Selasa, 20 Desember 2011

Oppa Nappa [OneShot]


Cast: Jung Raewon, Shim Changmin, Lee Yeonhee
Genre: Failed Romance

Raewon POV
“Raewon-ah... Aku harus pergi menemui Lee Yeonhee. Mian, ne? Aku janji besok aku akan mengajarkan mu fotografi” Changmin oppa tersenyum lembut dan megusap rambut panjangku. Aku senang jika oppa tersenyum karena ku. Tapi apakah Changmin  oppa tau? Apakah oppa tau hatiku sakit?
“Ne.. oppa. Tapi kau harus janji” Aku tersenyum. Senyum yang dipaksakan.
“Tenang saja chagi” Changmin oppa mencium pipiku sekilas. Ini sudah biasa. Dan ia segera pergi menemui Yeonhee-nya.
“Oppa... apakah aku tak bisa menjadi satu-satunya untuk mu?” Aku tersenyum miris.
I know that I'm not the one.
But I still don't want to lose you.
Listen to me just this once.
I'm a woman when I stand in front of you.
***

Aku berdiri menatap bayanganku sendiri. Aku memasang kalung berbentuk sebuah gembok. Changmin oppa membelikanku kalung ini setahun yang lalu. Dia sendiri memiliki kalung yang sama hanya saja berbentuk kunci. Mungkin ini bisa dibilang romantis jika hanya aku dan Changmin oppa yang memiliki ini. Tapi sayangnya Yeonhee unnie memiliki kalung yang sama persis denganku.
Apakah penampilanku terlalu buruk? Apakah aku terlalu egois? Mengapa Changmin oppa tak bisa hanya menyayangiku saja. Kenapa harus ada Yeoja lain?
Aku beranjak dari depan cermin dan segera menyambar tas punggung beserta kamera SLRku di kasur. Ku harap Changmin oppa datang tepat waktu.
Is it so hard to take me out once?
You said you moved on. You said you were alone.
So why do you keep seeing her?
***
        Sudah satu jam aku disini. Di taman kota. Namun tak ada tanda-tanda Changmin oppaku sudah datang. Apa ini karena Yeonhee unnie?
        Apakah Yeonhee unnie tau diriku? Apakah ia tau kalau ada yeoja payah bernama Jung Raewon dikehidupan Changmin-nya? Apakah ia tau aku yang lebih dulu darinya mengenal Changmin-oppa? Apakah ia tau berapa pertanyaan dihatiku yang ingin aku ungkapkan kepada nya?
BLAM!
        Tiba-tiba semuanya gelap. Sepasang tangan menutup mataku. Meskipun tak menatap wajahnya langsung aku tahu dia Changmin oppa ku.
        “Raewon-ah mian aku terlambat lagi. Tadi...” Changmin oppa duduk disampingku. Aku sedikit menggeser tubuhku.
        “Kau menemui Yeonhee unnie” Aku meneruskan kata-katanya yang digantungkan begitu saja. “Oppa.. apa aku tak bisa menjadi satu-satunya bagimu?” Aku menatap mata Changmin-oppa dalam.
        “Maaf.. aku mencintai kalian” Changmin-oppa merangkul pundakku. Aku hanya mampu menunduk. Mataku mulai basah. Aku menangis.
        Tiba-tiba tangan Changmin oppa memeluk tubuhku erat. Dagu nya tepat berada dipuncak kepala ku. Aku marah padanya. Aku ingin memberontak dalam pelukannya. Tapi tubuhku tak bisa bergerak.
Am I not the one yet?
Am I not good enough?
Please just believe in me this once.
I can be good to you.
A million times a day.
You come to mind.
Even though my eyes tear, I hold them back.
       “Oppa... moodku hilang. Aku ingin pulang sekarang mianhae” Aku berdiri dari kursi taman yang terasa dingin ini. Namum tangannya yang hangat menahan tanganku. Changmin-oppa ikut berdiri dihadapanku.
        “Biar aku yang antar” Changmin oppa menarikku kearah mobilnya. Namun aku menahan langkahku dan ia menatap bingung kepada ku.
        “Aku bisa pulang sendiri” Aku masih menahan langkahku.
        “Kau sudah pucat. Aku takut kau sakit” Changmin melepaskan mantel tebalnya dan menghangatkan ku yang memang sudah pucat.
        “Aku bukan anak kecil. Biar aku pulang sendiri” Aku menarik tanganku sekuat tenaga agar terlepas dari genggamannya. Aku berjalan meninggalkan Changmin oppa dibelakangku.
        Aku berhasil mencapai halte bus. Aku meraih tiang halte untuk menyangga tubuhku. Kakikku terasa sangat lemas. Kurasa aku akan jatuh sekarang.
BRUK!
        Gelap. Semuanya gelap.

Is there a reason why I shouldn't love you?
You said you moved on. You said you were alone.

Then why do you keep seeing her?
***
        Changmin POV
        Aku dengar Raewon ku tidak sadarkan diri. Apa ini semua salahku? Aku tau aku salah. Aku mengingkari janjinya untuk datang tepat waktu. Aku tau Raewon marah padaku dan...Yeonhee.
        Apa aku harus memilih satu diantara Raewon dan Yeonhee? Aku tak bisa. Aku tau ini salah, tapi aku memang tak bisa memilih satu diantara keduanya.
BRUK!
        Aku membuka paksa pintu kamar rawat inap no. 1830. Aku berjalan menuju seorang yeoja yang terbaring lemah disamping dokter yang sedang memeriksa tubuhnya.
        “Dok.. Apa yang terjadi pada Raewon?” Aku menatap serius dokter yang rambutnya sudah memutih. Nametag didadanya tertulis Kim Inkwon.
        “Kau?.....” Dokter Kim menggantungkan pertanyaannya. Namu aku mengerti apa maksudnya.
        “Shim Changmin. Namjachingu Raewon” Aku membungkukkan badan kearah dokter Kim.
        “Aaahh... ne, dia terlalu lama diluar. Musim salju seperti ini memang bukan waktu yang baik untuk berdian diri diluar. Dan... sepertinya ia sedang banyak pikiran, namun tidak sampai depresi” Dokter Kim tersenyum padaku. Aku sedikit lega saat mendengar Raewon tidak depresi.
        “Kamsahamnida Dokter Kim..” Aku kembali membungkukkan badan. Dokter Kim balas tersenyum kearahku dan ia pergi meninggalkanku.
        Aku mendekati Raewonku yang lemah. Aku ingat dua tahun yang lalu ia sangat ceria, namun setahun terakhir semuanya berubah. Apa ini semua salahku? Kurasa memang benar salahku. Mianhae...
***
        Raewon POV
        Tubuhku sudah pulih. Seminggu yang lalu aku pulang dari rumah sakit. Aku terserang demam yang lumayan parah. Namun kata dokter sakitku tak membahayakan.
        Hari ini aku akan meminta kepastian dari Changmin oppa apakah ia bisa memilih satu diantara aku dan Yeonhee unnie. Jika masih tidak bisa aku akan melepasnya.
        Aku melihat sepatu All Star yang sangat aku kenali. Itu milik Changmin oppaku. Aku menatap rolex ditangan kiriku. Ini pertama kalinya setelah setahun terakhir ia datang tepat pada waktu yang dijanjikan.
        Aku menatap Changmin oppa dengan senyuman dibibirku. Ia duduk tepat didepanku.
        “Annyeong Raewon-ah~” Changmin oppa tersenyum padaku.
        “Oppa.. aku tak ingin bertele-tele. Aku ingin kepastian darimu. Apa kau bisa memilih antara aku atau Yeonhee unnie?” Aku menatapnya serius.
        “Raewon-ah. Kau membuat segalanya menjadi lebih cepat. Ini...” Changmin oppa menyerahkan amplop coklat kearahu. Aku segera menerima dan membukanya. Aku ingin menangis. Benar-benar ingin menangis. Namun aku tak mau merusak kebahagiaan Changmin oppaku.
Lee Yeonhee
&
Shim Changmin
        Apa yang kalian pikirkan dari dua buah nama sepasang kekasih yang tertera dalam satu tempat diatas surat resmi? Pernikahan.
        “Raewon-ah.. maafkan aku. Aku tak bisa berbuat apa-apa. Bagiku kau adalah anak kecil yang perasaannya harus dijaga. Namun aku sendiri tak bisa menjagamu. Mianhae” Changmin oppa mengenggam tanganku diatas meja. Jadi benar? Aku anak kecil dimatanya?
        “Oppa! Selamat menempuh hidup barumu dengan Yeonhee unnie. Semoga kalian bahagia” Suaraku parau. Aku menahan air mataku yang sudah diujung mataku. Aku beranjak dari kursi Cafe ini dan pergi menjauhi Changmin oppa yang bukan milikku lagi.
         Apa anak kecil selalu salah?

Oppa, you are a really bad person. You really don't know how I feel. Just believe in me. I can be good to you too.
END
Maaf gajelas-_-v

Tidak ada komentar:

Posting Komentar