Cast: Jung Raewon, Shim Changmin, Lee Yeonhee
Genre: Failed Romance
Raewon POV
“Raewon-ah...
Aku harus pergi menemui Lee Yeonhee. Mian, ne? Aku janji besok aku akan
mengajarkan mu fotografi” Changmin oppa tersenyum lembut dan megusap rambut
panjangku. Aku senang jika oppa tersenyum karena ku. Tapi apakah Changmin oppa tau? Apakah oppa tau hatiku sakit?
“Ne..
oppa. Tapi kau harus janji” Aku tersenyum. Senyum yang dipaksakan.
“Tenang
saja chagi” Changmin oppa mencium pipiku sekilas. Ini sudah biasa. Dan ia
segera pergi menemui Yeonhee-nya.
“Oppa...
apakah aku tak bisa menjadi satu-satunya untuk mu?” Aku tersenyum miris.
I know that I'm not the one.
But I still don't want to lose you.
Listen to me just this once.
I'm a woman when I stand in front of you.
But I still don't want to lose you.
Listen to me just this once.
I'm a woman when I stand in front of you.
***
Aku
berdiri menatap bayanganku sendiri. Aku memasang kalung berbentuk sebuah
gembok. Changmin oppa membelikanku kalung ini setahun yang lalu. Dia sendiri
memiliki kalung yang sama hanya saja berbentuk kunci. Mungkin ini bisa dibilang
romantis jika hanya aku dan Changmin oppa yang memiliki ini. Tapi sayangnya
Yeonhee unnie memiliki kalung yang sama persis denganku.
Apakah
penampilanku terlalu buruk? Apakah aku terlalu egois? Mengapa Changmin oppa tak
bisa hanya menyayangiku saja. Kenapa harus ada Yeoja lain?
Aku
beranjak dari depan cermin dan segera menyambar tas punggung beserta kamera SLRku
di kasur. Ku harap Changmin oppa datang tepat waktu.
Is it so hard to take me out once?
You said you moved on. You said you were alone.
So why do you keep seeing her?
You said you moved on. You said you were alone.
So why do you keep seeing her?
***
Sudah satu jam aku disini. Di taman kota.
Namun tak ada tanda-tanda Changmin oppaku sudah datang. Apa ini karena Yeonhee
unnie?
Apakah
Yeonhee unnie tau diriku? Apakah ia tau kalau ada yeoja payah bernama Jung
Raewon dikehidupan Changmin-nya? Apakah ia tau aku yang lebih dulu darinya
mengenal Changmin-oppa? Apakah ia tau berapa pertanyaan dihatiku yang ingin aku
ungkapkan kepada nya?
BLAM!
Tiba-tiba
semuanya gelap. Sepasang tangan menutup mataku. Meskipun tak menatap wajahnya
langsung aku tahu dia Changmin oppa ku.
“Raewon-ah
mian aku terlambat lagi. Tadi...” Changmin oppa duduk disampingku. Aku sedikit
menggeser tubuhku.
“Kau
menemui Yeonhee unnie” Aku meneruskan kata-katanya yang digantungkan begitu
saja. “Oppa.. apa aku tak bisa menjadi satu-satunya bagimu?” Aku menatap mata
Changmin-oppa dalam.
“Maaf..
aku mencintai kalian” Changmin-oppa merangkul pundakku. Aku hanya mampu
menunduk. Mataku mulai basah. Aku menangis.
Tiba-tiba
tangan Changmin oppa memeluk tubuhku erat. Dagu nya tepat berada dipuncak
kepala ku. Aku marah padanya. Aku ingin memberontak dalam pelukannya. Tapi
tubuhku tak bisa bergerak.
Am I not the one yet?
Am I not good enough?
Please just believe in me this once.
I can be good to you.
Am I not good enough?
Please just believe in me this once.
I can be good to you.
A million times a day.
You come to mind.
Even though my eyes tear, I hold them back.
You come to mind.
Even though my eyes tear, I hold them back.
“Oppa...
moodku hilang. Aku ingin pulang sekarang mianhae” Aku berdiri dari kursi taman
yang terasa dingin ini. Namum tangannya yang hangat menahan tanganku.
Changmin-oppa ikut berdiri dihadapanku.
“Biar
aku yang antar” Changmin oppa menarikku kearah mobilnya. Namun aku menahan
langkahku dan ia menatap bingung kepada ku.
“Aku
bisa pulang sendiri” Aku masih menahan langkahku.
“Kau
sudah pucat. Aku takut kau sakit” Changmin melepaskan mantel tebalnya dan
menghangatkan ku yang memang sudah pucat.
“Aku
bukan anak kecil. Biar aku pulang sendiri” Aku menarik tanganku sekuat tenaga
agar terlepas dari genggamannya. Aku berjalan meninggalkan Changmin oppa
dibelakangku.
