Cast: Jung Raewon, Shim
Changmin, Lee Hongki, Park Cheondung, Park Sandara & other cast
Genre: Romance? Fail comedy
Note: Sure name changed! Chap 4
Wednesday,
18 of October 2011. 05:12 AM
Raewon
menuruni tangga perlahan. Sangat pelan. Tangannya mencengkeram pembatas tangga
dengan erat, agar tidak terjatuh. Lututnya masih terasa sakit karena kejadian
semalam.
“Raewon-ah!
Ada apa dengan lutut mu?” Cheondung menaikan alis kanannya. Ia merasa ada yang
aneh dari cara berjalan adiknya pagi ini.
“Hmm..
tadi malam aku terjatuh karena menginjak tali sepatuku sendiri” Raewon menarik
kursi disamping Cheondung.
“Mwoya?
Kok bisa sih? Dasar babo hahahaha” Cheondung tertawa keras mendengar jawaban
adiknya.
“Terus
saja bilang aku babo” Raewon mengambil semangkuk sup yang ada di atas meja
makan.
“Raewon-ah..
aku dengar hmm aku dengar... Hongki punya yeojachingu baru... k-kau putus
dengan Hongki.. apa itu benar?” Cheondung mendadak serius. Ia berkata dengan
sangat hati-hati takut menyinggung perasaan adiknya. Kemarin Woohyun
sahabatnya, melihat Hongki bertengkar dengan seorang yeoja di taman kota.
“Ne..oppa.
aku putus dengannya 2 hari yang lalu” Raewon menundukkan kepalanya dan
tangannya mengaduk sup dimangkuknya pelan.
“J-jadi
benar? Kenapa kalian putus?” Cheondung mendekatkan tubuhnya ke arah Raewon,
tangannya merangkul sandaran kursi yang digunakan Raewon.
“Dia....
sudah punya kekasih baru. Jadi dia memutuskanku” Raewon mendongakkan kepalanya
sedikit dan menatap lurus kedepan.
“Mwo?! Jahat
sekali dia! Aku tak percaya sahabatku sendiri berani memperlakukan adikku
seperti ini! Aku akan menemuinya nanti dan aku akan memberinya pelajaran! Kau tenang
saja Raewon-ah..” Cheondung menaikkan nada suaranya. Ia benar benar terkejut
saat ini.
“Oppa!
Kau tak perlu seperti itu. Aku tak apa-apa. Aku mohon jangan lakukan itu”
Raewon segera memeluk tubuh Cheondung untuk menahan emosi kakaknya.
“Raewon-ah
dia itu jahat...” Cheondung mengelus rambut adiknya yang tengah memeluknya
erat.
“Oppa...
kumohon..” Suara Raewon terdengar agak lirih. Cheondung hanya mampu menarik
napas dalam.
“Baiklah...
Raewon-ah, hari ini umma, appa dan noona tidak ada dirumah sampai malam. Dan
aku ada latihan basket hingga jam 6 sore. Kau akan di temani Changmin. Tak apa
kan?” Cheondung menatap adiknya yang mulai melepaskan pelukannya.
“Mwo?
Jadi umma, appa, dan unnie tidak ada? Pantas saja aku tak melihat mereka. Hmm..
baiklah” Raewon kembali duduk seperti semula dan meneruskan sarapannya yang
sempat tertunda.
***
06:42AM
Tangan
kanan Changmin menggenggam pergelangan tangan Raewon sementara tangan kirinya
membawa tumpukan buku milik Raewon. Ia akan mengantarkan Raewon sampai ke kelas
karena, hari ini Raewon tidak bisa berjalan seperti biasa karena lututnya.
“Changmin-sshi,
sepertinya hari ini aku pulang lebih cepat. Mungkin jam 10” Raewon berdiri
membelakangi pintu kelasnya sementara Changmin ada dihapannya.
“Jam
10? Baiklah berarti aku akan segera menyelesaikan urusanku mengurus surat-surat
pemindahan sekolah” Changmin menyerahkan tumpukan buku ditangannya kepada
Raewon.
“Hmm..
gomawo” Raewon segera membalikan tubuhnya untuk masuk ke dalam kelas. Changmin
mengangguk dan menatap Raewon dari belakang memastikan yeoja didepannya sampai
dibangkunya.
Changmin
berjalan dengan santai ke gerbang Seoul High School. Kedua tangannya dimasukkan
kedalam sweater abu-abunya. Ia mengarahkan kakinya menuju halte bus didepan
gerbang. Tak menunggu lama bus yang ia tunggu telah sampai. Ia segera masuk dan
duduk di bangku barisan ke 4 dari belakang.
***
10:00
AM
Raewon
berjalan ke pintu kelasnya. Hari ini memang berbeda dengan hari biasanya.
Karena hari ini seluruh murid Seoul High School hanya menghadiri pelepasan
murid-murid yang akan mengikuti pertukaran pelajar ke New York sampai 5 bulan
kedepan. Seluruh murid mengikuti upacara dilapangan. Namun, karena Raewon
sedang cedera lutut ia diberi dispensasi untuk tetap dikelas.
Raewon
berdiri tepat di depan pintu kelas. Ia merogoh ponselnya di dalam tas
ranselnya. Dengan cepat ia mengirim pesan kepada Changmin.
To: Shim Changmin
Sub: Kau dimana?
Changmin-sshi,
kau dimana? Ini sudah waktunya pulang. Kau menjemputku kan?
Raewon
masih berdiri didepan pintu kelas. Tangan kirinya membawa tumpukan buku
sementara tangan kanannya masih menggenggam ponsel. Meskipun hari ini tidak ada
pelajaran, ia tetap membawa buku untuk menyelesaikan tugas-tugasnya yang masih
kurang.
From: Shim Changmin
Sub: Kau dimana?
Raewon-ah,
jeongmal mianhaeyeo.. urusanku baru akan selesai sebentar lagi. Tentu aku akan
menjemputmu. Kau tunggu saja dikelas, jangan berjalan jauh. Aku akan segera
kesana.
Raewon
membaca pesan yang baru masuk ke ponselnya. Dan ia membalas pesan itu dengan
cepat.
To: Shim Changmin
Sub: Kau dimana?
Hem.. baiklah
aku akan menunggumu. Aku tidak mau menunggu dikelas. Aku tunggu kau digerbang
depan saja. Aku bisa jalan pelan-pelan tenang saja.
Setelah
menekan tombol send, Raewon berjalan dengan perlahan menuju gerbang. Ia segera
mengambil alih tempat duduk didepan gerbang. Tangannya mengambil Itouch dalam
saku sweaternya. Kegiatan yang paling disukainya saat menunggu memang
mendengarkan lagu.
Taeyeon
– Saranghaeyo
My Love~ I love you, I love youAre you listening?
My Love~ Please don’t forget
Please don’t erase
Our love
Are my tears
Visible to you?
I long for you the whole day
Even the kiss
That made my heart beat faster
Seems to be memory now
My Love~ I love you, I love you
Are you listening?
My Love~ Please don’t forget
Please don’t erase
Our love
Everyday I love in longing
I live by longing
But where are you?
I’m so sorry
I’m sorry because I can’t forget you
My Love~ Please come back
Don’t leave
My side please
Raewon menatap mobil yang mendadak berhenti tepat
didepannya. Seorang namja berkulit putih dan ber kacamata hitam keluar dari pintu
pengemudi. Namja itu memakai jaket kulit berwarna cokelat dan celana panjang
hitam. Lehernya diselimuti syal berwarna abu-abu. Namja itu juga memakai ransel
kecil berwarna hitam dipunggungnya dan sepatu Nike biru dengan garis kuning.
Namja
tadi berjalan menghampiri Raewon. Raewon yang tidak mengenal namja itu hanya
menaikkan sebelah alisnya. Kacamata hitam di wajah lonjong namja dihadapan
Raewon perlahan terlepas karena ditarik pemiliknya.
“H-hong-hhongki
oppa?” Raewon mendongakkan wajahnya karena posisinya yang sedang duduk
sementara namja didepannya berdiri.
“Annyeong
Raewon-ah.. ne, aku hongki” Hongki tersenyum manis.
“K-kau..mau
apa?” Raewon perlahan melepaskan headset dari telinganya.
“Raewon-ah
aku...aku ingin meminta maaf padamu. Aku menyesal telah menyiakanmu. Mianhae..
jeongmal mianhae” Hongki menghilangkan senyumnya dan menundukan kepalanya.
“Mian
oppa, aku belum bisa memaafkan mu. Aku sangat kecewa padamu” Raewon berdiri
berniat meninggalkan tempatnya. Namun karena belum sampai tiga langkah
tangannya ditahan oleh Hongki.
“Raewon-ah..
aku benar-benar menyesal. Percayalah padaku. Aku berjanji tak akan
mengecewakanmu lagi. Aku...ingin kita seperti dulu” Hongki menatap mata Raewon
dalam-dalam.
