?”
“Oooh.” Hyunsoo hanya bisa berkata ‘Oh’ saja dengan tampang tetap tak peduli. (?)
SUNDAY
Sore itu, Hyunsoo baru saja pulang dari rumah L setelah menyelesaikan tugas kelompok mereka sekaligus ia memperbaiki moodnya yang dibuat berantakan oleh Yunho kemarin, dan orang yang selalu bisa menghiburnya adalah L. Awalnya ia ingin segera pulang ke rumah, tapi ia mengurungkan niatnya dan malah membeli 2 buah Ice Cream dan pergi ke taman yang tak jauh dari rumahnya dan duduk disana sambil memakan Ice cream tersebut. Ketika ia sedang duduk di taman itu, tiba-tiba ia mendengar teriakan seseorang.
“HUUAAAAA TOLONG AKU, SIAPAPUN KUMOHON TOLONG AKU HUAAAAAAAAAA!!!” Hyunsoo melihat Seorang gadis, mengenakan kaos dan celana sedikit diatas lutus dan sepatu kets, gadis itu kira-kira masih SMP, berlari kencang penuh ketakutan ke arah taman sambil berteriak histeris dan menangis sejadi-jadinya. Awalnya Hyunsoo bingung kenapa gadis itu berlari dan menangis seperti itu, namun tak lama kemudian, ia melihat hal yang membuat gadis itu lari seperti itu. Ternyata + 2 meter di belakang gadis itu 4 ekor anjing jenis Alaskan Malamutes menggonggong dan mengejarnya! Gadis itu terus berteriak dan menangis sampai akhirnya ia tiba-tiba saja memanjat pohon untuk menghindari kejaran anjing-anjing galak itu. Ia duduk di atas pohon dan memeluk pohon itu erat-erat agar tidak jatuh, dengan 4 Anjing itu di bawah pohon masih menggonggong seakan-akan benar-benar ingin menerkam gadis itu saat ia jatuh dari atas pohon itu. Gadis itu masih menangis dan berteriak “HUUAAAA TOLONG AKU TOLONG AKU!!!”
Hyunsoo yang melihat kejadian itu benar-benar ngeri sekaligus kasihan pada gadis itu, akhirnya ia memutuskan untuk menolong gadis itu. Ia pun bangkit dari kursi tempat ia duduk dan menuju ke pohon tempat gadis itu berada lalu berusaha mengusir anjing-anjing itu walaupun dalam hati ia sendiri berdoa untuk keselamatannya karena sebenarnya dia sendiri agak takut sama anjing “Ya Tuhan selamatkan aku, jangan jadikan aku makanan mereka” Doa Hyunsoo dalam hati.
Akhirnya anjing-anjing itupun pergi “Terima Kasih ya tuhan aku masih hidup” Pikir Hyunsoo dalam hati sambil menghela nafas. Setelah itu Hyunsoo menoleh ke atas menatap gadis malang itu sambil tersenyum.
“Hey, Turunlah, mereka sudah pergi”
Gadis itu menghentikan tangisannya dan menghapus air matanya. “Jinjja?! Gomawooo.. Jeongmal Gomawoooo..”
“Ne, Cheonmaneyo, ayo turunlah dari atas sana”
“Ne, tapi bagaimana caranya aku turun?”
“Ha? Kau bisa naik masa tak bisa turun?” Hyunsoo menatap gadis itu bingung
“Aku refleks memanjat pohon ini karena takut, hehe, jadi, bagaimana caranya aku turun?” Ia tersenyum se-innocent mungkin.
“Woah? Ya sudah kalau begitu Lompatlah.” Jawab Hyunsoo.
“Hmm, baiklah.” Gadis itu melompat turun dari atas pohon itu, namun sayangnya pendaratannya kurang mulus (?) sehingga ia terjatuh dan lututnya terluka dan ia hanya bisa meringis kesakitan. Hyunsoo segera membantu gadis itu bangun dan mengajaknya duduk di bangku taman. Ia pun memberikan 1 Ice Cream miliknya yang tersisa kepada gadis itu,
“Ini untukmu, makanlah, siapa tau bisa membuatmu lebih baik” Kata Hyunsoo tersenyum ikhlas memberi Ice Cream itu.
“Gomawo, kau baik sekali padaku padahal kita tak saling kenal”
“Ne.. Namamu siapa? Namaku Hyunsoo, Park Hyunsoo Imnida.”
“Aaah Hyunsoo-ssi.. namaku Jihye, Jung Jihye imnida. Aku kelas 8.” Jawab Jihye polos.
“Aaaah jangan memanggilku seformal itu, panggil Unnie saja, aku kelas 10.”
“Ooh, oke, sekali lagi Gomawo Hyunsoo-unnie.”
“Ne~ Oh iya, dimana rumahmu? Mau ku bantu kau pulang? Sepertinya lututmu sakit bukan?” Hyunsoo menawarkan diri dengan ramah.
“Apa tidak merepotkan unnie? Rumahku di jalan sana.” Jihye menunjuk sebuah jalan yang memang tak jauh dari taman itu. Hyunsoo menoleh melihat ke arah yang di tunjuk Jihye dan ia pun terkejut.
“Ah Jinjja?! Rumahmu disana juga? Rumahku juga disana!” Hyunsoo bertanya dengan antusias.
“Ne.. benarkah? Waaah kebetulan sekali kalau begitu” kata Jihye sambil melempar tangkai ice cream nya ke tempat sampah
“Ne, kalau begitu ayo kubantu kau pulang, sekalian aku pulang”
“Unnie rumahmu yang mana?”
“Itu..” Hyunsoo menunjuk ke arah rumahnya.
“Oooh..”
“Jihye-ah, kalau rumahmu yang mana?”
“Yang itu unnie.” Jihye menunjuk sebuah rumah yang nampak tak asing bagi Hyunsoo.
“Yang...... yang itu?!” Hyunsoo bertanya lagi pada Jihye untuk meyakinkan bahwa dirinya tak salah lihat.
“Ne.. Waeyo unnie?”
“A...ah.. Gwaenchana Jihye-ah. Hmm, kau..... kau adiknya Yunho-ssi?” Hyunsoo akhirnya menanyakannya dengan senyum yang agak dipaksakan kali ini.
“Ne! Bagaimana kau bisa tau unnie? Kau mengenal Yunho-oppa? Apa kau temannya Yunho-oppa? Waaah jarang-jarang aku bisa bertemu teman oppa yang yeoja..” Jihye berkata kepada Hyunsoo dengan nada gembira.
To Be Continued~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar