Sabtu, 17 Desember 2011

Love Is Never Gone 내가 허락할테니 chap.4



Cast: Jung Raewon, Shim Changmin, Lee Hongki, Park Cheondung, Park Sandara & other cast
Genre: Romance? Fail comedy
Note: Sure name changed!

Chap 4
          Wednesday, 18 of October 2011. 05:12 AM
          Raewon menuruni tangga perlahan. Sangat pelan. Tangannya mencengkeram pembatas tangga dengan erat, agar tidak terjatuh. Lututnya masih terasa sakit karena kejadian semalam.
          “Raewon-ah! Ada apa dengan lutut mu?” Cheondung menaikan alis kanannya. Ia merasa ada yang aneh dari cara berjalan adiknya pagi ini.
          “Hmm.. tadi malam aku terjatuh karena menginjak tali sepatuku sendiri” Raewon menarik kursi disamping Cheondung.
          “Mwoya? Kok bisa sih? Dasar babo hahahaha” Cheondung tertawa keras mendengar jawaban adiknya.
          “Terus saja bilang aku babo” Raewon mengambil semangkuk sup yang ada di atas meja makan.
          “Raewon-ah.. aku dengar hmm aku dengar... Hongki punya yeojachingu baru... k-kau putus dengan Hongki.. apa itu benar?” Cheondung mendadak serius. Ia berkata dengan sangat hati-hati takut menyinggung perasaan adiknya. Kemarin Woohyun sahabatnya, melihat Hongki bertengkar dengan seorang yeoja di taman kota.
          “Ne..oppa. aku putus dengannya 2 hari yang lalu” Raewon menundukkan kepalanya dan tangannya mengaduk sup dimangkuknya pelan.
          “J-jadi benar? Kenapa kalian putus?” Cheondung mendekatkan tubuhnya ke arah Raewon, tangannya merangkul sandaran kursi yang digunakan Raewon.
          “Dia.... sudah punya kekasih baru. Jadi dia memutuskanku” Raewon mendongakkan kepalanya sedikit dan menatap lurus kedepan.
          “Mwo?! Jahat sekali dia! Aku tak percaya sahabatku sendiri berani memperlakukan adikku seperti ini! Aku akan menemuinya nanti dan aku akan memberinya pelajaran! Kau tenang saja Raewon-ah..” Cheondung menaikkan nada suaranya. Ia benar benar terkejut saat ini.
          “Oppa! Kau tak perlu seperti itu. Aku tak apa-apa. Aku mohon jangan lakukan itu” Raewon segera memeluk tubuh Cheondung untuk menahan emosi kakaknya.
          “Raewon-ah dia itu jahat...” Cheondung mengelus rambut adiknya yang tengah memeluknya erat.
          “Oppa... kumohon..” Suara Raewon terdengar agak lirih. Cheondung hanya mampu menarik napas dalam.
          “Baiklah... Raewon-ah, hari ini umma, appa dan noona tidak ada dirumah sampai malam. Dan aku ada latihan basket hingga jam 6 sore. Kau akan di temani Changmin. Tak apa kan?” Cheondung menatap adiknya yang mulai melepaskan pelukannya.
          “Mwo? Jadi umma, appa, dan unnie tidak ada? Pantas saja aku tak melihat mereka. Hmm.. baiklah” Raewon kembali duduk seperti semula dan meneruskan sarapannya yang sempat tertunda.
***
          06:42AM
          Tangan kanan Changmin menggenggam pergelangan tangan Raewon sementara tangan kirinya membawa tumpukan buku milik Raewon. Ia akan mengantarkan Raewon sampai ke kelas karena, hari ini Raewon tidak bisa berjalan seperti biasa karena lututnya.
          “Changmin-sshi, sepertinya hari ini aku pulang lebih cepat. Mungkin jam 10” Raewon berdiri membelakangi pintu kelasnya sementara Changmin ada dihapannya.
          “Jam 10? Baiklah berarti aku akan segera menyelesaikan urusanku mengurus surat-surat pemindahan sekolah” Changmin menyerahkan tumpukan buku ditangannya kepada Raewon.
          “Hmm.. gomawo” Raewon segera membalikan tubuhnya untuk masuk ke dalam kelas. Changmin mengangguk dan menatap Raewon dari belakang memastikan yeoja didepannya sampai dibangkunya.
          Changmin berjalan dengan santai ke gerbang Seoul High School. Kedua tangannya dimasukkan kedalam sweater abu-abunya. Ia mengarahkan kakinya menuju halte bus didepan gerbang. Tak menunggu lama bus yang ia tunggu telah sampai. Ia segera masuk dan duduk di bangku barisan ke 4 dari belakang.
***
          10:00 AM
          Raewon berjalan ke pintu kelasnya. Hari ini memang berbeda dengan hari biasanya. Karena hari ini seluruh murid Seoul High School hanya menghadiri pelepasan murid-murid yang akan mengikuti pertukaran pelajar ke New York sampai 5 bulan kedepan. Seluruh murid mengikuti upacara dilapangan. Namun, karena Raewon sedang cedera lutut ia diberi dispensasi untuk tetap dikelas.
          Raewon berdiri tepat di depan pintu kelas. Ia merogoh ponselnya di dalam tas ranselnya. Dengan cepat ia mengirim pesan kepada Changmin.
          To: Shim Changmin
          Sub: Kau dimana?
Changmin-sshi, kau dimana? Ini sudah waktunya pulang. Kau menjemputku kan?
          Raewon masih berdiri didepan pintu kelas. Tangan kirinya membawa tumpukan buku sementara tangan kanannya masih menggenggam ponsel. Meskipun hari ini tidak ada pelajaran, ia tetap membawa buku untuk menyelesaikan tugas-tugasnya yang masih kurang.
          From: Shim Changmin
          Sub: Kau dimana?
Raewon-ah, jeongmal mianhaeyeo.. urusanku baru akan selesai sebentar lagi. Tentu aku akan menjemputmu. Kau tunggu saja dikelas, jangan berjalan jauh. Aku akan segera kesana.
          Raewon membaca pesan yang baru masuk ke ponselnya. Dan ia membalas pesan itu dengan cepat.
          To: Shim Changmin
          Sub: Kau dimana?
Hem.. baiklah aku akan menunggumu. Aku tidak mau menunggu dikelas. Aku tunggu kau digerbang depan saja. Aku bisa jalan pelan-pelan tenang saja.
          Setelah menekan tombol send, Raewon berjalan dengan perlahan menuju gerbang. Ia segera mengambil alih tempat duduk didepan gerbang. Tangannya mengambil Itouch dalam saku sweaternya. Kegiatan yang paling disukainya saat menunggu memang mendengarkan lagu.
          Taeyeon – Saranghaeyo                                                 
My Love~ I love you, I love you
Are you listening?
My Love~ Please don’t forget
Please don’t erase
Our love

Are my tears
Visible to you?
I long for you the whole day
Even the kiss
That made my heart beat faster
Seems to be memory now

My Love~ I love you, I love you
Are you listening?

My Love~ Please don’t forget
Please don’t erase
Our love
Everyday I love in longing
I live by longing
But where are you?
I’m so sorry
I’m sorry because I can’t forget you
My Love~ Please come back
Don’t leave
My side please

          Raewon menatap mobil yang mendadak berhenti tepat didepannya. Seorang namja berkulit putih  dan ber kacamata hitam keluar dari pintu pengemudi. Namja itu memakai jaket kulit berwarna cokelat dan celana panjang hitam. Lehernya diselimuti syal berwarna abu-abu. Namja itu juga memakai ransel kecil berwarna hitam dipunggungnya dan sepatu Nike biru dengan garis kuning.
          Namja tadi berjalan menghampiri Raewon. Raewon yang tidak mengenal namja itu hanya menaikkan sebelah alisnya. Kacamata hitam di wajah lonjong namja dihadapan Raewon perlahan terlepas karena ditarik pemiliknya.
          “H-hong-hhongki oppa?” Raewon mendongakkan wajahnya karena posisinya yang sedang duduk sementara namja didepannya berdiri.
          “Annyeong Raewon-ah.. ne, aku hongki” Hongki tersenyum manis.
          “K-kau..mau apa?” Raewon perlahan melepaskan headset dari telinganya.
          “Raewon-ah aku...aku ingin meminta maaf padamu. Aku menyesal telah menyiakanmu. Mianhae.. jeongmal mianhae” Hongki menghilangkan senyumnya dan menundukan kepalanya.
          “Mian oppa, aku belum bisa memaafkan mu. Aku sangat kecewa padamu” Raewon berdiri berniat meninggalkan tempatnya. Namun karena belum sampai tiga langkah tangannya ditahan oleh Hongki.
          “Raewon-ah.. aku benar-benar menyesal. Percayalah padaku. Aku berjanji tak akan mengecewakanmu lagi. Aku...ingin kita seperti dulu” Hongki menatap mata Raewon dalam-dalam.
          “Aku tak bisa..” Raewon menarik tangannya. Namun karena Hongki lebih kuat darinya, tangannya tak juga terlepas dari genggaman tangan Hongki.
          TAP!
          “Maaf, bisa tolong lepaskan tangan Raewon?” Hongki memutar tubuhnya saat merasakan tangannya ditarik namja lain.
          “Kau....namja di cafe itu kan?” Hongki menatap Changmin yang baru tiba didepannya.
          “Ne.. maaf Raewon dan saya harus segera pergi dari sini. Permisi” Changmin mengambil alih tangan Raewon dari genggaman tangan Hongki.
          Hongki menatap Raewon yang perlahan pergi dengan Changmin. Dari cara jalan Raewon, Hongki tau Raewon sedang sakit. Matanya menatap tajam tangan Changmin yang melingkar di pinggang Raewon untuk membantunya berjalan. Dengan perasaan kesal, Hongki memasuki mobilnya dan pergi dari tempat itu.


‘Aku tak akan menyerahkan Raewon semudah itu pada mu, namja aneh!’ Hongki tersenyum licik.
 


***
          10:23 AM
          “Raewon-ah ini kan masih siang, bagaimana kalau kita jalan-jalan dulu?” Changmin mendudukkan tubuhnya dikursi bus.
          “Hm? Aku kan sedang sakit” Raewon memegang lututnya yang terasa agak nyeri.
          “Tenang saja ada aku. Daripada kau bosan dirumah” Changmin perlahan mengarahkan tangannya ke lutut Raewon dan memijatnya lembut.
          “Aku akan merepotkanmu” Raewon menyandarkan tubuhnya.
          “Tidak kok.. mau ya?” Changmin tetap memijat lutut Raewon. Dan ia tersenyum lebar saat akhirnya Raewon menganggukan kepalanya.
          Changmin yang melihat kejadian di depan gerbang Seoul High School tadi, mengerti perasaan Raewon yang pasti sangat sedih sekarang. Jadi, ia ingin Raewon melupakan kejadian tadi dengan mengajaknya jalan-jalan di kota Seoul.
***
          “Raewon seongsaenim, apa yang harus aku kerjakan selanjutnya?” Changmin berlagak seperti seorang murid yang sedang belajar. Saat ini mereka berdua ada di Hendel and Gretel. Dan seperti biasa Raewon sedang menjadi guru privat Changmin.
          “Kemarikan bukumu, biar aku periksa pekerjaanmu” Raewon mengambil pensil dan membaca buku tulis Changmin dengan serius.
          “Aigoo... tulisan mu jelek sekali Changmin! Sulit sekali membacanya. Dan... apa ini? Ini salah...” Raewon mendekatkan buku tulis yang ada didepannya kearah Changmin agar Changmin bisa melihat pembetulannya.
          “Yaaaah... kenapa banyak yang salah? Padahal tadi aku yakin ini benar seongsaenim~” Changmin mengerucutkan bibirnya.
          “hmmm.. tak apa-apa. Kau berusahalah lebih keras! Sekarang kerjakan ini” Raewon tersenyum lebar dan memberikan soal lainnya pada Changmin.
          Raewon menatap Changmin yang sedang menulis dengan serius. Ia menikmati Caramel Machiatto di tangannya. Ia tak mengerti mengapa ia bisa merasa lebih nyaman saat bersama namja di depannya ini. Apakah ia mulai menyukai namja ini? Ia sendiri tak tau jawabannya.
          “Selesai!” Changmin sedikit berteriak seperti anak kecil dan menyodorkan buku nya kepada Raewon.
          “bagus.. sini biar aku periksa. Hmmm.. ini masih salah Changmin!” Raewon sedikit mengetukan pensil ditangannya ke kepala Changmin.
          “Ahhh... bagaimana bisa salah? Aku yakin itu benar seongsaenim” Changmin menyandarkan punggungnya putus asa.
          “Terus berusaha Changmin... ahhh sekarang Raewon seongsaenim bosan. Ayo pergi dari sini” Raewon meletakan gelas Caramel Machiatto nya yang sudah kosong.
          “Umm.. Seongsaenim mau kemana lagi? Bagaimana kalau kita ke toko musik diseberang?” Changmin memasukan bukunya kedalam tas yang ia bawa.
          “Baiklah aku mau~” Raewon tersenyum tipis.
          Changmin segera berdiri dari membantu Raewon berdiri. Ia kembali melingkarkan tangannya ke pinggang Raewon.
***
          “Annyeonghaseyo~” Sapa seorang yeoja penjaga toko musik yang baru Raewon dan Changmin masuki. Dan mereka berdua membalas sapaan yeoja tadi dengan senyuman.
          “Changmin-sshi, apa kau tau TVXQ?” Raewon memberhentikan langkahnya dan membuat Changmin yang merangkul pinggangnya ikut berhenti.
          “Raewon-ah.. bisa kah kau mengganti embel-embel sshi dibelakang namaku dengan oppa?” Changmin sedikit merajuk.
          “Eh? Hmmm.. baiklah o-oppa” Raewon sedikit kaku dengan panggilan oppa untuk Changmin.
          “nah begitu... Aku sedikit tau kok tentang mereka. Mereka itu.. boyband 5 orang kan? Kata teman-temanku di Amerika aku mirip dengan salah satu personilnya yang namanya hmm cho..choi..” Changmin mengingat-ingat nama personil TVXQ sebelum akhirnya dipotong oleh Raewon.
          “Choikang! Eh? Memang kau mirip dengannya?” Raewon mengamati wajah Changmin... ‘Ha? Ada apa dengan mataku? Kenapa Changmin.... jadi mirip Choikang?!’ Raewon sedikit melebarkan matanya.
          “Aku yakin tidak mirip. Karena... Choikang tidak mungkin setampan diriku” Changmin membanggakan dirinya.
          “MWO?! Menjijikan” Raewon melepaskan tangan Changmin dari pinggangnya dan berjalan menjauhi Changmin.
          Raewon mengitari toko musik itu dengan jalan yang agak dipaksakan. Berkali-kali ia mencoba beberapa CD di CD player yang disediakan toko ini. Sampai akhirnya ia menjatuhkan pilihannya pada beberapa album yang telah ada ditangannya.
          “Kau beli apa saja? Banyak sekali” Changmin menyambar semua album ditangan Raewon.
          “Ya! Mau kau apakan? Kembalikan” Raewon berusaha merebut kembali semua albumnya.
          “TVXQ, JYJ, 4men, Smtown, Urban Zakapa, 2NE1..” Changmin menyebutkan satu persatu album ditangannya.
          “Tunggu disini biarku bayar” Changmin meninggalkan Raewon menuju kasir.
          “Eh? Kau! Biar aku yang bayar” Raewon berusaha menyusul Changmin. Namun karena kakinya tak bisa berjalan cepat ia kalah cepat dari Changmin.
          “Ini..” Changmin menyodorkan album-album dalam paper bag yang baru ia bayar.
          “Kau yakin? Ini banyak sekali.. biar aku ganti” Raewon merogoh sakunya untuk mengambil dompetnya. Namun, tangannya ditahan oleh tangan Changmin.
          “Terimalah.. anggap ini tanda terima kasih ku karena kau mulai mau mengenaliku” Changmin tersenyum lebar.
          “Eh? Baiklah... Gomawo Changmin-oppa” Raewon menerima paper bag dari tangan Changmin sambil menunduk malu.
          “Ne, Cheonmaneyo. Sekarang ayo pulang, aku tak mau di omeli oppa mu”  Changmin menarik tangan kiri Raewon.
***
          BRUK!
          “Ahhh...” Raewon merasakan sesuatu yang berat menimpa pundak kirinya. Saat ia menolehkan kepalanya ke kiri dapat dilihatnya kepala Changmin yang menimpa pundaknya. Tangannya menegakkan kepala Changmin yang tertidur dan kembali memandang pemandangan kota Seoul lewat jendela bus.
          Baru sebentar Raewon berhasil menegakkan kepala Changmin, tiba-tiba Raewon merasakan hal yang sama untuk kedua kalinya. Dengan susah payah Raewon kembali menegakkan kepala Changmin.
BRUK!
          “Aaaaah berat sekaliiii~”  Raewon bergumam setelah kepala Changmin menimpa pundaknya untuk ke tiga kalinya.

          Raewon memejamkan matanya dan menempatkan kedua tangannya di kepala Changmin dan mendorongnya kuat. Karena Raewon tak mau melakukan hal yang sama untuk ke empat kalinya, ia memeluk tubuh Changmin untuk menjaga keseimbangan tubuh Changmin dan ia memejamkan matanya hingga akhirnya tertidur. Dan mereka tetap pada posisinya hingga tiba saat mereka untuk turun.
Tbc~

Maaf yah ceritanya makin gak jelas-___-v

Tidak ada komentar:

Posting Komentar