“Aku
tak bisa..” Raewon menarik tangannya. Namun karena Hongki lebih kuat darinya,
tangannya tak juga terlepas dari genggaman tangan Hongki.
TAP!
“Maaf,
bisa tolong lepaskan tangan Raewon?” Hongki memutar tubuhnya saat merasakan tangannya
ditarik namja lain.
“Kau....namja
di cafe itu kan?” Hongki menatap Changmin yang baru tiba didepannya.
“Ne..
maaf Raewon dan saya harus segera pergi dari sini. Permisi” Changmin mengambil
alih tangan Raewon dari genggaman tangan Hongki.
Hongki
menatap Raewon yang perlahan pergi dengan Changmin. Dari cara jalan Raewon,
Hongki tau Raewon sedang sakit. Matanya menatap tajam tangan Changmin yang
melingkar di pinggang Raewon untuk membantunya berjalan. Dengan perasaan kesal,
Hongki memasuki mobilnya dan pergi dari tempat itu.
‘Aku tak akan
menyerahkan Raewon semudah itu pada mu, namja aneh!’ Hongki tersenyum licik.
***
10:23
AM
“Raewon-ah
ini kan masih siang, bagaimana kalau kita jalan-jalan dulu?” Changmin
mendudukkan tubuhnya dikursi bus.
“Hm? Aku
kan sedang sakit” Raewon memegang lututnya yang terasa agak nyeri.
“Tenang
saja ada aku. Daripada kau bosan dirumah” Changmin perlahan mengarahkan
tangannya ke lutut Raewon dan memijatnya lembut.
“Aku
akan merepotkanmu” Raewon menyandarkan tubuhnya.
“Tidak
kok.. mau ya?” Changmin tetap memijat lutut Raewon. Dan ia tersenyum lebar saat
akhirnya Raewon menganggukan kepalanya.
Changmin
yang melihat kejadian di depan gerbang Seoul High School tadi, mengerti
perasaan Raewon yang pasti sangat sedih sekarang. Jadi, ia ingin Raewon
melupakan kejadian tadi dengan mengajaknya jalan-jalan di kota Seoul.
***
“Raewon
seongsaenim, apa yang harus aku kerjakan selanjutnya?” Changmin berlagak
seperti seorang murid yang sedang belajar. Saat ini mereka berdua ada di Hendel
and Gretel. Dan seperti biasa Raewon sedang menjadi guru privat Changmin.
“Kemarikan
bukumu, biar aku periksa pekerjaanmu” Raewon mengambil pensil dan membaca buku
tulis Changmin dengan serius.
“Aigoo...
tulisan mu jelek sekali Changmin! Sulit sekali membacanya. Dan... apa ini? Ini
salah...” Raewon mendekatkan buku tulis yang ada didepannya kearah Changmin
agar Changmin bisa melihat pembetulannya.
“Yaaaah...
kenapa banyak yang salah? Padahal tadi aku yakin ini benar seongsaenim~”
Changmin mengerucutkan bibirnya.
“hmmm..
tak apa-apa. Kau berusahalah lebih keras! Sekarang kerjakan ini” Raewon
tersenyum lebar dan memberikan soal lainnya pada Changmin.
Raewon
menatap Changmin yang sedang menulis dengan serius. Ia menikmati Caramel
Machiatto di tangannya. Ia tak mengerti mengapa ia bisa merasa lebih nyaman
saat bersama namja di depannya ini. Apakah ia mulai menyukai namja ini? Ia sendiri
tak tau jawabannya.
“Selesai!”
Changmin sedikit berteriak seperti anak kecil dan menyodorkan buku nya kepada
Raewon.
“bagus..
sini biar aku periksa. Hmmm.. ini masih salah Changmin!” Raewon sedikit
mengetukan pensil ditangannya ke kepala Changmin.
“Ahhh...
bagaimana bisa salah? Aku yakin itu benar seongsaenim” Changmin menyandarkan punggungnya
putus asa.
“Terus
berusaha Changmin... ahhh sekarang Raewon seongsaenim bosan. Ayo pergi dari
sini” Raewon meletakan gelas Caramel Machiatto nya yang sudah kosong.
“Umm..
Seongsaenim mau kemana lagi? Bagaimana kalau kita ke toko musik diseberang?”
Changmin memasukan bukunya kedalam tas yang ia bawa.
“Baiklah
aku mau~” Raewon tersenyum tipis.
Changmin
segera berdiri dari membantu Raewon berdiri. Ia kembali melingkarkan tangannya
ke pinggang Raewon.