Aku
berhasil mencapai halte bus. Aku meraih tiang halte untuk menyangga tubuhku. Kakikku
terasa sangat lemas. Kurasa aku akan jatuh sekarang.
BRUK!
Gelap.
Semuanya gelap.
Is there a reason why I shouldn't love you?
You said you moved on. You said you were alone.
Then why do you keep seeing her?
***
Changmin
POV
Aku
dengar Raewon ku tidak sadarkan diri. Apa ini semua salahku? Aku tau aku salah.
Aku mengingkari janjinya untuk datang tepat waktu. Aku tau Raewon marah padaku
dan...Yeonhee.
Apa
aku harus memilih satu diantara Raewon dan Yeonhee? Aku tak bisa. Aku tau ini
salah, tapi aku memang tak bisa memilih satu diantara keduanya.
BRUK!
Aku
membuka paksa pintu kamar rawat inap no. 1830. Aku berjalan menuju seorang
yeoja yang terbaring lemah disamping dokter yang sedang memeriksa tubuhnya.
“Dok..
Apa yang terjadi pada Raewon?” Aku menatap serius dokter yang rambutnya sudah
memutih. Nametag didadanya tertulis Kim Inkwon.
“Kau?.....”
Dokter Kim menggantungkan pertanyaannya. Namu aku mengerti apa maksudnya.
“Shim
Changmin. Namjachingu Raewon” Aku membungkukkan badan kearah dokter Kim.
“Aaahh...
ne, dia terlalu lama diluar. Musim salju seperti ini memang bukan waktu yang
baik untuk berdian diri diluar. Dan... sepertinya ia sedang banyak pikiran,
namun tidak sampai depresi” Dokter Kim tersenyum padaku. Aku sedikit lega saat
mendengar Raewon tidak depresi.
“Kamsahamnida
Dokter Kim..” Aku kembali membungkukkan badan. Dokter Kim balas tersenyum
kearahku dan ia pergi meninggalkanku.
Aku
mendekati Raewonku yang lemah. Aku ingat dua tahun yang lalu ia sangat ceria,
namun setahun terakhir semuanya berubah. Apa ini semua salahku? Kurasa memang
benar salahku. Mianhae...
***
Raewon
POV
Tubuhku
sudah pulih. Seminggu yang lalu aku pulang dari rumah sakit. Aku terserang
demam yang lumayan parah. Namun kata dokter sakitku tak membahayakan.
Hari
ini aku akan meminta kepastian dari Changmin oppa apakah ia bisa memilih satu
diantara aku dan Yeonhee unnie. Jika masih tidak bisa aku akan melepasnya.
Aku
melihat sepatu All Star yang sangat aku kenali. Itu milik Changmin oppaku. Aku
menatap rolex ditangan kiriku. Ini pertama kalinya setelah setahun terakhir ia
datang tepat pada waktu yang dijanjikan.
Aku
menatap Changmin oppa dengan senyuman dibibirku. Ia duduk tepat didepanku.
“Annyeong
Raewon-ah~” Changmin oppa tersenyum padaku.
“Oppa..
aku tak ingin bertele-tele. Aku ingin kepastian darimu. Apa kau bisa memilih
antara aku atau Yeonhee unnie?” Aku menatapnya serius.
“Raewon-ah.
Kau membuat segalanya menjadi lebih cepat. Ini...” Changmin oppa menyerahkan
amplop coklat kearahu. Aku segera menerima dan membukanya. Aku ingin menangis.
Benar-benar ingin menangis. Namun aku tak mau merusak kebahagiaan Changmin
oppaku.
Lee Yeonhee
&
Shim Changmin
Apa
yang kalian pikirkan dari dua buah nama sepasang kekasih yang tertera dalam
satu tempat diatas surat resmi? Pernikahan.
“Raewon-ah..
maafkan aku. Aku tak bisa berbuat apa-apa. Bagiku kau adalah anak kecil yang
perasaannya harus dijaga. Namun aku sendiri tak bisa menjagamu. Mianhae”
Changmin oppa mengenggam tanganku diatas meja. Jadi benar? Aku anak kecil
dimatanya?
“Oppa!
Selamat menempuh hidup barumu dengan Yeonhee unnie. Semoga kalian bahagia”
Suaraku parau. Aku menahan air mataku yang sudah diujung mataku. Aku beranjak
dari kursi Cafe ini dan pergi menjauhi Changmin oppa yang bukan milikku lagi.
Apa anak kecil selalu salah?
Oppa, you are a really bad person. You really don't know how I feel. Just believe in me. I can be good to you too.
END
Maaf
gajelas-_-v
Tidak ada komentar:
Posting Komentar