***
“Annyeonghaseyo~”
Sapa seorang yeoja penjaga toko musik yang baru Raewon dan Changmin masuki. Dan
mereka berdua membalas sapaan yeoja tadi dengan senyuman.
“Changmin-sshi,
apa kau tau TVXQ?” Raewon memberhentikan langkahnya dan membuat Changmin yang
merangkul pinggangnya ikut berhenti.
“Raewon-ah..
bisa kah kau mengganti embel-embel sshi dibelakang namaku dengan oppa?”
Changmin sedikit merajuk.
“Eh? Hmmm..
baiklah o-oppa” Raewon sedikit kaku dengan panggilan oppa untuk Changmin.
“nah begitu...
Aku sedikit tau kok tentang mereka. Mereka itu.. boyband 5 orang kan? Kata
teman-temanku di Amerika aku mirip dengan salah satu personilnya yang namanya
hmm cho..choi..” Changmin mengingat-ingat nama personil TVXQ sebelum akhirnya
dipotong oleh Raewon.
“Choikang!
Eh? Memang kau mirip dengannya?” Raewon mengamati wajah Changmin... ‘Ha? Ada apa dengan mataku? Kenapa
Changmin.... jadi mirip Choikang?!’ Raewon sedikit melebarkan matanya.
“Aku
yakin tidak mirip. Karena... Choikang tidak mungkin setampan diriku” Changmin
membanggakan dirinya.
“MWO?!
Menjijikan” Raewon melepaskan tangan Changmin dari pinggangnya dan berjalan
menjauhi Changmin.
Raewon
mengitari toko musik itu dengan jalan yang agak dipaksakan. Berkali-kali ia mencoba
beberapa CD di CD player yang disediakan toko ini. Sampai akhirnya ia
menjatuhkan pilihannya pada beberapa album yang telah ada ditangannya.
“Kau
beli apa saja? Banyak sekali” Changmin menyambar semua album ditangan Raewon.
“Ya!
Mau kau apakan? Kembalikan” Raewon berusaha merebut kembali semua albumnya.
“TVXQ,
JYJ, 4men, Smtown, Urban Zakapa, 2NE1..” Changmin menyebutkan satu persatu
album ditangannya.
“Tunggu
disini biarku bayar” Changmin meninggalkan Raewon menuju kasir.
“Eh?
Kau! Biar aku yang bayar” Raewon berusaha menyusul Changmin. Namun karena
kakinya tak bisa berjalan cepat ia kalah cepat dari Changmin.
“Ini..”
Changmin menyodorkan album-album dalam paper bag yang baru ia bayar.
“Kau yakin?
Ini banyak sekali.. biar aku ganti” Raewon merogoh sakunya untuk mengambil
dompetnya. Namun, tangannya ditahan oleh tangan Changmin.
“Terimalah..
anggap ini tanda terima kasih ku karena kau mulai mau mengenaliku” Changmin
tersenyum lebar.
“Eh?
Baiklah... Gomawo Changmin-oppa” Raewon menerima paper bag dari tangan Changmin
sambil menunduk malu.
“Ne,
Cheonmaneyo. Sekarang ayo pulang, aku tak mau di omeli oppa mu” Changmin menarik tangan kiri Raewon.
***
BRUK!
“Ahhh...”
Raewon merasakan sesuatu yang berat menimpa pundak kirinya. Saat ia menolehkan
kepalanya ke kiri dapat dilihatnya kepala Changmin yang menimpa pundaknya. Tangannya
menegakkan kepala Changmin yang tertidur dan kembali memandang pemandangan kota
Seoul lewat jendela bus.
Baru
sebentar Raewon berhasil menegakkan kepala Changmin, tiba-tiba Raewon merasakan
hal yang sama untuk kedua kalinya. Dengan susah payah Raewon kembali menegakkan
kepala Changmin.
BRUK!
“Aaaaah
berat sekaliiii~” Raewon bergumam
setelah kepala Changmin menimpa pundaknya untuk ke tiga kalinya.
Raewon
memejamkan matanya dan menempatkan kedua tangannya di kepala Changmin dan mendorongnya
kuat. Karena Raewon tak mau melakukan hal yang sama untuk ke empat kalinya, ia
memeluk tubuh Changmin untuk menjaga keseimbangan tubuh Changmin dan ia
memejamkan matanya hingga akhirnya tertidur. Dan mereka tetap pada posisinya
hingga tiba saat mereka untuk turun.
Tbc~
Maaf yah ceritanya makin gak jelas-___-v
Maaf yah ceritanya makin gak jelas-___-v
Tidak ada komentar:
Posting Komentar